Desain Atap Hijau Kurangi Panas Hingga 30 Derajat, OGRA 2019 Sarana Mewujudkannya!

Kamis, 25 Juli 2019 | 11:45
Don Freeman

Atap yang merespon alam dengan pilihan bahan dan desain yang tepat akan berdampak positif pada bangunan.

IDEAOnline-Mendukung lingkungan sehat dan hemat energi bisa dimulai dari mana saja, tak terkecuali lewat desain bangunan yang cerdas merespon alam dan memberi dampak positif.

Salah satu bagian bangunan yang punya peran besar dan berhubungan langsung dengan area luar dan alam adalah atap.

Tak hanya fungsinya sebagai pelindung rumah dan isinya sehingga perlu kuat dan tahan lama, juga tampilannya pun harus indah mengingat atap menjadi bagian yang terlihat langsung dari luar.

Baca Juga: Mau Hemat Saat Bangun Rumah? 7 Ide Desain Ini Bisa Jadi Solusi!

Daya tahan dan kemampuannya merespos alam (ramah lingkungan) serta estetika, adalah hal yang sangat penting diwujudkan pada desain atap karena akan memberi dampak positif bagi rumah dan penghuninya.

Penerapan desain atap hijau mampu menyiasati penggunaan energi yang boros.

Beban AC dan penerangan di dalam sebuah bangunan (rumah maupun komersial) yang cukup tinggi dapat disiasati dengan pilihan bahan atap yang tepat.

Ini akan berdampak bagi pengurangan suhu saat udara panas sehingga penghuni rumah jadi lebih nyaman, pun hemat energi.

Baca Juga: Tips Desain Kamar Mandi, Ruang Bawah Tangga Pun Bisa Dibikin Ergonomis

Dok. Onduline

Inovasi material atap menghasilkan desain yang fungsional dan estetik.

Adalah Onduline Indonesia—produsen atap ringan berbahan baku bitumen, serat selulosa, organik, resin dan mineral-mineral yang ramah lingkungan—yang memiliki kesadaran penuh akan pentingnya desain atap yang suistanablenamun tetap indah dipandang.

Perusahaan ini menggelar kompetisi Onduline Green Roof Award (OGRA) 2019 bagi karya-karya di bidang konstruksi dan arsitektur berkelanjutan (suistanable contruction) yang fokus pada desain atap rumah tropis.

OGRA merupakan event rutin dua tahunan yang sudah diselenggarakan oleh Onduline Indonesia sejak 2013.

Baca Juga: Tak Hanya Atap, Dinding Rumah Pun Bisa Bocor dan Berjamur Bau Tak Sedap, Atasi dengan Ini

Pada penyelenggaraan ke-4 ini, tema yang diusung adalah “Tropical Green Roof System”di mana peserta diharapkan dapat memberikan konsep desain atap yangsuistanablenamun tetap indah dipandang, dalam menjawab permasalahan lingkungan, kemampuan tahan air dan sistem drainase terkait rancangan atap rumah ramah lingkungan.

“Kompetisi ini terbuka bagi karya-karya yang memiliki konseptual dan berkelanjutan terkait kebutuhan desain atap yang kuat namun tetap ramah lingkungan dan cocok untuk daerah tropis,” ujar Country Director PT Onduline Indonesia, Tatok Prijobodo dalam siaran persnya,Selasa (22/7/2019).

Menurut Tatok, kompetisi yang berhadiah Rp75 juta ini bertujuan untuk mengembangkan perspekif baru tentang masa depan dunia konstruksi, arsitektur, dan properti.

Baca Juga: Salah Pilih Genteng Bisa Bikin Rumah Bocor. Perhatikan 5 Hal ini!

www.roof-info.co.uk
www.roof-info.co.uk

Atap hijau mengurangi suhu hingga 30 derajat dan membuat rumah jadi hemat energi.

Kompetisi ini terbuka bagi para arsitek, desainer interior, perencana, insinyur, pemilik proyek, developer dan perusahaan konstruksi yang telahberprofesi minimal satu tahun.

“Sayembara ini dapat diikuti oleh arsitek independent dan tidak harus bergabung dengan asosiasi ikatan professional,” ujar Reissa, Marketing & Communications Manager PT Onduline Indonesia.

Bentuk bangunan bisa berupa gedung komersial (high rise), rumah tinggal, resor, dan bangunan lainnya.

Baca Juga: Dinding Rembes Akibat Hujan Terus Menerus, Atasi di Waktu yang Tepat, Ini Caranya!

Luas bangunan atap mulai 150 m² hingga 350 m².

“Tidak harus proyek jadi, karya yang diikutsertakan juga boleh hanya konseptual design,” imbuh Tatok.

Karya-karya yang dilombakan akan dinilai oleh sejumlah tim juri yang independen yang terdiri dari Tatok Prijobodo, NaningAdiwoso (Ketua Green Building Council Indonesia), dan Anggia Murni (Core Founder Green Building Council Indonesia yang juga Principal of Tropica Greeneries).

Baca Juga: Bata Merah Bikin Rumah Hijau ini Humble dan Hangat, Lihat Juga 4 Tamannya yang Cantik!

Dok. Onduline

Desain atap yang sustainable dan ramah lingkungan menjadikan rumah hemat energi.

Kriteria yang ditetapkan dalam penilaian menggunakan sejumlah isu bangunan tropis berkelanjutan sebagai tolok ukur, di antaranya berkaitan dengan dampak estetika dan konstektual serta inovasi dantransferability (bisa diterapkan).

Semua karya yang akan diikutsertakan harus dikirimkan secara online lewat website Onduline,selambat-lambatnya tanggal 30 Agustus 2019.

Seluruh karya desain akan dibukukan secara eksklusif dalam buku Tropical Green Roof Desain dan didistribusikan secara nasional.

Pemenang akan diumumkan pada pertengahan September 2019.

Melalui kompetisi OGRA 2019 para peserta diharapkan dapat memberikan opsi desain atap bangunan yang ramah lingkungan untuk direkomendasikan kepada para pengguna jasa mereka.

Baca Juga: Cantiknya Pagar dengan Olahan Material Bata, Roster, dan Konblok

“Para professional di bidang arsitektur memiliki peran dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya green building. Mereka adalah the agent of changeyang tidak hanya berbicara bangunan dari sisi fungsi dan estetika, tetapi juga aman, sehat dan hemat energi,” ujar Naning.

“Penempatan atap hijau dapat mengurangi suhu hingga 30 derajat celcius saat cuaca panas. Penghuni jadi lebih nyaman, rumah juga jadi hemat energi,” tambahnya.

Baca Juga: Keramik Popping Apa Sebabnya? Jangan Asal Pasang dan Pilih Material Tepat

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya