Hal ini telah menyebabkan beberapa peneliti berspekulasi bahwa gangguan serupa pada siklus terang dan gelap ketika seorang wanita hamil mungkin terkait dengan peningkatan attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD) atau gangguan spektrum autisme pada anak kecil.
"Kami telah berevolusi selama 4 juta tahun dengan siklus terang-gelap reguler yang mengatur ritme sirkadian," kata Reiter. "Kami telah merusak ini dengan pengembangan cahaya buatan, yang mengganggu jam biologis di malam hari dan menekan tingkat melatonin."
"Ada harga biologis yang harus dibayar untuk mengganggu cahaya," kata Reiter.
Lantas, apa yang bisa dilakukan para perempuan?
Dia merekomendasikan untuk memastikan kamar tidur gelap, tanpa cahaya dari luar yang masuk melalui jendela, atau dari silau televisi atau gadget.
Mereka yang menginginkan lampu malam sebaiknya memilih lampu merah atau kuning, daripada lampu putih atau biru, yang dapat mengganggu ritme sirkadian.
Dan mereka yang tidak bisa tidur harus menghindari menyalakan lampu.
#Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis
(*)