Kalau kena, tingkat keparahannya tinggi. Hal ini terjadi di Indonesia juga luar negeri,” tambahnya.
Baca Juga: Dari Data Sinar-X, Ilmuwan Jelaskan Senyawa Alami ini Bunuh Nyamuk
Sementara itu, DEN-4 adalah jenis virus yang paling sedikit ditemukan serta tidak ganas. “DEN-4 paling jarang diteliti, karena paling sedikit jumlahnya di Indonesia dan di luar negeri.
Kami (Eijkman Institute) telah melakukan penelitian ke 20 kota di Indonesia, dan DEN-4 paling sedikit jumlahnya. Virusnya cenderung agak silent, tidak masif,” papar Tedjo.
Beda daerah, beda lagi jenis virus yang mayoritas menjangkit masyarakatnya.
Pada 2010 di Medan, DEN-3 menjadi jenis virus yang paling masif.
Tahun 2013 di Surabaya, mayoritas warganya terjangkit virus DEN-1.
“Dulu tahun 1970-an, dengue yang paling banyak adalah DEN-2. Begitu terus sampai tahun 1990-an. Tahun 1970-an juga angka kematiannya tertinggi, karena selain virusnya ganas, pengetahuan serta fasilitas tentang DBD di kalangan ahli medis masih minim,” lanjut Tedjo.
Baca Juga: Waspada Penularan Penyakit oleh Nyamuk Masih Terus Terjadi Saat Ini
Mutasi genetik virus dengue Virus dengue bermutasi dengan sangat cepat. DEN-1 misalnya, paling mudah ditransmisikan (ditularkan) karena sifatnya yang lebih kuat baik pada tubuh nyamuk maupun manusia.
Lain halnya dengan DEN-2. Virus ini memang ganas, namun ketika suatu virus terlalu ganas, kecenderungannya adalah membunuh orang.