Lebih lanjut ia menjelaskan, bahwa kulit kita memiliki bakteri yang buruk maupun bakteri baik, dan bila menggunakan produk antibakteri terlalu sering, maka bakteri baik pada kulit akan terbunuh.
“Risiko lainnya, barier kulit akan terganggu, sehingga kulit menjadi lebih sensitif dan berisiko iritasi, terutama untuk individu yang memiliki tipe kulit sensitif (atopic skin),” tuturnya.
Merujuk pada Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), cuci tangan dengan sabun biasa bermanfaat mengurangi jumlah bakteri di kulit sebanyak 82%, dan terpenting, tidak ada perbedaan yang signifikan antara sabun antiseptik dan sabun biasa dalam mengurangi jumlah bakteri.
Sehingga, dalam kondisi aktivitas normal, penggunaan sabun biasa untuk mandi sudah cukup untuk membersihkan tubuh dari kotoran atau microba.
“Untuk menghindari virus corona menempel pada tubuh, mandi dengan sabun dan air bersih, serta mengganti semua pakaian setiap kali setelah keluar rumah.
Penggunaan antiseptik dengan bahan povidone iodine, menurutnya bisa digunakan sebagai alternatif pencegahan, jika harus pergi ke area yang memiliki risiko tinggi atau jika terpapar dengan pasien Covid-19 tanpa penggunaan APD (alat pelindung diri).
Untuk mencegah terinfeksi virus corona, dr. Edwin menyarankan agar tidak bergantung pada cairan antiseptik yang mengandung povidone iodine, melainkan dengan menjaga kesehatan tubuh dan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
“Yang utama adalah menjaga pola hidup sehat, tidak begadang, minimal stres, mengurangi konsumsi kopi, makan minum bergizi, olahraga teratur dan menerapkan 3 M, yaitu mencuci tangan, memakai standart masker 3 lapis, dan menjaga jarak serta menghindari kerumunan,” pungkasnya. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Mandi Pakai Cairan Antiseptik dengan Povidone Iodine, Hati-hati Kulit Iritasi
#BerbagiIDEA