Jika benar itu terjadi, maka umat Muslim di Indonesia akan merayakan Lebaran di hari yang sama, Senin (2/5/2022), meski berbeda dalam memulai Ramadhan 1443 H.
Dengan begitu, berdasarkan perhitungan PP Muhammadiyah, Ramadhan 1443 H terdiri dari 30 hari.
Sementara berdasarkan perhitungan pemerintah hanya terdiri dari 29 hari.
Lantas, bagaimana penjelasannya?
Penjelasan Kemenag Terkait pertanyaan tersebut, Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag Kamarudin Aminmenjelaskan, bulan dalam kalender Hijriah bisa terdiri dari 29 atau 30 hari.
"Bulan Qamariyah kan bisa 30 bisa 29 hari," jelas Kamaruddin, dikutip dariKompas.com,(26/4/2022),
Sebagai contoh, Syakban yang datang sebelum bulan Ramadhan bisa digenapkan menjadi 30 hari apabila kondisi hilal penentu awal Ramadhan tidak terlihat secara kasat mata.
Terkait dengan keputusan Kemenag dalam menentukan awal Ramadhan dan Syawal 1443 H, semua mengacu pada kriteria ketinggian Bulan yang ditetapkan oleh MABIMS.
Baca Juga: Anak sedang Aktif-aktifnya? Cegah Mereka Celaka di Rumah dengan Cara Ini!
Pada 2 April 2022, posisi hilal teramati masih lebih rendah dari batas minimal yang ada, sehingga awal Ramadhan jatuh pada 3 April 2022.
"Perbedaan terjadi karena posisi hilal saat dilakukan rukyat yang berbeda. Saat penentuan awal Ramadhan posisi hilal masih di bawah kriteria MABIMS, sehingga pemerintah memutuskan puasa di hari berikutnya," jelasnya.
Sementara untuk hari Lebaran atau 1 Syawal 1443 H dimungkinkan akan jatuh di 2 Mei 2022 lantaran posisi hilal di 1 Mei 2022 telah memasuki ketinggian sesuai dengan kriteria MABIMS.