“Kamper bisa mengganggu kesehatan jika digunakan secara berlebihan atau terjadi kontak langsung melalui sistem pernapasan. Terutama bagi mereka yang berada pada kondisi rentan, seperti ibu hamil, bayi, anak-anak, atau orang yang sangat sensitif terhadap zat pewangi,” tutur Dr. MM. Sintorini Moerdjoko.
Selain itu, jika gas kedua zat kimia ini terhirup oleh hidung, dapat menyebabkan kepala pusing, mual, hingga muntah.
Sedangkan bagi penderita asma, wewangian yang beraroma tajam juga dapat menyebabkan serangan asmanya.
Paparan kamper melalui mata, juga dapat menyebabkan radang, iritasi, dan kemerahan pada mata.
Selain itu, kornea juga dapat mengalami kerusakan sehingga penglihatan korban menjadi kabur.
Bila racun terpapar melalui kulit, dapat menyebabkan iritasi kulit, rasa panas, reaksi alergi dan ada rasa gatal-gatal.
Gangguan kesehatan yang lebih serius bisa terjadi jika kamper tertelan.
Akibat yang ditimbulkannya adalah iritasi saluran pencernaan dan mengakibatkan mual, muntah, dan diare.
Sebuah studi yang dilakukan oleh organisasi kesehatan dunia, WHO, menyebutkan apabila terjadi kontak langsung antara zat kamper (naftalen) dengan bayi secara perkutan (penyerapan melalui kulit) dan paparannya sering secara berlebihan, maka dapat meningkatkan kadar bilirubin dalam darah dan akan mengganggu sistem syaraf pusat.
Baca Juga: Tingkatkan Pengamanan Rumah dengan CCTV, Ini Cara Kerja dan Perannya!
Baca Juga: Masih Ragu dengan Vaksin? Simak dan Cermati 5 Penjelasan Ahli Ini
Walaupun begitu, bukan berarti kamper tak boleh digunakan.