IDEAOnline-Pendingin ruangan atau AC sudah menjadi kebutuhan bagi banyak masyarakat, khususnya di kota-kota besar.
Meski pendingin ruangan membuat kita merasa nyaman, tapi ternyata energi listrik yang dikeluarkan dapat memperburuk perubahan iklim.
Sebuah laporan terbaru yang diterbitkan International Energy Agency, organisasi nonpemerintah yang mewakili 30 negara termasuk AS, mengatakan ada sekitar 1,6 miliar unit AC di seluruh dunia yang telah memakan sekitar 10 persen listrik dunia.
Mereka memperkirakan, dalam 30 tahun ke depan jumlah penggunaan AC dapat melonjak sampai tiga kali lipat atau sekitar 5,6 miliar unit pendingin ruangan di seluruh dunia.
"Saat pendapatan meningkat maka kepemilikan AC juga akan meroket, terutama di negara-negara berkembang dan beriklim tropis. Sebab itu, penting untuk memprioritaskan produksi AC yang efisien," kata Fatih Birol, Direktur Eksekutif International Energy Agency, dilansir Mashable.
Baca Juga: Exhaust Fan Solusi Ruang Pengap, Apa Bedanya dengan AC dan Air Purifier?
Dalam laporannya, tim peneliti mengatakan semua orang berhak menggunakan AC.
Hanya saja kita harus menekan penggunaannya agar lebih efisien.
"Beberapa negara seperti Jepang dan Eropa telah membuat teknologi agar pendingin udara mereka 25 persen lebih efisien daripada AC yang dijual AS dan China," tulis penulis dalam laporannya.
Meski banyak negara yang memanfaatkan matahari dan angin sebagai energi, umumnya masih banyak produsen yang memanfaatkan bahan bakar fosil seperti batubara dan gas alam.