Sebuah ruangan yang berdinding gelap misalnya, akan menyerap cahaya sehingga ruang kelihatan lebih syahdu, temaram, cenderung muram.
Sebaliknya, ruang berdinding terang akan memantulkan cahaya lebih terang dari aslinya.
Objek yang bertekstur pada dinding akan kelihatan kusam bila diberi penerangan sekadarnya, namun akan tampak hidup dan dinamis bila disorot oleh cahaya lampu yang tepat.
Kedua, siapa saja anggota keluarga yang akan menggunakan masing-masing ruang tersebut dan untuk keperluan apa.
Seorang yang berumur 50 atau 60 tahun memerlukan pencahayaan 15 kali lipat lebih terang dibandingkan anak-anak 10 atau 15 tahun pada saat membaca.
Penting juga untuk menyusun seberapa lama setiap anggota keluarga akan beraktivitas pada masing-masing ruang, karena kamu akan bisa menyusun jenis lampu yang akan kamu gunakan untuk menerangi ruangan tersebut.
Dari daftar kebutuhan dan aktivitas, elemen dekoratif apa yang ada dalam setiap ruang, siapa yang menggunakan, seberapa lama aktivitas akan berlangsung, kamu akan mengetahui jenis lampu apa yang akan kamu gunakan untuk setiap ruangan.
Baca Juga: Do and Don’t Pencahayaan Eksterior dan Interior Menurut Pakar Lighting
Ketiga, kenali jenis-jenis lampu penerangan yang lazim untuk pencahayaan buatan di rumah.
Pembagian jenis lampu penerangan rumah memiliki banyak versi, namun umumnya dikelompokkan menjadi tiga kategori.
Ada yang menggunakan pembagian seperti berikut: general lighting, decorative lighting,dan task lighting; ada juga pengelompokan yang dibuat seperti ini: ambient/backgroundlighting, accent lighting, dan task lighting.