Follow Us

Dulu Untuk Hindari Binatang Buas dan Cegah Kelembaban, Ternyata Miliki Rumah Panggung di Era Modern Ini Juga Menarik, Kenapa Tidak?

Fatur Rohman - Jumat, 13 November 2020 | 21:54
Rumah panggung nan modern
LOKASI: KEDIAMAN SANTOSO W. REKSOPRODJO (ART DESIGN INDONESIA, PEJATEN FOTO: SIS

Rumah panggung nan modern

IDEAonline –Beberapa saat setelah tiba di kediaman keluarga Santoso W. Reksoprodjo di daerah Pejaten, Jakarta Selatan, kami langsung diajak ke lantai atas, melalui tangga yang ada di bagian depan rumah (Tabloid RUMAH edisi 89).

Mengapa tidak ke lantai bawah lebih dulu?

Baca Juga: Terungkap Solusi Dinding Mengembung dan Kopong hingga Berjamur, Jangan Asal Perbaiki!

Baca Juga: Lavender Hingga Cengkeh Ternyata Mujarab Usir Lalat di Rumah, Kok Bisa?

“Inilah konsep dasar rumah panggung. Di sini, kegiatan utama dilakukan di lantai atas,” jawab Santo—panggilan akrab Santoso W. Reksoprodjo.

Konsep bertinggal seperti ini umurnya sudah tua sekali.

Dulu, nenek moyang kita membuat struktur yang dinaikkan karena beberapa alasan—seperti menghindari binatang buas dan mencegah kelembaban (terutama pada lingkungan berair).

optimal, tampak depan rumah di lantai atas terdiri dari kaca dan jendela pivot. Agar tidak terlalu silau di siang hari bagian ini dilapisi kisi-kisi kayu.
Tab RUMAH

optimal, tampak depan rumah di lantai atas terdiri dari kaca dan jendela pivot. Agar tidak terlalu silau di siang hari bagian ini dilapisi kisi-kisi kayu.

Pada rumah panggung modern milik Santo, arsitek sekaligus pemilik rumah ini, Anda dapat menyaksikan bagaimana konsep rumah panggung tradisional diterjemahkan dalam bangunan modern.

Seperti rumah pada umumnya, sebelum memasuki ruang tamu/ keluarga, terdapat teras yang terbuka dan asri (di lantai atas). “Saya biasa menerima tamu di teras ini,” ujar Santo.

Ruang-ruang yang ada di lantai atas adalah ruang tamu/keluarga, ruang makan, ruang tidur, dan kamar mandi.

Lantai bawah dimanfaatkan untuk ruang servis, garasi, kamar anak, dan ruang makan.

Baca Juga: Rumahnya Sempat Digeruduk Raffi Ahmad, Ternyata Youtuber Ini Sempat Rasakan Susahnya Jadi TKI, Kini Sukses dan Miliki Hunian Nyaman

Baca Juga: Lavender Hingga Cengkeh Ternyata Mujarab Usir Lalat di Rumah, Kok Bisa?

Arsitek yang berkantor di daerah Tebet, Jakarta Selatan, ini melanjutkan, “Bedanya dengan rumah tradisional—yakni melakukan kegiatan memasak di lantai atas—saya meletakkan dapur di bawah untuk alasan keamanan, jadi tidak boleh ada api di lantai atas.”

Santo membeli kayu damar laut untuk lantai teras ini sekitar 2 tahun lalu di pelabuhan Tanjung Priok. Sementara di bagian dalam rumah tampak seperangkat meja makan.
sis

Santo membeli kayu damar laut untuk lantai teras ini sekitar 2 tahun lalu di pelabuhan Tanjung Priok. Sementara di bagian dalam rumah tampak seperangkat meja makan.

Konstruksi Panggung

Konstruksi panggung adalah warisan budaya dalam membuat bangunan dari nenek moyang kita. Tengoklah rumah tradisional di Sumatera, Kalimantan, atau Sulawesi, rata-rata berupa rumah panggung.

Konstruksi yang “diangkat ke atas” seperti ini menuntut penggunaan struktur yang ringan. Santo memilih baja hollow sebagai kolom dan balok utama dengan bentang maksimal 5 m dan sambungan antarbesinya dilas.

Baca Juga: Utarakan Maksud Selalu Merasa Down Saat Pulang ke Rumah, Terungkap Alasan Gading Rela Berpisah dengan Sang Istri Kala Itu

Baca Juga: Pas Bangun Kulit Gatal Kemerahan Padahal Tak Ada Nyamuk? Itu Tanda Kasurmu Sudah Jadi Sarang Tungau! Ini Solusinya

Ruang makan utama ada di lantai atas meski dapur berada di lantai bawah. Namun, tetap ada pantry di lantai atas untuk menyiapkan makanan atau mencuci piring.
sis

Ruang makan utama ada di lantai atas meski dapur berada di lantai bawah. Namun, tetap ada pantry di lantai atas untuk menyiapkan makanan atau mencuci piring.

Ia berkomentar, “Paling baik sebenarnya adalah sambungan dengan baut, tapi di sini saya hanya mengelasnya.”

Baca Juga: Lavender Hingga Cengkeh Ternyata Mujarab Usir Lalat di Rumah, Kok Bisa?

Sambungan dengan baut membuat konstruksi tidak kaku sehingga apabila terjadi gempa, bangunan tidak akan rubuh tapi mengikuti arah gerakan.

Sedangkan untuk atap, digunakan struktur atap baja yang dilapis dengan kalsiboard. Konstruksi antigempa juga ditemui pada struktur bawah.

Santo menggunakan pondasi umpak/setempat dari beton bertulang pada tiap kolom. “Tidak perlu sloof karena saya tidak memakai dinding bata sehingga beban bangunan tidak berat,” jelas ayah 2 anak ini.

Lantai atas tidak seluruhnya di-dak, hanya di bawah teras, kamar mandi, dan tempat AC.

Sebagian besar struktur lantai atas menggunakan balok-balok kayu damar kayu berjarak 60 cm dan dilapis multipleks 2 cm.

#BerbagiIDEA #Berbagicerita #BisadariRumah #GridNetwork

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya

Latest