Hunian yang menjadi tempat isolasi para penderita didesain memiliki bukaan tinggi dan lebar agar cahaya dapat masuk.
Prasetyo menerangkan, perubahan perilaku manusia selama masa Covid-19 sekarang juga turut memengaruhi desain sebuah bangunan. Misalnya hunian yang ditawarkan oleh pengembang harus memiliki sarana olahraga dan area untuk berjemur.
Kemudian fleksibilitas ruangan dalam hunian yang bisa digunakan sebagai kantor serta wajib memiliki bukaan terutama ke arah matahari pagi.
“Material bangunan pada masa pandemi ini akan lebih cenderung kepada material yang anti-bakteri.
Sementara fasilitasnya akan lebih digital dan bisa dikendalikan langsung dari smart phone,” jelas Rekotomo.
Tak hanya hunian pribadi yang berubah, desain kantor, rumah sakit hingga lanskap kota pun akan turut berubah.
Di kantor misalnya, jarak antar-karyawan akan diatur semakin melebar demi memastikan kesehatan dan keamanan masing-masing, serta lebih banyak ruang terbuka.
Sementara untuk rumah sakit, material konstruksinya akan diperbarui menjadi material yang bisa cepat dikerjakan sebab kebutuhan rumah sakit semakin meningkat.
“Desain lanskap kota secara keseluruhan juga akan berubah. Ruang-ruang terbuka akan lebih sedikit untuk menghindari terjadinya kerumunan,” pungkas Rekotomo. Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul Konsep Arsitektur Berubah dari Masa ke Masa Mengikuti Pandemi
#Rumahminimalis #Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis
(*)