iDEAonline- Sama cantiknya, kesan alami dan hangat yang ditampilkannya dari sebuah kayu komposit.
Kandungan PVC membuatnya tahan terhadap air, sehingga tak masalah dijadikan pelapis dinding, pada area-area basah bahkan yang tergenang air sekalipun. Seperti kamar mandi dan kolam renang.
Selain tahan air dan lembap, material alternatif pengganti kayu ini bebas rayap dan tidak merambatkan api. Pun tidak akan lapuk meski terkena panas dan hujan, itu sebabnya cocok digunakan di dalam maupun luar ruang.
Poin penting yang perlu diperhatikan untuk pemasangan di luar ruangan adalah pemberian cat pelapis anti ultra violet, paling tidak setiap dua tahun. Pasalnya, sinar matahari yang terlampau terik bisa memudarkan warna permukaan si kayu.
Kayu komposit termasuk dalam deretan material ramah lingkungan. Pasalnya, ia mampu menggantikan kayu solid, yang didapat dari penebangan hutan.
Selain itu, kayu ini juga tahan lama dan tidak mengandung racun. Sekalipun menggunakan PVC, zat plastik yang dikenal mengandung racun, Direktur Marketing PT Green Resources Material (GRM), salah satu produsen kayu komposit, P. N. Theo mengatakan selama PVC tidak dibakar maka racunnya tidak akan keluar.
Sedangkan proses pembuatan dan aplikasi kayu komposit sama sekali tidak melalui proses pembakaran.
Jika dibandingkan dengan penggunaan kayu biasa, kayu komposit jelas lebih praktis dan efisien.
Kayu komposit bisa diaplikasikan sebagai pelapis pada dinding, lantai, plafon, sebagai window blinds, dan berbagai kebutuhan lainnya.
Perawatannya juga sangat mudah, karena si kayu ini tahan air dan lembap, sering mengepelnya dengan lap basah pun tak masalah.
Dari segi harga, Theo mengatakan, jika dibandingkan dengan harga kayu jati, kayu komposit jelas lebih murah, bahkan bisa mencapai 50% lebih murah.
Tapi kalau dibandingkan dengan jenis kayu lain, seperti Meranti, kayu komposit relatif lebih mahal. Meski demikian, lanjutnya, kita tidak bisa menilainya hanya dari harga.
Berbagai kelebihan yang dimiliki si kayu komposit, lanjutnya, bisa menjadi nilai lebih yang patut dipertimbangkan.
Foto: iDEA Online/Anissa. Q. Aini