IDEAOnline-Persoalan sampah kian kompleks terutama di metropolitan dan kota besar di Indonesia.
Hingga kini belum ada obat yang mujarab mengatasi persoalan ini.
Sampah merupakan materi atau zat, baik yang bersifat organik maupun anorganik yang dihasilkan dari setiap aktivitas manusia.
Aktivitas bisa dalam rumah tangga, industri, maupun kegiatan komersial.
Dikutip dari Buku Rumah Tangga Peduli Lingkungan yang ditulis Bagong Suyoto, bagi pemilik pertama, apakah itu rumah tangga, institusi komersial, industri, atau lembaga lainnya, sampah dianggap sudah tidak bernilai lagi (Cointreau, 1992).
Melihat proses pemunculannya itu maka sampah akan selalu ada selama masih adanya kehidupan karena sampah merupakan konskuensi logis dari adanya hidup dan kehidupan.
Di dalam sampah terdapat persoalan lingkungan, juga (sebenarnya) potensi ekonomi yang dapat dikembangkan.
Baca Juga: Donasi Baju Jangan Sembarang, Waspadai Limbah Pakaian yang Kotori Bumi
Laju produksi sampah akan terus meningkat, tidak saja sejajar dengan laju pertumbuhan penduduk tetapi juga sejalan dengan meningkatnya pola konsumsi masyarakat.
Di sisi lain kapasitas penanganan sampah yang dilakukan oleh pemerintah kota/kabupaten pada umumnya belum sejajar atau bahkan cenderung semakin jauh dengan laju timbulan sampah tersebut.
Oleh karena itu tidak heran apabila akan terjadi ketimpangan yang semakin lebar antara kapasitas pelayanan dengan kebutuhan pelayanan.
Kondisi faktual yang terjadi adalah masih banyak orang yang belum tahu cara menangani sampah, tidak peduli karena tidak merasakan dampak langsung, tidak ada contoh panutan (karena semua melakukan hal yang sama) misalnya membuang sampah di bantaran sungai, dan yang terakhir malas (El Khobar, 2007).
Bagaimana bila sampah tidak ditangani dengan benar?
Dampak negatif yang ditimbulkan bisa pada dampak terhadap lingkungan, kesehatan, dan dampak sosial.
Dampak terhadap lingkungan di antaranya adalah menjadisalah satu penyebab banjir,pencemaran air kali/got,bau yang menyengat,mematikan biota air,pencemaran tanah,menyuburkan mikroorganisme patogen, dan pencemaran udara.
Dampak kesehatan bisa berupasesak napas, kanker paru-paru,diare (15 m), penyakit kulit, tempat yang cocok untuk lalat, kecoa, tikus, dan menjadi penyebab penyakit kolera, tifus, dan demam berdarah.
Dampak sosial dapatmengundang pemulung yang beberapa bisa saja mengganggu ketenteraman dan keamanan lingkungan, mengganggu kompleks tetangga, danmerenggangkan hubungan antartetangga menyebabkan hubungan memburuk.
#BerbagiIDEA #Berbagicerita #BisadariRumah #GridNetwork
(*)