Salah satu perubahan jika penyebaran Covid-19 bisa melalui udara terbukti benar adalah penggunaan masker.
"Mungkin maskernya pun akan lebih yang protektif karena jika (virus corona) airborne berarti dia ada di mana-mana, di udara sekitar," imbuh Budhi yang juga sebagai staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).
Dijelaskan Budhi, ketika virus corona ada di udara artinya virus dapat terhirup kapan dan di mana saja.
Selain itu, virus juga berpotensi masuk ke tubuh melalui masker yang memiliki celah.
"Konsekuensinya nanti akan ada biaya yang lebih mahal. Biasanya kita pakai masker bedah biasa, tapi dengan airborne bisa saja harus memakai masker yang N95," ujarnya.
Selain itu, kebijakan dalam rangka pencegahan penularan virus corona SARS-CoV-2 dipastikan akan lebih ketat dan protektif dari sebelumnya.
Budhi mengatakan, nantinya mungkin pemerintah daerah atau pemerintah pusat harus melakukan disenfiktan di udara yang lebih sering.
Baca Juga: Jangan Salah Kaprah! Bagaimana Cara Kerja Kalung Antivirus Kementan?
Kebiasaan sebelumnya tetap dilakukan
Jika nanti dipastikan bahwa virus corona menular lewat udara dan ada kebijakan-kebijakan baru untuk memproteksi diri, Budhi mengingatkan upaya pencegahan yang sudah dilakukan sebelumnya tetap harus dilakukan.
Hal ini seperti menjaga jarak sekitar 1-2 meter dan sering mencuci tangan dengan sabun selama 20 detik.
"Dan menggunakan masker yang cocok dengan airborne itu juga harus tetap dilakukan," tutupnya.Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul "WHO Akui Covid-19 Mungkin Menyebar di Udara, Apa yang Nanti Berubah?"