Follow Us

Menengok Pola Hunian Desa Penglipuran Bali, Hanya Ada 76 Rumah

Alfa - Sabtu, 06 Oktober 2018 | 14:00
Lokasi Desa adat Penglipuran berada di kabupaten Bangli. Desa ini mudah dicapai karena letak jalan masuknya berada di jalan utama yang menghubungkan antara Bangli dan Kintamani.
Alfa Pratama/IDEA

Lokasi Desa adat Penglipuran berada di kabupaten Bangli. Desa ini mudah dicapai karena letak jalan masuknya berada di jalan utama yang menghubungkan antara Bangli dan Kintamani.

Baca Juga : Ide Renovasi Rumah di Lahan 90 m2, Butuh Tambahan Area Servis

Bangunan ini adalah Bale Banjar. Tempat yang berfungsi sebagai tempat berkumpulnya warga ini terdapat di ujung jalan masuk ke kawasan pemukiman warga. Di dekatnya terdapat bangunan semacam bale-bale tempat warga berjaga ketika ada bahaya.
Alfa Pratama/IDEA

Bangunan ini adalah Bale Banjar. Tempat yang berfungsi sebagai tempat berkumpulnya warga ini terdapat di ujung jalan masuk ke kawasan pemukiman warga. Di dekatnya terdapat bangunan semacam bale-bale tempat warga berjaga ketika ada bahaya.

Setidaknya terdapat 3 pembagian zona di desa adat ini; zona hulu, zona pawongan atau zona pemukiman, dan zona kelod atau teben.

Ketiga zona ini letaknya membujur dari arah utara ke selatan dengan poros tengah berupa jalan desa yang disebut rurung gede.

Jalan desa ini juga memisahkan bagian zona pawongan menjadi dua, bagian barat yang disebut Kauh dan di sebelah timur yang disebut Kangin

Jika diibaratkan sebagai tubuh manusia, zona hulu adalah bagian kepala, zona pawongan adalah bagian tubuh, dan zona kelod adalah bagian kaki.

Di bagian zona hulu, terdapat bangunan suci atau disebut parahyangan.

Baca Juga : 5 Ide Renovasi Kamar Kos Mungil, Budgetnya Minim, Yuk Contek!

Salah satu bagian yang ada di halaman rumah adalah tempat suci. Dalam bahasa daerahnya, tempat suci ini disebut sanggah. Di sini, pemilik rumah setiap hari berdoa memuja leluhur dan Ida Sang Hyang Widhi. Di dalam sanggah, umumnya terdapat 3-4 buah pelinggih (bangunan mirip pura kecil).
Alfa Pratama/IDEA

Salah satu bagian yang ada di halaman rumah adalah tempat suci. Dalam bahasa daerahnya, tempat suci ini disebut sanggah. Di sini, pemilik rumah setiap hari berdoa memuja leluhur dan Ida Sang Hyang Widhi. Di dalam sanggah, umumnya terdapat 3-4 buah pelinggih (bangunan mirip pura kecil).

Di sini terdapat pura yang bernama Pura Penataran, tempat bersembahyang warga desa.

Di zona pawongan yang merupakan zona pemukiman penduduk terdapat 76 pekarangan atau kaveling rumah tempat bermukim warga.

Setiap pekarangan yang memiliki luas sekitar 120 are memiliki satu kepala keluarga dan dihuni turun temurun.

Editor : Alfa

Latest