Kloset Jongkok atau Duduk? dari Sisi Kesehatan, Mana yang Lebih Baik?

Jumat, 19 Juli 2019 | 16:35
reader digest

Bersihkan tepi kloset

IDEAonline - Di Indonesia, ada dua jenis kloset yang umum dipakai, yaitu kloset duduk dan kloset jongkok. Dari sisi kesehatan, mana yang lebih baik?

Kloset duduk, yang merupakan warisan budaya barat, sudah masuk ke Indonesia sejak lama.

Menurut Khairul Ahmad Septono, desainer interior dan anggota Asosiasi Toilet Indonesia (ATI), kloset duduk bahkan sudah dipakai sejak jaman penjajahan Belanda, meskipun dipakai di kalangan terbatas.

Baca Juga: Ganggu Pencernaan, Ini Alasaan Kenapa Toilet Jongkok Lebih Sehat dari Toilet Duduk

dok. oliviamarcheline.com

WC mampet | dok. oliviamarcheline.com

Namun sejak sejak tahun 70-an, saat pemuda Indonesia banyak yang bersekolah di luar negeri, pemakaian kloset duduk meningkat cukup pesat.

Saat ini, sebagian besar toilet di rumah, kantor, dan tempat umum sudah lebih banyak menggunakan kloset duduk dibandingkan kloset jongkok.

Baca Juga: Wajib Tahu! 5 Saat Tepat ke Toilet Saat Nonton Avengers: Endgame

Di sisi lain, jumlah pemakai kloset jongkok, yang merupakan warisan budaya Indonesia, masih menjadi pilihan utama masyarakat, terutama yang tinggal di daerah-daerah.

Beberapa negara Asia dan Eropa Timur, meski sudah mulai mengadopsi kebiasaan memakai kloset duduk, masih sangat lazim menggunakan kloset jongkok.

Meski telah puluhan tahun masuk ke Indonesia, pro dan kontra pemakaian dua jenis kloset ini masih terus muncul hingga saat ini.

Dari sisi kesehatan, mana yang lebih aman, kloset duduk atau kloset jongkok? Lalu, apa plus minus lain dari kedua jenis kloset ini?

Kloset Duduk

Baca Juga: WC Mampet Hingga Sulit Mem-flush? Coba Atasi dengan Soda Kue dan Cuka!

Menurut Khairul, kloset jenis ini sangat baik digunakan pada orang yang telah mengalami penurunan fleksibilitas dan kekuatan otot, orang lanjut usia, kelebihan berat badan, serta orang yang keseimbangannya buruk.

Intisari
Intisari

Toilet duduk vs toilet jongkok.

Kloset duduk juga mencegah kontak langsung dengan bau dan kutu saat tersambung ke limbah saniter yang tepat.

Salah satu peneliti pernah mengungkapkan bahwa kloset duduk sangat bagus untuk mencegah wasir, mengurangitekanan yang diperlukan saat buang air besar serta mengobati sembelit.

Baca Juga: Dodit Mulyanto Miliki Rumah Bak Games Harvest Moon Hingga WC di Luar, 'Rumah Saya Bukan untuk Orang Manja'

Sementara, dr. Hendrawati Utomo, MS, SpoK, spesialis okupasi, mengatakan bahwa kloset duduk diduga bisa menjadi tempat penyebaran bakteri atau virus yang dapat menginfeksi manusia seperti dermatitis atau iritasi kulit.

“Dudukan pada kloset merupakan media tempat penyebaran penyakit. Pada wanita, misalnya, dapat mengakibatkan keputihan,” ujar Hendrawati.

Bisa Berakibat Fatal

Menggunakan kloset duduk di tempat umum rasanya risih, walaupun di kantor sendiri. Kalaupun harus menggunakannya, kadang-kadang orang berjongkok di atas kloset.

Padahal cara demikian cukup berbahaya dan bisa mencelakakan diri sendiri.

Kloset duduk didesain untuk duduk, dengan berat relatif lebih merata di seluruh permukaan.

Jika jongkok, maka beban akan terpusat pada 2 titik saja dan akan menyebabkan kloset mudah pecah pada bagian lengkungannya. Bayangkan apa jadinya jika hal ini menimpa Anda.

Kloset Jongkok

Gagasan yang menyebutkan bahwa kloset duduk lebih bermartabat dibandingkan kloset jongkok adalah salah. Menurut Khairul, orang yang menggunakan kloset jongkok lebih baik dalam hal mengembangkan otot kaki dan punggung.

Kloset jongkok juga memberikan keuntungan mencegah kontak langsung antara permukaan kloset dengan tubuh, hal ini bisa mencegah penularan berbagai penyakit atau infeksi.

Baca Juga: Tak Seperti WC Biasa, Toilet Umum di Jepang Ini Gunakan Kaca dengan Burung Hampir Punah Sebagai Penghiasnya!

Sebuah penelitian lain menyebutkan bahwa kloset jongkok dapat memperkuat otot-otot pelvis wanita, otot-otot pinggul, serta memperbaiki pernapasan dan konsentrasi. Posisi jongkok juga memungkinkan kotoran untuk lebih cepat dikeluarkan sampai tidak tersisa sehingga mencegah risiko terjangkit kanker usus besar.

Kerugian dari kloset ini adalah tidak bisa digunakan oleh semua kalangan, terutama orangtua, orang cacat atau penyandang obesitas karena akan menimbulkan rasa tak nyaman.

Selain itu, kloset jongkok diduga bisa memicu timbulnya artritis dan meningkatkan tekanan pada lutut.

Tapi hal ini bisa dicegah dengan meletakkan sepenuhnya kedua telapak kaki di lantai dan mengatur postur tubuh dengan baik.

Keuntungan lain kloset jongkok adalah mudah dibersihkan, lebih murah, dan menggunakan lebih sedikit air dalam sekali bilasan dibandingkan dengan kloset duduk.

Pada kloset duduk banyak dijumpai sudut-sudut dan lekukan, sehingga sulit untuk membersihkannya.

Namun saat ini, industri kloset telah mengeluarkan kloset duduk dengan desain minim lekukan.

Mencegah RisikoTertular Penyakit

Untuk mencegah risiko tertular bibit penyakit yang mungkin sudah mencemari bibir kloset duduk, upayakan untuk membersihkannya terlebih dulu sebelum memakainya.

Caranya, bisa menggunakan cairan antiseptik atau melapisi permukaan dudukan kloset dengan kertas tisu.

Baca Juga: Beda 6 Tahun Lebih Muda, Olla Ramlan Dipersunting Pengusaha Tajir Melintir, Huniannya Miliki Fasilitas Karaoke!

Bila menggunakan cairan antiseptik, Anda cukup menyemprotkannya pada bibir kloset.

Lalu bersihkan dengan tisu basah atau kering.

Jika menggunakan kertas tisu, maka harus membersihkan permukaan kloset lebih dahulu menggunakan tisu kering. Kemudian, letakkan tisu khusus di atas permukaan kloset, baru kloset bisa Anda duduki.

Cara-cara di atas, meski sepele, cukup ampuh mengurangi kontaminasi kulit kita dengan bakteri. Saat ini cairan antiseptik maupun tisu khusus untuk kloset duduk banyak dijual di pasar swalayan atau toko-toko obat.

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya