Follow Us

Cara Tepat Aplikasikan Ventilasi Cahaya untuk Optimalkan Cahaya Alami

Johanna Erly Widyartanti - Rabu, 03 Maret 2021 | 15:44
Ruang keluarga dengan jendela kaca yang memasukkan cahaya alami.
Dok. Tab. RUMAH

Ruang keluarga dengan jendela kaca yang memasukkan cahaya alami.

IDEAOnline-Inti dari sistem ventilasi cahaya adalah “mengalirkan“ cahaya matahari ke dalam bangunan/rumah dan memanfaatkannya sebagai pencahayaan alami.

Tujuan pengaplikasian sistem ini adalah efisiensi biaya listrik.

Inilah beberapa hal yang harus diperhatikan.

1. Tempatkan pada posisi yang tepat.

Penempatan yang paling tepat adalah dengan memerhatikan fungsi ruang.

Pengaturan dilakukan melalui pengukuran tinggi atau pemilihan bentuk ventilasi yang sesuai sehingga sudut cahaya matahari yang tajam di pagi atau sore hari tidak mengganggu.

2. Jangan berlebih!

Banyaknya lubang cahaya ideal dalam suatu ruang dinyatakan oleh nilai WWR (Wall Window Ratio). WWR adalah perbandingan luas jendela dengan luas seluruh dinding luar.

Nilai idealnya adalah 20% dari luas dinding keseluruhan.

Contoh Perhitungan

Ukuran ruang= 4 m x 4 m= 16 m2

Luas ventilasi cahaya ideal= 20% x 16 m2= 3,2 m2

Luas itu bisa dipenuhi dengan:

  • jendela ukuran 1 x 1,6 m (dua buah), atau
  • jendela ukuran 2 x 1,6 m (sebuah)
Baca Juga: Trik Menaruh Jendela dan Hindari Genangan di Lantai Kamar Mandi

Ilustrasi skylight.
Dok.IDEA

Ilustrasi skylight.

3. Atur letak skylight.

Skylight adalah ventilasi cahaya yang biasa diaplikasikan di atap.

Dapat dibuat dari genting atau lembaran fiberglass.

Bukaan ini membuat setiap ruang mendapatkan cahaya alami secara merata.

Selain dipasang horizontal (di plafon), skylight bisa dipasang agak miring.

Letaknya sebaiknya di antara dua sisi dinding sehingga dapat mengurangi kontras cahaya yang kurang nyaman di mata.

Sesuai arah datangnya cahaya (dari atas), maka letak skylight yang paling efektif adalah di plafon.

Sebaiknya pengaturan sinar yang datang dibuat tidak langsung mengenai area yang digunakan untuk aktivitas.

4. Perhatikan orientasi bangunan.

Orientasi bangunan dan luasan bidang yang langsung berhubungan dengan luar (eksterior) harus diperhatikan.

Jika di daerah dingin, maka bidang yang berhubungan dengan luar harus diminimalkan untuk mengurangi kehilangan panas.

Dan jika daerah panas maka bidang yang berhubungan dengan udara luar justru harus dimaksimalkan agar membantu pendinginan ruang.

Baca Juga: Tiga Tempat Paling Baik Pengaplikasian Skylight Pengusir Lembap

Aplikasikan kaca sebagaipenyekat tak masif sehingga cahaya bisa tersalur ke ruang lain.
Dok. Idea

Aplikasikan kaca sebagaipenyekat tak masif sehingga cahaya bisa tersalur ke ruang lain.

5. Perluas ruang.

Yang dimaksud di sini adalah melakukan perluasan pandangan dari sebuah ruang dengan cara meminimalkan dinding pembatas dan banyak melakukan penggabungan multifungsi ruang.

Misalnya dengan penghilangan sekat masif dan diganti dengan sekat transparan sehingga menambah ruang secara imajiner dan memungkinkan ruang mendapatkan cahaya alami lebih banyak.

6. Cermat memilih material.

Material dipilih yang dapat menunjang konsep hemat energi misalnya penggunaan bahan-bahan alam seperti kayu dan alang-alang.

Pemakaian dinding kaca jenis radiation repelling glas serta pemakaian granit berwarna terang yang dapat meminimalkan penyerapan panas sinar matahari.

Perlu diingat bahwa mengekspos suatu material tertentu harus disesuaikan dengan penempatan dan fungsinya sehingga mempunyai keterikatan konsep dengan arsitektur rumah.

Untuk itu yang harus diperhatikan adalah penempatan yang tepat, desain yang matang, dan detail yang baik.

Baca Juga: Mengenal Jenis-jenis Kaca dan Penggunaannya dalam Produk dan Bangunan

Ilustrasi secondary skin dari material fabrikasi, penahan panas.
dok. 2.bp.blogspot.com

Ilustrasi secondary skin dari material fabrikasi, penahan panas.

7. Menambah detail struktur.

Membuat struktur kantilever atau overstek atap yang berfungsi sebagai pelindung dinding bangunan terhadap matahari.

Contohnya dengan membuat atap tambahan di atas jendela sehingga mengurangi sinar matahari langsung.

Juga dengan mengaplikasikan kanopi dan teritisan yang dapat menghadang sinar memasuki ruang secara langsung sehingga intensitas matahari yang masuk ke ruang dapat dikurangi.

8. Menggunakan bahan pelapis dan penahan panas.

Pelapisan bahan pelapis pada elemen-elemen bangunan untuk menahan sinar matahari, contohnya kaca.

Cara kerja kaca adalah menerima dan memantulkan sebagian sinar matahari sehingga panasnya (radiasi infra merah) berkurang.

Akibatnya suhu ruang menjadi lebih rendah sehingga energi yang diperlukan untuk kinerja AC berkurang.

Selain itu penggunaan vertical blind dan shutter, kerai atau kisi-kisi pada jendela (ventilasi cahaya).

Benda-benda ini mampu meneduhkan tanpa harus memblokir total cahaya matahari yang masuk.

Baca Juga: Manjakan Diri dengan Kecanggihan Blind Otomatis, Yuk Kenali!

#BerbagiIDEA

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya

Latest