Follow Us

Isu Lingkungan Tak Surut, 5 Material Bangunan Ini Bakal Diminati 2021

Johanna Erly Widyartanti - Jumat, 05 Februari 2021 | 16:14
Bambu, salah satu material lokal, kuatnya melebihi besi dan beton.
Kompas.com

Bambu, salah satu material lokal, kuatnya melebihi besi dan beton.

IDEAOnline-Di tengah pandemi yang belum juga usai, isu lingkungan tak juga surut, dari pemanasan global hingga menipisnya sumber daya alam.

Dalam perkembangannya, isu ini pun telah mengubah minat dan menciptakan sebuah tren baru, yang mengusung pergerakan gaya hidup “hijau”—atau sering dikenal dengan istilah go green—di kalangan masyarakat.

Lantas, tren ini pun menjadi kiblat baru bagi para arsitek, desainer, dan produsen—khususnya produsen material bangunan—untuk menciptakan rancangan dan inovasi yang mendukung pergerakan ini.

Berdasar pengamatan pada berbagai desain karya arsitek dan desainer yang dinginkan oleh pemilik rumah, IdeaOnline mencatat 5 jenis material bangunan ini akan banyak diminati di tahun 2021.

Susunan batu tampil seakan tanpa sambungan ini dibuat dari material keramik.
Dok. Roman

Susunan batu tampil seakan tanpa sambungan ini dibuat dari material keramik.

1. Kecamik dinding

Keramik memang telah menjadi material utama yang mengisi hunian di tanah air, mengingat harganya yang terjangkau dan motifnya yang beragam, serta perawatan yang sangat mudah.

Teknologi dan inovasi yang mengiringi perkembangan produk keramik ini, telah menciptakan berbagai pilihan produk, tak lagi hanya sebagai penutup lantai, dinding kamar mandi, ataupun. back panel dapur.

Keramik kini mulai sering diaplikasikan sebagai pelapis dinding dekoratif di berbagai ruang.

Aneka pilihan motif, warna, dan tekstur keramik kini makin memperlebar penggunaannya untuk setiap bagian rumah.

Dalam segi perawatan, keramik pun cenderung mudah dibersihkan, cukup dilap dengan kain bersih, tanpa harus menggunakan zat-zat kimia.

Keramik mudah didapatkan dan harganya pun terjangkau, serta bisa digunakan untuk jangka waktu yang panjang.

Berbeda dengan wallpaper—yang cenderung “boros” kertas, ataupun cat dinding yang pada umumnya harus diganti atau dilapis ulang bila warnanya telah pudar.

Baca Juga: Tren Keramik Masa Kini Dilihat dari 4 Unsur yang Memengaruhi Pilihan

Ilustrasi penggunaan papan semen aman untuk area luar di sekitar gazebo ini.
Dok. Conwood

Ilustrasi penggunaan papan semen aman untuk area luar di sekitar gazebo ini.

2. Papan pengganti kayu

Yang dimaksud dengan papan pengganti kayu adalah papan yang dibuat dari material selain kayu, namun berfungsi untuk menggantikan kayu.

Ada yang terbuat dari campuran semen, ada pula yang menggunakan sedikit sisa limbah kayu dalam kandungannya.

Meskipun telah masuk ke Indonesia sejak beberapa tahun silam, material papan pengganti kayu ini masih belum terlalu familiar di telinga para pemilik hunian.

Padahal, papan pengganti kayu ini memiliki tampilan yang sangat menyerupai kayu, baik secara penampakan visual ataupun tekstur.

Di luar tampilan fisiknya, papan pengganti kayu ini memiliki beragam kelebihan yang tak dimiliki oleh kayu biasa, seperti ketahanannya terhadap air dan api, antirayap, tidak mudah melengkung, tidak menyerap kelembapan, serta tidak mengandung asbestos.

Kekuatannya pun tak usah diragukan lagi.

Oleh karena itu, tak hanya sebagai pengisi interior, banyak yang menggunakan papan pengganti kayu ini untuk melapisi fasad, menjadi secondary skin (kulit kedua) bngunan, yang tentu saja aman akan pengaruh iklim (hujan dan panas).

Baca Juga: Material Aman Hadapi Hujan, Papan Fiber Semen Tahan Rayap dan Air

Rangka atap baja ringan. kuat, antikarat, antikeropos, antirayap, bobotnya ringan.
Dok. Serial Rumah

Rangka atap baja ringan. kuat, antikarat, antikeropos, antirayap, bobotnya ringan.

3. Rangka atap non kayu

Dalam pembangunan hunian modern, rangka atap yang digunakan bukan lagi rangka atap yang menggunakan kayu.

Sebisa mungkin, pemakaian kayu dikurangi, demi menghentikan penebangan liar yang semakin merajalela.

Salah satu material alternatif yang menjadi solusi bagi permasalahan ini adalah rangka atap baja ringan.

Selain “menyelamatkan” kayu, rangka atap ini pun memiliki daya tahan yang lebih kuat, antikarat, antikeropos, antirayap, ringan—tidak membebani konstruksi di bawahnya, mudah dipasang, serta lebih hemat, mengingat rangka ini dibeli secara sistem, yang telah diperhitungkan oleh para ahlinya terlebih dahulu.

Ilustrasi-Kayu jati belanda untuk perabot di ruang keluarga.
dok. tematy.info

Ilustrasi-Kayu jati belanda untuk perabot di ruang keluarga.

4. Kayu bekas

Konsep recycle atau daur ulang memang bisa diterapkan di mana saja.

Tak terkecuali di bangunan hunian dengan mendaur ulang material-material bekas yang masih layak pakai, khususnya yang terbuat dari kayu, salah satu material alam yang kini mulai dilindungi dan dibatasi pemakaiannya.

Material-material kayu bekas pakai tersebut dari pasar loak furnitur, bongkaran rumah lama, ataupun bongkaran pelabuhan.

Beberapa kayu “bekas” yang bisa kamu pakai kembali antara lain kayu pinus, kayu bangkirai, dan kayu ulin.

Hanya, mengingat material tersebut merupakan material bekas pakai, penggunaanya tetap harus melakukan proses “daur ulang” terlebih dahulu sebelum digunakan.

Proses tersebut terdiri atas penyerutan, penyemprotan antihama, dan pelapisan dengan finishing tertentu, seperti melamin untuk furnitur.

Penggunaan material bekas juga memiliki daya tarik tersendiri, tampil unik, selain juga kebanggaan dan kepuasan penggunanya telah “menyelamatkan” alam dengan memanfaatkan limbah.

Baca Juga: Jati Belanda Urat dan Mata Kayunya Memesona, Bekas Peti Kemas yang Naik Kelas

Ilustrasi aplikasi lantai parket bambu di dalam ruangan.
dok. harga.web.id

Ilustrasi aplikasi lantai parket bambu di dalam ruangan.

5. Material lokal

Para arsitek tengah menggalakkan pemakaian material lokal yang dapat mengurangi penggunaan bahan bakar yang berlebihan, karena pengangkutan’material dengan alat transportasi tertentu.

Maksudnya, material lokal adalah material yang bisa ditemukan di lingkungan sekitar, seperti bambu dan kayu kelapa, yang mudah ditemukan di mana saja.

Meskipun “murah’, bambu memiliki karakter yang kuat menahan beban, baik itu beban tekan, beban tarik, atau tekukan.

Bahkan, kuat tekan bambu berkualitas cenderung sama dengan kayu, dan kuat tariknya lebih baik daripada kayu.

Di luar itu, penampakan bambu yang berkesan etnik, adem, dan menjunjung lokalitas, menjadi salah satu kelebihannya yang dimanfaatkan di hunian.

Baca Juga: Arstistiknya Lantai Parket Bambu, Kenali Kelebihannya dibanding Kayu

#BerbagiIDEA

Editor : Maulina Kadiranti

Latest