Berkurangnya permukaan tanah yang dapat meresapkan air hujan berakibat bencana alam, seperti banjir, erosi, tanah longsor, dan berkurangnya kesuburan tanah. Berbagai upaya untuk meningkatkan penyerapan air tanah belum efektif dan belum menyelesaikan masalah.
Banyak upaya dilakukan untuk meningkatkan penyerapan air ke dalam tanah, seperti penggunaan material conblock dan grass block sebagai pelapis tanah, juga dibuatnya sumur resapan dan biopori. Namun hal itu belum dapat mencegah polutan berbahaya dari udara yang terlarut dalam air hujan dan mencemari badan air.
Taman hujan adalah konsep baru penyerapan hujan ke dalam tanah, yang berupa neraca air mini. Neraca air adalah tempat air hujan berkumpul dan terserap, sehingga tercipta keseimbangan air tanah, seperti terbentuknya danau, rawa, empang, dan situ. Selain dapat berfungsi sebagai drainase, taman ini juga dapat menyaring polutan logam berat, seperti tembaga, cadmium, chrom, timah, dan zinc, yang terlarut dalam air hujan. Penyaringannya oleh lapisan mulsa serbuk gergaji dan serpihan kayu. Taman hujan dapat diletakkan di pinggir perkerasan, seperti carport, driveway, dan pool deck, sehingga run off (aliran air) dapat langsung diserap. Talang dari atap dapat disalurkan melalui pipa atau selokan alami yang tertutup rumput ke taman ini.
Untuk membuat taman hujan, kita dapat memanfaatkan lahan seluas mungkin. Bentuknya bisa bulat, lonjong, organik, kotak, atau memanjang seperti pagar hidup. Luasan taman yang ideal dapat diperoleh dengan kita menghitung volume cekungan.
Cara menghitung luas ideal adalah dengan mengalikan luas atap dengan debit air hujan harian dan koefisien 0,623. Infomasi curah hujan harian didapatkan dari curah hujan bulanan pada bulan terbasah, misalnya Desember atau Januari, dibagi 30hari.
Perlu diingat bahwa air yang menggenang pada cekungan diharapkan segera meresap dalam hitungan jam, sehingga tidak menjadi sarang nyamuk. Pilih minimal lima jenis tanaman. Semakin banyak jenis tanaman, semakin baik karena keragaman yang tinggi membuat ekosistem yang terbentuk semakin stabil. Kestabilan ekosistem ini berdampak positif pada perawatan karena tanaman mampu memelihara dirinya sendiri --sedikit membutuhkan campur tangan perawatan Anda. Tatanan berbagai jenis tanaman menyerupai ekosistem alami akan menarik kedatangan burung dan kupu-kupu. Tanam tanaman yang tinggi di bagian tengah dan cekungan, sementara yang pendek ditanam di bagian pinggir --semakin ke pinggir, semakin pendek.
Di lokasi yang terkena sinar matahari lebih dari enam jam setiap hari, pilihlah jenis tanaman yang berbunga. Sementara di lahan dengan sinar matahari yang terhalang bangunan atau pohon, pilihlah jenis tanaman yang tahan naungan. Tanaman yang dipilih harus tanaman lokal, sehingga mudah beradaptasi dengan iklim di daerah Anda. Selain kebersihan, perawatan cukup dengan penjarangan tanaman sewaktu-waktu dan penyiraman pada musim kemarau.
Go Green!!!
Foto: iDEA/Richard Salampessy