Setelah itu, kata Margono, EK menyimpan tubuh bayi dalam plastik merah dan digantung di atap WC.
Pada keesokan harinya, EK segera pergi ke Watublapi untuk menemui bidan desa untuk meminta pertolongan.
"Di puskesmas, tenaga medis pun mengeluarkan kepala dan ari-ari yang tertinggal dalam rahim," ujar Margono.
Margono mengatakan, pukul 10.00 Wita, ibu dan bidan desa kembali ke kampung halaman di Kajowair.
Diduga kelelahan Sehari sebelumya pada Sabtu (11/7/2020), sekitar pukul 08.00 Wita, EK mengikuti acara di rumah milik saudara di kampungnya.
Lalu, lebih kurang pukul 19.00, EK pulang ke rumah dengan Ia berjalan kaki sambil menggendong anaknya yang berusia 3 tahun.
EK menempuh jarak sekitar 500 meter dengan kondisi jalan naik turun menuju ke rumahnya. Kondisi jalan tanjakan.
Setibanya di rumah, ibu itu mengeluh sangat kecapean.
Lalu, sekitar pukul 20.00, ibu ini pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil.
Saat itu, anaknya sempat memanggil EK karena terlalu lama di kamar mandi.