Sistem ini lebih banyak digunakan untuk kredit yang masa angsurannya sangat singkat seperti kredit pembelian kendaraan bermotor.
Baca Juga: Bukan untuk Ditinggali, Tips Beli Apartemen dengan Tujuan Disewakan
2. Sistem Bunga Efektif
Berbeda dengan sistem bunga flat, dalam sistem bunga efektif, nilai bunga dihitung berdasarkan utang pokok yang tersisa.
Bukan berdasarkan utang pokok awal seperti di sistem bunga flat.
Sebagai ilustrasi, debitur A mendapatkan KPA dengan plafon Rp250 juta.
Di bulan pertama, bunga dihitung mengacu pada plafon tersebut sebagai angka pinjaman pokok.
Lalu, setelah debitur A mencicil selama lima tahun degan bunga fixed selama 5 tahun, maka jumlah pinjamannya akan menurun menjadi Rp100 juta, misalnya.
Setelah itu, besarnya cicilan dihitung berdasarkan nilai pinjaman yang tersisa ditambah bunga yang dihitung fluktuatif mengikuti alur bunga pasar yang dikenakan pada nilai pinjaman yang tersisa.
Baca Juga: 3 Desain Apartemen Mikro di Bawah 30 Meter Plus Layoutnya, Kamar Tidur Bisa Sampingan dengan Dapur?