Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Sudah Waktunya Bekasi Jadi Metropolitan Baru

Febrina Syaifullana (@vinna_mooo) - Senin, 24 Februari 2014 | 08:00
Sudah Waktunya Bekasi Jadi Metropolitan Baru
Febrina Syaifullana (@vinna_mooo)

Sudah Waktunya Bekasi Jadi Metropolitan Baru

Bekasi, berpeluang menjadi kota metropolitan baru, namun disayangkan, Bekasi sangat dipengaruhi dinamika Jakarta. Celakanya, dinamika di Bekasi sama sekali tidak direncanakan dengan baik dan matang. Motivasi membangun Bekasi pun sudah jauh bergeser.

Demikian pendapat pengamat perkotaan yang juga akademisi dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, kepadaKompas.com, Sabtu (22/2/2014).

"Sebagai kawasan yang terkena dampak dinamika Jakarta yang tidak terencana, Bekasi harus segera berubah sebelum kadung tertimbun banyak masalah," ujarnya.

Nantinya, bila sudah berubah, sebagai metropolitan baru, pihak pengelolanya juga harus bekerja sama dengan para pemangku kepentingan di daerah tersebut. Jangan sampai, para pengelola mempertahankan etos kerja yang sekarang.

Yayat bercerita, Bekasi sejatinya memiliki tanah berkualitas baik dan karakter dataran rendah yang mendukung. Itulah mengapa, sejak awal Bekasi direncanakan sebagai lumbung padinasional. Hingga kini, kita pun masih bisa menemukan bekas saluran irigasi yang kemudian justru digunakan sebagai saluran drainase seiring dengan pertumbuhan jumlah permukiman.

Pada masa-masa awal pembangunan, Bekasi tumbuh tanpa rencana. Penduduknya menyebar dalam polaurban sprawl. Daerah yang semula ingin dijadikan sebagai lumbung padi justru berkembang sebagai hunian padat. Ketika curah hujan dan debitairsungai tinggi, daerah ini mudah terendam.

Karena tidak terencana itulah kemudian pertumbuhan Bekasi lebih mengarah kepadadormitorytownatau kota asrama. Penduduknya hanya berada di kawasan ini untuk tidur, sementara kegiatan dan orientasi harianny berpusat di Jakarta.

"Perkembangan Bekasi sangat pesat. Seluruh kawasan telah berubah menjadi hunian, menggerus ruang terbuka hijau. Akibatnya, Bekasi berkembang tanpa kendali. Tata ruang tidak jelas. Pembangunan terjadi mengikuti tren dan arah investasi pengembang serta pemilik modal. Semua berlomba membangun di mulut pintu tol. Bagaimana tidak macet?," ungkapnya.

Lantas, bagaimana membuat Bekasi menjadi metropolitan baru?

Menurut Yayat, wilayah timur Jakarta kini sudah mengalami kesulitan. Masalah klasik yang harus mereka selesaikan pasti berhubungan dengan kepadatan penduduk, bencana banjir, dan kemacetan. Jika ingin menata Bekasi, mau tidak mau harus membangun secaravertikal. Kemudian, membangun pula sistem transportasinya.

"Letak stasiun tidak berada pada jalur utama. Penataan stasiun Bekasi harus terintegrasi dengan angkuta umumnya," ujar Yayat. Selama ini, pengaturan transportasi umum justru lebih mengarahkan penduduk pada penggunaan kendaraan pribadi dan jalan tol.

Untuk itu, tidak hanya sekadar berencana, Bekasi perlu mengambil langkah tegas. Kota ini bisa cepat berkembang jika pembangunan dan keuntungannya berpusat di kota tersebut. Keuntungan serta penarikan pajak dari perusahaan-perusahaan yang membuka pabriknya di Bekasi seharusnya bisa digunakan untuk membangun, bukan "lari" ke Jakarta, semata-mata karena letak alamat kantor pusat perusahaan berada di sana.

Tag

Editor : iDEA





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular