Follow Us

Cara Menciptakan Suhu Nyaman di Rumah Tropis, Jurus Jitu Kelola Sirkulasi Udara

Johanna Erly Widyartanti - Jumat, 22 Oktober 2021 | 13:30
Desain rumah tropis merespons iklim dengan sirkulasi udara lancar.
Idea.Grid.Id

Desain rumah tropis merespons iklim dengan sirkulasi udara lancar.

IDEAOnline-Terciptanya suhu nyaman pada rumah adalah hasil proses adaptasi antara bangunan rumah dengan iklim setempat.

Karenanya, sebelum membangun rumah, IDAE Lovers perlu mengenali dulu kondisi lingkungan dan permasalahan yang ada, lalu menemukan solusinya.

Seperti halnya seorang manusia yang beradaptasi pada lingkungan agar bisa bertahan hidup, demikian juga yang terjadi pada rumah.

Desain sebuah rumah harus sesuai dengan kondisi ingkungan agar dapat berungsi dengan bak agar penghuni rumah dapat hidup sehat dan nyaman.

Membahas rumah sehat akan berkaitan erat dengan ikim setempat. Oleh sebab itu IDEA Lovers perlu tahu bagaimana langkahnya.

Tri Harso Karyono, staf pengajar di universitas Tarumanegara dan Trisakti, Jakarta menyebutkan bahwa suhu yang nyaman ditentukan oleh 4 faktor iklim, yaitu suhu udara, kelermbapan, kecepatan angin, dan individu (karakter, tingkal akdivitas manusia, dan jenis pakaian yang digunakan).

Baca Juga: 5 Cara Mengolah Detail Bangunan melalui Pilihan Material yang Tepat

Iklim Tropis Lembap di Indonesia

Indonesia terletak di garis khatulistiwa 28 - 38°C di musim kemarau dan sekitar 25 - 20°C di musim penghujan.

Sedangkan kelembapan udara sekitar 40% - 70% di musim kemarau dan 80% ~ 100% di musim penghuian.

Daerah tropis lembap menerima radiasi matahari yang menyengat dan cukup mengganggu.

Curah hujan yang tinggi dapat mencapai S000 mm/tahun-merupakan salah satu ciri yang harus diperhatikan.

Faktor lain yang berpengaruh adalah kecepatan angin.

Angin dapat menguapkan keringat manusia, hembusannya mampu mengambil panas dari permukaan kulit.

Dengan demikian, pada hawa yang panas, adanya angin akan membuat badan terasa lebih nyaman.

Kendala di indonesia yang memiliki kelembapan sekitar 6 m/detik, makin tinggi kelembapan maka akan semakin rendah kecepatan anginnya.

Baca Juga: Sudah Ada Jendela tapi Rumah Tetap Panas dan Lembap? Ini Kesalahannya!

Ilustrasi Ventilasi silang untuk pergerakan angin di dalam rumah.
99.co

Ilustrasi Ventilasi silang untuk pergerakan angin di dalam rumah.

Baca Juga: Sontek Yuk 6 Pilihan Desain Pagar yang Cocok untuk Rumah Tropis

Berdasarkan penelitian, manusia yang tinggal di daerah beriklim tropis tembap marmpu beradaptasi pada suhu antara 24 - 30°C.

Manusia tropis cenderung merasa kurang nyaman bila berada di ruangan dengan suhu di atas 28°C.

Berbeda bila di luar ruangan, meski suhunya tinggi, seseorang bisa merasa nyaman karena ada udara yang mengailr.

Jika berada di bawah sinar matahari, mereka akan berusaha menghindari radiasi secara langsung.

Saat hujan suhu udara turun namun kelembapan bertambah, sehingga terasa sangat pengap dan kurang myaman di tubuh.

Baca Juga: 5 Upaya Desain untuk Antisipasi Panas Matahari di Rumah Tropis

Ciptakan Suhu Nyaman di Rumah Tropis

Sirkulasi udara sangat penting untuk menciptakan suhu nyaman di rumah tropis.

Rumah sebagai bangunan merupakan tempat yang dirancang manusia untuk dapat memodifikasi tanggapan dari curah hujan yang tinggi, supaya air hujan cepat mengalir ke bawah.

Adanya teritisan, pedestrian yang diberi atap dan teras-teras lebar adalah solusi mengatasi melimpahnya sinar matahari.

Demikian pula dengan penggunaan teritisan.

Bukaan-bukaan yang lebar diperiukan untuk sirkulasi udara dalam ruang.

Sirkulasi udara pada suatu ruang, selain dapat memberikan kenyamanan juga sangat menguntungkan bagi kesehatan.

Udara yang selalu berganti baru dapat memperi cepat proses penguapan di permukaan kulit, sehingga mencegah perasaan gerah dan lengket

Selain itu sirkulasi udara menghindarkan terbentuknya zat-zat berbahaya yang terdapat pada bahan cat, karpet, atau mebel baru (yang mengandung bahan pelitur), akibat reaksi uap air dalam udara dengan bahan kimia.

Baca Juga: Cara Atasi Rumah Lembap karena Kebocoran Pipa Saluran Air di Dinding

Ilustrasi-Menciptakan ventilasi silang di loteng, salah satu ciptakan pengudaraan optimal.
Idea.grid.id

Ilustrasi-Menciptakan ventilasi silang di loteng, salah satu ciptakan pengudaraan optimal.

Berikut beberpa hal yang pelu diketahui dalam mengelola sirkulasi udara.

  • Apa maksud dari sirkulasi udara menghindarkan terbentuknya zat berbahaya?
Jika tidak tersapu oleh aliran udara, maka zat-zat kimia tertentu akan tertinggal di dalam ruangan dan terhirup oleh pernafasan, sehingga dapat mengganggu kesehatan.

Oleh sebab itu pergantian udara sangat penting agar zat berbahaya tidak mengendap di dalam ruang.

  • Apakah allran udara berhubungan juga dengan ketersediaan oksigen?
Ya, udara yang mengalir dapat mengurangi uap air dalam udara yang beriebéh dan dapat ta memperbanyak jumiah oksigen.

Dengan banyaknya jumlah oksigen, tentunya akan lebih nyaman begi penghuni rumah untuk bemafas.

  • Apakah sirkulas! udara pada rumah yang ada saat ini sudah menuhli syarat?
Perkembangan teknologi isolasi pada rumah justru makin memperkecil terjadenya pertukaran udara.

Uap air yang terbentuk pada saat memasak, mencuci, dan mandi cenderung mengendep dalam ruangan.

Baca Juga: Tren Rumah Pasca Pandemi, Desain Terbuka dan Memiliki Balkon

  • Bagalmana cara mengatasi udara yang tidak mengalir?
Perlu sedikitnya empat kali dalam sehari membuka jendela, agar sirkulasi udara dapat terjadi.

Utamanya pada ruangan yang udaranya banyak mengandung uap air seperti dapur dan kamar mandi.

Bukalah jendela setiap kali ruangan selesai digunakan agar ap air segera keluar.

  • Jika minim bukaan di rumah, apa yang harus dilakukan?
Aliran udara dapat dibantu dengan penggunaan kipas angin sehingga udara dapat berputar.

Letak terbaik adalah pada tempat yang aktivitasnya banyak.

Tapi paling tidak bukaan harus tetap ada meskipun minim agar selalu ada pergantian udara.

Baca Juga: Posisi Ventilasi yang Ideal pada Empat Ruang Vital di Rumah Tropis

#Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #gridnetwork #Rumahtropis

(*)

Editor : Johanna Erly Widyartanti

Latest