Follow Us

Waspada Anak Bisa Keracunan hingga Alami Kematian Dini, Jangan Lagi Simpan Obat di Dalam Kulkas Tanpa Tahu Batas Kadaluarsanya!

Maulina Kadiranti - Kamis, 21 Januari 2021 | 11:54
Ilustrasi keracunan
iStockphoto

Ilustrasi keracunan

IDEAonline - Sebuah berita sempat menghebohkan beberapa waktu belakangan.

Kejadiannya ada di negeri Jiran Malaysia.

Pria berporfesi guru itu memosting anak didiknya yang harus dilarikan ke ruang gawat darurat, bahkan mengalami koma.

Baca Juga: Sudah Kaya dari Lahir, Ternyata Nagita Slavina Miliki Kediaman di Australia yang Tak Pernah Diketahui Media, Dibongkar Langsung oleh Sang Asisten

Baca Juga: Ini Alasan Tak Perlu Panik dengan Kondisi Covid-19 di Indonesia

Gara-garanya saat itu ia sakit, lalu meminum obat yang disimpan di dalam kulkas.

Ilustrasi anak sakit dan dampak  simpan obat di kulkas
tribunnews

Ilustrasi anak sakit dan dampak simpan obat di kulkas

Usai minum obat tersebut, anak itu langsung pingsan dengan mulut berbuih (berbusa).

Celakanya lagi, sang kakak yang juga mengalami penyakit yang sama, yaitu demam, juga langsung mengalami hal sama usai meminum obat tersebut.

Hal tersebut di atas dapat diketahui dari postingan bernama Adi Manja di bawah ini:

Jangan simpan obat di dalam kulkas
facebook

Jangan simpan obat di dalam kulkas

Adi Manja pun berpesan, "Semoga kejadian ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua yang suka menyimpan obat dalam kulkas.

Dokter mengatakan bahwa obat medis yang disimpan dalam waktu lama bisa menjadi racun yang mematikan.

Tidak boleh menyimpan obat dalam kulkas lebih dari 2 bulan.

Silakan peringatkan keluarga dan kerabat anda mengenai kejadian ini agar tidak terjadi kepada mereka."

Menanggapi postingan heboh di atas, dr Martin Leman, SpA, DTMH mengungkapkan, meski obat bisa menyebabkan keracunan, tapi gejalanya tidak seperti yang diceritakan dalam postingan di atas.

"Postingan di atas menyebutkan, korban pingsan dengan mulut berbusa usai minum obat, padahal meski obat bisa menjadi racun berbahaya, gejala keracunan obat tidak separah yang diungkapkan di postingan," ungkap dokter anak yang berpraktik di RS Harapan Bunda Pasar Rebo, Jakarta Timur ini.

"Gejala keracunan obat tidak menyebabkan pingsan atau tidak sadar, kemudian tidak menyebabkan mulut berbusa," tambahnya.

Adapun gejala keracunan obat yang umum ditemui adalah biasanya mual, muntah, dan pusing.

Gejala itu terjadi karena obat yang dikonsumsi sudah kedaluwarsa.

Masalahnya, banyak orangtua yang cenderung menyimpan obat di kulkas agar awet alias masa simpannya lebih panjang.

Padahal, seperti dilansir kompas.com, penyimpanan obat di dalam kulkas tidak memperpanjang masa kedaluwarsa, bahkan bisa merusak obat.

Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun Pernikahan di Rumah Sendiri, Unggahan Nia Ramadhani Saat Ikut Merayakan Perayaan Sang Mertua Banjir Komentar, 'Happy Wedding Anniversary’

Baca Juga: Bercerai Tahun 2014, Nia Daniyati Bangun Tembok Antara Rumah Mewahnya dan Sang Mantan Suami: Dia Tetap Ayah Anak Saya

Pada kemasan obat, biasanya tak hanya ada petunjuk pemakaian, tetapi juga penyimpanan obat. Staf Clinical Research Supporting Unit (CRSU) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr J Hudyono MS, SpOk, MFPM, mengatakan, penyimpanan obat yang salah bisa merusak fungsi obat. Misalnya, menyimpan sisa obat sirup di dalam kulkas. "Sudah sembuh obatnya disimpan, tapi ada yang disimpan di kulkas. Itu kesalahan. Di kemasan ada petunjuk disimpan pada suhu tertentu. Kalau di kulkas, di bawah 8 derajat bisa menggumpal," kata Hudyono dalam Pfizer Press Circle di Jakarta, Senin (31/10/2016).

Begitu pula dengan obat tablet maupun kapsul.

Bacalah petunjuk penyimpanan obat.

Umumnya, penyimpanan obat tidak di tempat yang lembab, suhu tinggi atau panas, dan tidak pada suhu dingin.

Artinya, OBAT TIDAK COCOK DISIMPAN DI KULKAS.

Tidak seperti makanan, penyimpanan obat di kulkas tidak akan memperpanjang usia pemakaian obat.

Penyimpanan yang salah justru bisa mengurangi keefektifan obat dalam menyembuhkan penyakit. "Obat sangat sensitif dengan perubahan suhu, kalau tidak sesuai nanti bisa rusak," ujar Staf Penilai Obat Jadi BPOM ini.

Baca Juga: Sudah Kaya dari Lahir, Ternyata Nagita Slavina Miliki Kediaman di Australia yang Tak Pernah Diketahui Media, Dibongkar Langsung oleh Sang Asisten

Baca Juga: Kembali Renovasi dalam Waktu Dekat, Raffi Ahmad Akan Bangun Kolam Renang Raksasa Mirip Marina Bay Sands Singapura, Yakin?

Penyimpanan obat yang tidak benar ini biasanya juga terjadi pada distribusi obat palsu maupun ilegal.

Misalnya, disimpan berlama-lama di dalam bagasi mobil yang membuat obat kepanasan hingga akhirnya rusak.

Sebaiknya, obat memang tidak disimpan terlalu lama karena ada masa kedaluwarsanya.

Dan obat kedaluwarsa bila dikonsumi akan menyebabkan keracunan.

Beberapa tanda keracunan obat selain mual, muntah, dan pusing antara lain:

- Muntah darah, sakit perut, diare, dan perdarahan pada saluran cerna.

- Sakit dan sesak dada.

- Dada berdebar.

- Pusing atau sakit kepala.

Baca Juga: Desain dengan Cermat 5 bagian Atap Ini agar Aman Bocor, Cek Yuk!

Baca Juga: Merespons Hujan Mencegah Banjir, Desain Rumah dengan Cara Ini!

- Kejang.

- Penurunan kesadaran, bahkan hingga koma.

- Kulit atau bibir kebiruan.

- Hilang keseimbangan.

- Kebingungan atau gelisah.

- Halusinasi.

#Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya

Latest