IDEAonline –Rumah yang bisa dianggap ideal adalah yang sesuai dengan kebutuhan sang penghuni. Baik itu dari kebutuhan ruang, maupun dari penempatan ruang.
Martin Kristianto dan Rosiana, semula membeli rumah ini dengan tujuan agar mereka lebih dekat dengan kantor, dan anak pertamanya lebih dekat dengan sekolahnya.
Namun setelah diamati, rumah yang mereka beli ini tidak sesuai dengan kebutuhan mereka, dan gayanya pun sangat tidak sesuai dengan keinginan mereka.
Baca Juga: Baru Pindah ke Apartemen, Lalu Bingung Cara Menatanya? Ikuti 5 Tahap Ini!
Akhirnya pasangan ini memutuskan untuk merombak total rumah mereka agar bisa menjadi sebuah rumah yang mereka idamkan selama ini.
Struktur Rumah Tetap
Dengan jumlah keluarga 4 orang, ditambah dengan 2 orang pembantu, ruangan di rumah ini terasa kurang.
Karena itu, rumah yang asalnya 2 lantai ini dirombak menjadi 3 lantai. Pengembangan ke arah atas terpaksa dilakukan karena pelebaran ke samping sudah tidak dimungkinkan lagi, akibat lahan yang terbatas.
Struktur utama rumah ini tetap di pertahankan, termasuk tangga ke lantai 2. Penambahan yang dilakukan adalah tangga ke lantai 3 dan ruang- ruang servis di lantai 3.
Selain struktur, model bukaan pagar juga tetap dipertahankan, yaitu pagar dengan 2 bukaan. Pagar model ini tetap dipertahankan agar 2 mobil yang mereka miliki dapat masuk dan keluar dengan mudah.
Gaya Minimalis
Pasangan pemilik dealer sebuah merek audio mobil ini menyukai gaya minimalis untuk rumah tinggalnya. Minimalis, menurut mereka, menyederhanakan ornamen sehingga rumah tampak luas dan bersih.
Perawatannya pun lebih mudah. Pengaturan zona pun dilakukan di rumah ini, agar semua kegiatan tidak saling mengganggu.
Lantai 1 bersifat semi publik; selain berfungsi untuk menerima tamu, di sini terdapat juga ruang keluarga kecil, ruang makan, dan dapur bersih.
Lantai 2 lebih bersifat privat; yang ada di lantai ini adalah ruang-ruang tidur untuk seluruh keluarga.
Pada ruang tidur utama ditambahkan sebuah walkin closet, agar kamar lebih terlihat rapi dan luas, karena lemari-lemari pakaian dikelompokkan di satu tempat.
Sedangkan lantai teratas dikhususkan untuk zona servis, seperti mencuci, menjemur, dan kamar pembantu.
Material Berkualitas
Karena rumah asalnya adalah rumah lama, lantainya ditutup dengan keramik biasa. Keramik ini tidak lagi sesuai bila rumah ingin diubah menjadi bergaya minimalis.
Baca Juga: Pantry Cantik Kebiruan di Area Depan, Persembahan bagi Sang Istri
Maka seluruh keramik yang ada diganti dengan keramik baru yang lebih sesuai. Selain itu, pemilik rumah memang menginginkan material yang berkualitas untuk rumah mereka.
Bahkan khusus untuk ruang tidur utama, penutup lantai yang dipakai adalah parket, sehingga ruang tidur ini terlihat lebih mewah dan berkelas.
Furnitur dari Bali
Furnitur yang dipakai di rumah ini adalah hasil desain kakak sepupu Rossy— panggilan akrab Rosiana. Ada dua jenis furnitur yang menghiasi rumah ini, yaitu furnitur dari kulit dan dari kayu.
Furnitur dari kulit adalah furnitur lama yang dibawa ke rumah baru ini, di antaranya sofa kulit hitam yang diletakkan di ruang tamu dan ruang keluarga.
Sedangkan furnitur lainnya adalah furnitur berbahan dasar kayu yang memang dirancang khusus untuk rumah ini. Furnitur kayu ini dibuat di workshop yang terletak di Bali.
Baca Juga: Baru Pindah ke Apartemen, Lalu Bingung Cara Menatanya? Ikuti 5 Tahap Ini!
Partisi yang menutupi arah pandang dari pintu masuk ke arah dalam, dibuat berdasarkan Feng Shui.
Partisi diletakkan di sini karena penghuni rumah percaya bahwa tidak baik bila area dalam rumah langsung terlihat dari luar/jalan.
Namun agar tidak membuat ruangan jadi sempit, partisi ini dibuat dengan desain yang semi transparan.
Sedangkan untuk menjaga agar barang-barang yang tidak sering dipakai tidak berserakan di dalam rumah, maka diletakkanlah sebuah lemari kayu polos berlaci di samping pintu masuk. Lemari ini berfungsi sebagai gudang kecil untuk menyimpan berbagai peralatan dan kunci.
#BerbagiIDEA #Berbagicerita #BisadariRumah #GridNetwork
Artikel ini tayang di Tabloid RUMAH edisi 72