Jaidah menerangkan, desainnya mengusung konsep modern dan budaya tradisional sekaligus agar tampilan stadion tetap terlihat seperti peci gahfiya.
"Saya ingin memastikan desain saya modern tetapi pada saat yang sama tidak ingin melepaskannya dari identitas tradisional. Melestarikan identitas dan warisan lokal adalah sangat penting bagi saya," terangnya.
Jaidah menjelaskan, bentuk gahfiya tidak hanya sebatas desain, melainkan juga mengandung esensi keteduhan.
Stadion Al Thumama akan menerapkan sistem pendingin secara artifisial sebagai bagian dari strategi agar udara di stadion sejuk.
Baca Juga: Ini Rahasia Para Desainer Ciptakan Desain Dapur Tak Lekang oleh Waktu
Udara dalam stadion didinginkan menggunakan kipas bertenaga energi matahari kemudian dilepaskan ke seluruh area venue.
"Serupa dengan gahfiya yang digunakan untuk menutupi kepala dari panas, bentuknya juga digunakan untuk melindungi pemain dan penonton dari sengatan matahari," pungkasnya. Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul Stadion Piala Dunia 2022 di Qatar Ini Didesain Mirip Peci
#Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumag #Gridnetwork #Rumahtropis
(*)