Follow Us

Gunakan Beton Unfinished, Tengok Uniknya Desain Kedai Kopi di Jepang

Hikmah - Sabtu, 16 Februari 2019 | 15:40
Voice of coffee
Takumi Ota

Voice of coffee

IDEAonline - Terletak di bekas toko tukang cukur, Voice of Coffee yang berada di Kobe, Jepang, menampilkan balok kayu yang terbuka dan dinding blok unfinished.Dirancang oleh perusahaan yang berbasis di Tokyo, Yusuke Seki, Voice of Coffee terletak di sebelah distrik yang ramai di kota Kobe.

Bagian dalam coffee shop sengaja dibuat unfinished dengan dinding beton kasar, penyangga rangka kayu asli yang terbuka dan panel kaca sederhana."Hampir semua elemen struktural dibiarkan seperti yang ditemukan selama proses pembongkaran," jelas Yusuke Seki.

Voice of Coffee
Takumi Ota

Voice of Coffee

Baca Juga : Video Viral Gadis Makan Sabun Mandi, Seperti Sedang Makan Es Krim

Fitur asli yang dipilih oleh arsitek untuk dipertahankan termasuk layar kayu yang mereka temukan di belakang plafon eternit selama renovasi.Dipasang di bawah langit-langit, layar adalah bingkai kayu asli yang menahan plafon gantung di toko sebelumnya.

Voice of Coffee
Takumi Ota

Voice of Coffee

"Secara paradoks, pendekatan subtraktif ini memiliki efek akumulatif: setiap detail terungkap, setiap pmaterial yang ditinggalkan oleh pekerja pada proyek sebelumnya berfungsi untuk membuat bangunan terlihat, dan menambah rasa' waktu yang berlalu'," kata arsitek.

Untuk memamerkan interior toko yang belum selesai, fasad ini digunakan untuk memperluas ke area jalan, dan dibuka sebagai kaca depan.

Voice of Coffee
Takumi Ota

Voice of Coffee

Baca Juga : Harga Tanah Terus Melambung, Kenaikan yang Paling Tinggi di Jakarta TimurIntervensi ini menciptakan Engawa, yang merupakan ruang ambang tradisional Jepang antara jalan dan interior toko, di mana para tamu dapat duduk dan menikmati minuman mereka sambil dilindungi di bawah atap.

Voice of Coffee
Takumi Ota

Voice of Coffee

Arsitek memasukkan sejumlah elemen yang tidak biasa ke dalam desain coffee shop yang digambarkan "memberi waktu pengunjung sebentar, memberi mereka jeda dan kesempatan untuk melihat lebih dekat".

Halaman Selanjutnya

Takumi Ota Voice of Coffee
1 2

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya

Latest