Baca Juga : Megah dan Eksotis, Intip Desain Masjid 99 Kubah dari Ridwan Kamil
Gedung Pakuan didirikan sehubungan dengan perintah Gubernur Jenderal Ch.F. Pahud karena pemindahan ibukota Karesidenan Priangan dari Cianjur ke Bandung.
Tetapi pemindahan ibukota karesidenan itu baru dapat dilaksanakan oleh Residen Van der Moore pada tahun 1864, setelah Gunung Gede meletus dan menghancurkan Kota Cianjur.
Gedung Pakuan mulai dibangun pada tahun 1864 sampai selesai pembangunannya pada tahun 1867.Gedung Pakuan memiliki langgam arsitektur Indische Empire Stijl yang anggun monumental serta sangat digemari oleh Jenderal Herman Willem Daendels.
Baca Juga : Dapur Serba Hijau di Rumah Jonatan Christie, Ibunya Gemar Memasak
Bangunan tersebut dirancang oleh Insinyur Kepala dari Departement van Burgerlijke Openbare Werken (B.O.W) atau DPU sekarang, yang menjadi staff dari Residen Van der Moore.
Insinyur itu pula yang merancang bangunan Sakola Raja yang saat ini menjadi Kantor Polwiltabes Bandung pada tahun 1866.
Pada tahun 1948, Gedung Pakuan digunakan sebagai rumah dinas Wali Negara Pasundan, R.A.A Wiranatakusumah. Barulah pada tahun 1950, digunakan sebagai rumah dinas Gubernur Jawa Barat saat itu, Mas Sewaka.
Berdasarkan penuturan staf Rumah Tangga Pimpinan di Gedung Pakuan, Jojo Suparjo, yang dikutip dari Tribun Jabar, luas tanah yang digunakan Gedung Pakuan, kurang lebih tiga hektare.Baca Juga : Cara Memilih Kursi Kerja dan Sofa di Rumah, Estetika dan Ergonomis
Selain fakta luasnya hingga mencapai 3 hektar, di Gedung Pakuan terdapat guci dari Plered.
Letaknnya berada di sudut paling kanan Gedung Pakuan.