Widiarto menambahkan, Kementerian PUPR juga melakukan penanganan tanggap darurat di Kabupaten Lembata.
Misalnya, mengerahkan alat berat untuk membantu proses evakuasi, pembersihan puing-puing, dan membuka jalur terdampak longsor.
Secara umum, penanganan tanggap darurat bencana yang dilakukan Kementerian PUPR dilakukan dengan inventarisasi kerusakan, pemasangan tanda bahaya pada lokasi longsor di badan jalan, pembersihan lumpur badan jalan nasional Pulau Lembata, serta dukungan sarana dan prasarana dasar.
Hingga kini, 15 unit ekskavator, 15 unit dump truck, 1 unit grader, 1 unit loadertelah diturunkan oleh Kementerian PUPR. Kemudian, 4 unit mobil tangki air dan 6 unit hidran umum untuk kebutuhan air bersih.
Selain itu, ada tambahan 5 unit mobil tangki air dan 10 unit hidran umum saat ini dalam perjalanan dari Kupang.
Kepala Desa Amakaka Thomas Tiro Kurap mengucapkan terima kasih kepada Kementerian PUPR yang telah mengerahkan alat berat untuk pembersihan material batu dan kayu.
"Saya atas nama Pemerintah Desa Amakaka mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penanganan bencana alam mulai dari hari pertama, khususnya alat berat setiap hari siang malam bekerja membersihkan timbunan batu dan mencari warga kami yang belum ditemukan," tutur dia. Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul "Rumah Rusak Akibat Bencana NTT Bakal Diganti dengan Risha
#BerbagiIDEA