Follow Us

Struktur Bambu Tanpa Paku dan Sekrup, Bangunan Masa Depan

iDea Online - Kamis, 11 Oktober 2018 | 20:55
Bangunan ini sama sekali tidak menggunakan paku atau sekrup. Semua bahannya pun 100 persen dapat didaur ulang.

Bangunan ini sama sekali tidak menggunakan paku atau sekrup. Semua bahannya pun 100 persen dapat didaur ulang.

IDEAonline - Studio Arsitektur Penda telah mengembangkan sebuah sistem struktural yang terbuat dari bambu dan tali.

Struktur bernama Rising Canes tersebut disajikan pada acara Beijing Design Week 2015.

Paviliun ini sama sekali tidak menggunakan paku atau sekrup.

Semua bahannya pun 100 persen dapat didaur ulang.

Baca Juga : 5 Inspirasi Desain Kamar Tidur Anak, Bikin Anak Betah di Rumah!

Semua sendi diikat dengan tali sehingga meninggalkan bekas yang sangat sedikit.

Dengan demikian, bambu-bambu ini dapat digunakan kembali setelah instalasi.

Para arsitek memilih bambu sebagai bahan konstruksi utama karena memiliki akar panjang tradisional di Tiongkok.

Bambu juga merupakan bahan bangunan yang fantastis dan keberadaannya sering diremehkan dalam proses konstruksi arsitektur.

Baca Juga : Serba Kuning, Inspirasi Desain Ruang Tamu Milik @rumahkuningnyasachilla

Sementara itu, arsitek telah menetapkan visi mereka untuk proyek 10 tahun ke depan.

Dimulai dengan struktur kecil, elemen individu ini bisa dibangun di situs lain dalam rangka memperluas ukurannya.

Terletak di Anji County, wilayah ekspor terbesar untuk bambu di dunia, sistem dapat tumbuh dengan habitat 20 keluarga dalam sembilan bulan.

Mengingat jumlah penduduk terus tumbuh, struktur akan terus diperluas untuk mengakomodasi beberapa ruang komunal, jembatan, dan bahkan struktur terapung.

Baca Juga : Inspirasi Desain Teras Belakang ala Dokter Gigi, Menyatu Dengan Taman

Para arsiteknya memilih bambu sebagai bahan konstruksi utama, karena memiliki akar panjang tradisional di Tiongkok. Bambu juga merupakan bahan bangunan yang fantastis dan keberadaannya sering diremehkan dalam proses konstruksi arsitektur.

Para arsiteknya memilih bambu sebagai bahan konstruksi utama, karena memiliki akar panjang tradisional di Tiongkok. Bambu juga merupakan bahan bangunan yang fantastis dan keberadaannya sering diremehkan dalam proses konstruksi arsitektur.

Pada tahun 2023, pengembangan bambu diperpanjang untuk konfigurasi perkotaan, yang mendiami populasi 20.000 orang dan rumpun bambu sekitar 250 hektar.

Keadaan saat ini, mencerminkan perencanaan kota yang tidak bertanggung jawab sehingga mengakibatkan polusi udara dan krisis ekonomi.

Kondisi ini pun memaksa profesi arsitektur untuk memikirkan kembali proses pembangunan.

Penggunaan dari bahan-bahan alami, seperti bambu dan menghubungkannya dalam sistem cerdas dan modular, akan memberikan struktur kebebasan untuk tumbuh ke setiap arah.

Baca Juga : Inspirasi Desain Rumah Penuh Warna, Asyik Buat Kumpul Keluarga!

Semua sendi diikat dengan tali, sehingga meninggalkan bekas yang sangat sedikit. Dengan demikian, bambu-bambu ini dapat digunakan kembali setelah instalasi.

Semua sendi diikat dengan tali, sehingga meninggalkan bekas yang sangat sedikit. Dengan demikian, bambu-bambu ini dapat digunakan kembali setelah instalasi.

Dengan menambahkan dan menghubungkan tongkat bambu baru, struktur tumbuh dan menjadi sistem yang lebih kuat dan mampu menampung penghuni lebih banyak.

Setiap batang bambu yang diambil sebagai bahan konstruksi, ditanam dua pohon baru, untuk memastikan pasokan bahan bangunan stabil dan berkelanjutan.

Pendekatan ini dilakukan untuk memastikan permintaan jangka panjang terhadap elemen bangunan tetap terpenuhi dan menciptakan hutan bambu yang rimbun di sekitar pembangunan. (*)

Baca Juga : Tampil Menarik, Ini 3 Inspirasi Desain Kamar Anak dengan Pintu Geser

Editor : Alfa

Latest