Follow Us

BMKG: Multirisiko Bencana di Indonesia Meningkat Hingga Maret 2021

Kontributor 01 - Minggu, 17 Januari 2021 | 11:00
Ilustrasi cuaca ekstrem, cuaca buruk, peringatan dini cuaca(
Shutterstock

Ilustrasi cuaca ekstrem, cuaca buruk, peringatan dini cuaca(

Awan Cumulonimbus

Berdasarkan informasi resmi BMKG, pada tujuh hari ke depan juga terdapat prospek pertumbuhan awan konvektif (cumulonimbus) bercampur dengan awan konvektif lainya dengan tingkat kerapatan Occasional (OCNL) sekitar 50-75 persen di atas wilayah: Aceh, Sumatera Utara, Samudra Hindia sebelah barat, Sumatera, Sumatera Selatan, Lampung, sebagian besar Pulau Jawa, Perairan selatan Pulau Jawa, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur ,Kalimantan, Timur Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, dan Laut Jawa, Perairan Selat Makassar, Sebagian besar Sulawesi, Laut Sulawesi, Kepulauan Halmahera, Kepulauan Maluku .

Selain itu, terdapat potensi pertumbuhan awan cumulonimbus dengan tingkat kerapatan Frequent (FRQ) diatas 75 persen terjadi di atas wilayah Riau, Kepulauan Riau, Perairan Natuna, Bangka Belitung, dan Perairan utara Kepulauan Halmahera.

Lebih lanjut, prakiraan potensi pertumbuhan awan konvektif periode Desember 2020-Januari 2021 yang menghasilkan gangguan penerbangan berpotensi pada sebagian besar wilayah Indonesia bagian tengah hingga bagian timur.

Kemudian, wilayah paling berpotensi pertumbuhan awan konvektif terbesar terjadi di sekitar wilayah NTB hingga NTT. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul BMKG: Puncak Musim Hujan, Ini Daerah-daerah yang Berpotensi Banjir

#BerbagiIDEA

Source : kompas

Editor : iDEA

Latest