Follow Us

3 Hal Perlu Dicermati saat Rencanakan Pagar, Berapa Tinggi Idealnya?

Johanna Erly Widyartanti - Selasa, 02 Maret 2021 | 15:30
Ilustrasi pagar rumah.
Idea.grid.id

Ilustrasi pagar rumah.

IDEAOnline-Selain kokoh, pagar juga harus indah.

Sesuai fungsinya sebagai pelindung, pagar harus direncanakan dengan cermat.

Pagar harus berdiri kokoh agar bisa melindungi, dan sebagai wajah rumah pagar harus indah dan cantik.

Inilah 3 hal dasar yang harus diperhatikan saat merencanakan pagar.

1. Ketinggian

Dalam merencanakan pagar (baik depan, samping, atau belakang) perlu diperhatikan aspek keamanan pekarangan dan lingkungan.

Untuk itu kamu perlu menentukan dan menerapkan peraturan daerah setempat mengenai ketinggian pagar dan kemasifannya (ketertutupannya).

Pagar samping dan belakang boleh saja dibuat tinggi sampai 4 m. Tetapi tidak untuk pagar depan.

Pagar depan sebaiknya ketinggiannya tidak lebih dari 1,2 m (sesuai peraturan daerah setempat).

Pagar depan dibuat agak rendah dan berongga, tapi pagar samping dan belakang sebaiknya dibuat tertutup untuk keamanan.

Ketentuan tinggi maksimum pagar pekarangan dalam sebuah wilayah diatur melalui Keputusan Pemerintah daerah setempat.

Tinggi dan bentuk pagar dibuat sedemikian rupa supaya tidak mengganggu keserasian lingkungan.

Ketentuan terperinci mengenai pagar akan diatur sesuai dengan pengarahan pemugaran untuk masing-masing lingkungan.

Gambar prarencana dibutuhkan pada saat mengurus lzin Mendirikan Bangunan (IMB).

Pada lembar gambar prarencana tersebut, salah satunya terdapat gambar pagar depan rumah.

Pada gambar tersebut terlihat ketinggian pagar yang direncanakan.

Bila tidak sesuai dengan peraturan daerah setempat, maka IMB bisa-bisa tidak keluar.

Untuk mengetahui ketinggian pagar yang diizinkan, tidak ada salahnya bila menanyakan lebih dahulu tentang persyaratan tinggi maksimum pagar pekarangan ke pemerintah daerah setempat.

Ketentuan tinggi pagar menjadi sangat penting untuk diketahui sebelum kita membuat rencana pembangunan pagar, karena ketinggian pagar memengaruhi jenis pondasi yang akan digunakan.

Baca Juga: Begini Cara Mengatasi Masalah pada Engsel Pagar dengan Model Bukaan Ayun

Ilustrasi pagar rumah.
Idea.grid.id

Ilustrasi pagar rumah.

2. Fondasi

Supaya kuat, pagar perlu diberi fondasi.

Fondasi pagar berbeda dari fondasi bangunan, karena pagar terletak di sekeliling halaman yang berbatasan dengan halaman tetangga, tidak boleh ada bagian dari struktur pagar yang merambah ke tanah tetangga.

Karena itu dibuatlah fondasi menerus penampang setengah atau dikenal dengan fondasi pagar.

Fondasi untuk pagar diletakkan di atas tanah keras, dengan kedalaman kira-kira 50 cm.

Lebar dasar pondasi memengaruhi daya dukung pondasi tersebut terhadap pagar di atasnya.

Semakin lebar fondasinya maka pagar semakin tidak mudah amblas (dengan catatan, fondasi langsung menyentuh tanah asli keras).

Tapi ini bukan berarti bahwa kamu harus membuat penampang fondasi selebar-lebarnya.

Di atas fondasi pagar diberi sloof yang dihubungkan dengan angkur.

Tanpa angkur, elemen ini seperti berdiri sendiri-sendiri, tidak ada kekuatan yang menyatukan.

Akibatnya, bila ada gaya secara horizontal atau vertikal, elemen-elemen pagar ini bisa terpisah-pisah alias ambruk.

Baca Juga: Problem Pagar Berdasarkan Materialnya, Antisipasi dan Solusi

Ilustrasi penggunaan kayu imitasi atau fiber semen untuk pagar.
dok. woodplank Elephant

Ilustrasi penggunaan kayu imitasi atau fiber semen untuk pagar.

3. Desain Harus Pas

Desain pagar dapat menjadikan rumah semakin menonjol dan terlihat indah atau bisa juga justru membuat rumah jadi “kacau”.

Bukannya tidak mungkin, bangunan yang sudah indah dan memiliki gaya yang sangat dominan, jadi “rusak” tampilannya karena kehadiran pagar yang tidak mendukung gaya bangunan.

Dari segi bahan, pagar dapat dibuat dari kayu, bambu, beton, bata, atau logam. Masing-masing material memiliki karakter spesifik yang akan memengaruhi penampilan bangunan secara keseluruhan.

Baca Juga: Berkreasi dengan Besi Berkarat, Ciptakan Pagar yang Memikat

#BerbagiIDEA

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya

Latest