Seiring waktu, bahan tersebut dapat menumpuk dan menyebabkan bau, kotoran, dan kusam pada kain.
"Untuk mencapai hasil dengan kualitas tinggi dan lebih bersih, pilih produk deterjen yang mengandung banyak surfaktan (nonionik dan anionik) serta enzim," ujar Ahoni.
Contoh enzim tertentu termasuk protease (juga dikenal sebagai subtilisin), amilase, mannanase, dan pectate lyase.
Bahan-bahan ini akan membuat kamu merasa yakin tentang kebersihan pakaian kamu setelah dicuci.
2. Sensitivitas kulit
Jika kamu atau seseorang di rumah kamu menderita kulit sensitif, rutinitas mencuci pakaian kamu mungkin memerlukan pertimbangan ekstra.
"Orang dengan kulit sensitif harus sangat berhati-hati terhadap pakaian dan barang-barang lainnya, seperti seprai dan handuk, yang sering bersentuhan dengan mereka," terang Ahoni.
Bagi banyak orang, itu termasuk menggunakan deterjen yang bebas dari pewarna dan parfum. "Biasanya, jika kamu memiliki kulit yang rawan eksim, sensitif, atau reaktif secara umum, kamu harus mencari deterjen yang bekerja pada spektrum bebas dan bening.
Ini biasanya bebas dari pewarna, sulfat, dan wewangian," ujar Lindsey Boyd, salah satu pendiri The Laundress.
Baca Juga: 8 Kesalahan Saat Mencuci dan Menyimpan Pakaian yang Sering Diabaikan