Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Tak Ada Negara Terbebas dari Krisis Iklim, Ini 5 Alasan Perlunya Negara Tegas Ambil Kebijakan soal Perubahan Iklim

Kontributor 01 - Senin, 14 Desember 2020 | 11:34
Ilustrasi geombang panas.
Kompas.com

Ilustrasi geombang panas.

IDEAOnline-Akhir-akhir ini penelitian terhadap dampak perubahan iklim atau climate change, semakin menunjukkan ancamannya terhadap keberlangsungan makhluk hidup di bumi ini.

Berdasarkan laporan penelitian terbaru dari Lancet Countdown 2020 dengan tajuk Kesehatan dan Perubahan Iklim yang dirilis hari, Kamis (3/12/2020) menunjukkan, tidak ada negara yang akan terhindar dari krisis akibat perubahan iklim.

Oleh karena itu, para penulis dalam laporan tersebut mengatakan perlu adanya tindakan tegas dan cepat yang harus diambil oleh seluruh negara.

Mengapa seluruh negara harus tegas mengambil kebijakan terkait perubahan iklim?

Ada beberapa poin utama yang menjadi perhatian para peneliti, untuk mengingatkan seluruh negara segera bertindak tegas dalam mengambil kebijakan terkait dampak perubahan iklim ini.

Berikut di antaranya.

1. Ancaman kesehatan manusia.

Perubahan iklim diyakini sebagai ancaman kesehatan seluruh dunia yang berdampak pada mata pencaharian dan kehidupan, serta memiliki kekuatan merusak sistem kesehatan di semua negara, tanpa terkecuali.

Direktur Eksekutif Lancet Coundtdown, Dr Ian Hamilton menyampaikan, bahwa ancaman terhadap kesehatan manusia dipastikan berlipat ganda dan meningkat karena perubahan iklim.

"Sistem perawatan kesehatan pun berisiko hancur di masa depan, kecuali para pemimpin negara mengubah arah pembangunan," kata Hamilton.

Tidak hanya itu, negara kaya ataupun miskin dipastikan tidak ada yang memiliki kekebalan atas krisis kesehatan dari buruknya perubahan iklim.

2. Pemulihan pandemi Covid-19 dan iklim harus dilakukan bersama.

Para penulis dalam laporan tersebut mengatakan, pemulihan dari pandemi Covid-19 menawarkkan peluang penting dan kunci untuk para pemimpin negara dalam bertindak terhadap perubahan iklim.

Menurut Hamilton, bersama-sama bertindak terhadap dua krisis, yaitu Covid-19 dan iklim di saat bersamaan dan saling berkaitan, menawarkan kesempatan untuk meningkatkan sistem keselamatan kesehatan masyarakat.

Selain itu, tindakan tegas seluruh negara terkait perubahan iklim juga akan menciptakan ekonomi yang berkelanjutan, sekaligus melindungi lingkungan tentunya.

"Pandemi Covid-19 telah menunjukkan kepada kita, bahwa ketika kesehatan terancam dalam skala global, ekonomi dan cara hidup kita dapat terhenti," kata Hamilton.

Baca Juga: Masyarakat Diminta Waspada Potensi Bencana Alam di Tengah Pandemi Covid-19

Akibat dari perubahan iklim tersebut, ancaman kesehatan manusia bisa berlipat ganda dan sistem perawatan kesehatan yang berisiko hancur di masa depan juga dapat dilihat dari beberapa kejadian atau peristiwa-peristiwa bencana alam yang sudah terjadi.

Hamilton melanjutkan, contoh dari kejadian bencana alam yang berakibat pada kesehatan manusia dan sistem perawatan kesehatan juga telah terjadi sejak tahun-tahun sebelumnya hingga tahun 2020.

Pada tahun ini terjadi kebakaran hutan hebat di California, Amerika serikat dan badai tropis yang menghancurkan di Karibia dan Pasifik, di mana bencana itu berlangsung bersamaan pandemi Covid-19.

"Ini menjadi peringatan tragis dan menggambarkan bahwa dunia tidak memiliki kekuatan dalam menangani pandemi, dan juga menggambarkan secara tragis, bahwa dunia tidak bisa memilih untuk menangani satu krisis saja pada satu waktu bersamaan," tegas Hamilton.

3. Paparan gelombang panas.

Laporan dari Lancet menunjukkan bukti baru, bahwa dalam dua dekade terakhir terjadi peningkatan 54 persen kematian usia tua akibat naiknya suhu panas bumi.

Selain itu, paparan gelombang panas akan sangat berdampak juga pada orang di atas usia 65 tahun.

Namun, sebanyak 120 orang akademisi dan peneliti yang fokus pada kesehatan dan perubahan iklim terkemuka dunia- yang berada di balik laporan ini- juga angkat bicara.

Mereka sepakat mengatakan, penting sekali para pemimpin negara bisa mengambil tindakan nyata dan cepat untuk mengatasi dampak perubahan iklim, yakni dengan melaksanakan rencana komitmen untuk membatasi kenaikan suhu global hingga jauh di bawah 2 derajat celcius.

Hal itu dikarenakan, dunia dapat memitigasi guncangan masalah ini sekaligus menyelamatkan kesehatan masyarakat dan ekonomi sebagai gantinya.

4. Mengurangi risiko pandemi baru.

Pada saat yang sama, dengan mengambil tindakan terhadap dampak perubahan iklim ini, tindakan tersebut juga dapat mengurangi risiko pandemi baru di masa mendatang.

Sebab, perubahan iklim adalah pemicu yang dapat mendorong risiko pandemi zoonosis, yaitu endemik yang disebabkan oleh penyakit menular yang berpindah dari hewan ke manusia bukan manusia ke manusia.

5.Terlaksananya Perjanjian Paris Kolaborasi para ahli di lebih dari 35 institusi, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) dipimpin oleh University College London dan diterbitkan pada peringatan lima tahun Perjanjian Paris, ketika dunia bersepakat untuk membatasi naiknya suhu global untuk tetap berada di bawah 2 derajat Celcius.

Direktur Regional Asia untuk Laporan Lancet Countdown terbaru yang berbasis di Universitas Tsinghua, Beijing, Dr Wenjia Cai mengatakan, bahwa pada peringatan 5 tahun Perjanjian Paris, kita harus menghadapai kemungkinan terburuk untuk kesehatan masyarakat yang telah terjadi pada generasi kita.

"Kegagalan dalam memenuhi komitmen iklim ini, dapat membuat beberapa tujuan kunci pembangunan berkelanjutan seperti di luar jangkauan dan kemampuan untuk membatasi pemanasan bumi," jelasnya. Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul 5 Alasan Negara Perlu Tegas Ambil Kebijakan soal Perubahan Iklim

#Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork

(*)

Source : kompas

Editor : iDEA

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular