Menyangkut persoalan isu matahari dan Covid-19 tersebut, Ahli Alergi Imunologi Anak Indonesia, Prof Dr Budi Setiabudiawan dr SpA(K), menuturkan, keduanya memiliki keterkaitan secara tidak langsung.
Seperti diketahui, untuk bertahan dalam mencegah terhindar dari infeksi Covid-19, sistem kekebalan tubuh atau imunitas sangat diperlukan.
Budi menjelaskan, dalam melakukan fungsinya sebagai pertahanan, sistem kekebalan tubuh akan memperbanyak jumlah sel darah putih atau leukosit, dan melakukan pembentukan antibodi.
"Jika baik (fungsi pertahanan) berjalan normal, itu akan berhasil baik juga untuk mempertahankan diri dari benda asing yang masuk," kata Budi webinar bertajuk "Vitamin D3 Series Kalbe: Lindungi Anak Indonesia dengan Daya Tahan Tubuh yang Optimal", Kamis (23/7/2020).
Namun, sebaliknya, jika fungsi pertahanan ini berjalan dengan tidak normal (abnormal), maka bisa memicu hipersensitivitas (alergi) dan kejadian infeksi berulang (imunodefisiensi). Sementara itu, virus SARS-CoV-2 adalah benda yang dianggap asing oleh tubuh manusia.
Ketika imunitas atau sistem kekebalan tubuh tidak mampu mempertahankan diri dari serangan virus tersebut, maka akan timbul kejadian alergi dan infeksi.
Di antara gejalanya yang saat ini diketahui adalah sebagai berikut: Demam tinggim batuk dan pilek, sesak napas, panas dingin, badan gemetar berulang kali disertai menggigil, sakit kepala, nyeri otot, sakit tenggorokan, kehilangan kemampuan mencium bau dan mengecap rasa, mata merah, dan lelah.
"Makanya yang kita butuhkan adalah bagaimana sistem kekebalan tubuh kita itu terjaga," ujarnya.
Budi menyebutkan, salah satu cara mempertahankan supaya sistem kekebalan tubuh anak bisa berjalan dengan baik dan normal adalah dengan menjaga kesehatan mental dan melengkapi nutrisi yang dibutuhkan.
Adapun beberapa nutrisi yang wajib dicukupi adalah karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin.
"Vitamin D adalah salah satu vitamin yang berperan menjaga daya tahan tubuh Anak, selain berfungsi baik untuk tulang," tuturnya.