IDEAonline - Rumah pada umumnya terletak diatas permukaan tanah. Nah, berbeda dengan deretan huniansatu ini.
Rumah dan penginapanini terletak di ujung jurang atau mungkin juga di tebing. Bagaimana jadinya? Ini dia!
Slovenia
Kabin berbalut aluminium mungil dari studio Slovenia, OFIS, Arhitekti, berada di tepi gunung di perbatasan Slovenia-Italia.
OFIS Arhitekti bekerja dengan insinyur struktural lokal CBD untuk mengembangkan Winter Cabin Kanin, yang dirancang untuk menahan kondisi cuaca ekstrem di situsnya yang terbuka di Gunung Kanin.
Studio Slovenia sebelumnya menciptakan kabin serupa di Gunung Skuta, Slovenia.
Kabin mungil berukuran 9,7 meter persegi ini memiliki denah lantai sempit berisi tiga lantai seperti rak, dan memiliki dimensi hanya 2,4 kali 4,9 meter.
Itu terbuat dari kombinasi kayu, kaca dan panel aluminium yang dilaminasi.
"Tantangannya adalah untuk memasang benda nyata, tempat berlindung di 1: 1 di lokasi terpencil dan mempelajari respons mereka terhadap cuaca ekstrem, perubahan suhu radikal, salju, dan medan yang berat," kata studio.
"Kondisi angin, salju, tanah longsor, medan, dan cuaca yang keras memerlukan respons terhadap bentuk, struktur, dan konsep arsitektur tertentu," lanjutnya.
Gunung ini terkenal dengan kondisi cuaca yang buruk, dengan catatan hujan salju dan hujan lebat, serta angin kencang.
Situs ini hanya dapat diakses oleh pendaki atau helikopter, sehingga studio meminta layanan dari tentara Slovenia untuk mengangkut kabin ke posisi berbahaya.
Dengan kondisi cuaca yang bergejolak, butuh tiga upaya bagi awak helikopter Angkatan Bersenjata Slovenia untuk mengirim kabin ke fondasi berbatu.
Di sini, kabin melintang melewati tepi gunung dan ditambatkan dengan kabel.
Baca Juga: Miliki Lahan Sempit, Begini Cara Menata Kolam Renang dengan Murah dan Mudah di Rumah!
"Situs khusus ini dipilih karena pandangan 360 derajat atas Slovenia dan Italia, dan pemandangan spektakuler ke Triglav, Soca Valley, dan Laut Adriatik," kata studio.
Proyek tersebut, yang ditugaskan oleh kota terdekat Bovec dan Asosiasi Pendaki Gunung Slovenia, juga dimaksudkan sebagai uji cuaca untuk bahan-bahan yang digunakan.
Casa Brutale(Lebanon)
Kecuali Open Platform for Architecture (OPA) yang justru mampu merealisasikannya dengan membuat casa brutale untuk mewujudkan hal tersebut.
Casa brutale merupakan kesatuan dari kesederhanaan dan harmoni dalam sebuah arsitektur kontemporer.
Melalui casa brutale, OPA berharap mampu menyatukan nilai-nilai estetika, struktur, fungsi dan teknik pembangunan dalam sebuah hunian atau tempat tinggal.
Dibangun di tepi jurang dekat Laut Aegean, Yunani, casa brutale "bersemayam" di dalam bumi dan terbungkus indah oleh permukaan sekitarnya.
Baca Juga: Lebih Murah, Ini Alasan Tepat Kenapa Harus Pindah ke Bambu Laminasi!
Meski terkesan penuh inovasi dan improvisasi, casa brutale dibangun berdasarkan bahan-bahan sederhana seperti kayu, kaca, dan beton baku.
OPA fokus pada lanskap dan laut yang menjadi pemandangan utama casa brutale.
Selain pemandangan laut, casa brutale juga memiliki atap berupa kolam renang terbuat dari kristal dengan kaca bertulang.
Bagian bawah yang mengilap berfungsi sebagai sebuah cahaya langit (skylight) yang masuk melalui sela air di kolam renang.
Selain sebagai bahan kolam renang, kaca besar juga digunakan untuk menutupi keseluruhan fasad di tepi jurang.
Casa Brutale terletak di Gunung Farqa, Beirut, Lebanon.
Ada sekitar 50 anak tangga yang digunakan sebelum mencapai bagian bawah rumah.
Bagian bawah merupakan bagian utama dari casa brutale dengan desain tinggi dan pintu putar berbahan kayu.
Di bagian dalam casa brutale terlihat terbuka dan begitu sederhana.
Sebuah meja makan beton dan seperangkat tempat duduk berbahan sama terlihat serasi dengan permukaan kayu di tempat duduknya.
Baca Juga: Hati-hati Berjamur, Begini Tips Mudah dan Murah Bangun Rumah Kucing
Kesederhanaan semakin terlihat dengan adanya sebuah perapian di belakang kursi tersebut.
Sebuah tangga baja tipis dibuat mengarah dari dapur ke mezanin yang sengaja dirancang untuk kamar tidur utama.
Seperti perabotan lainnya, bingkai tempat tidur terbuat dari beton dan kayu serta dinding kaca meningkatkan permainan cahaya dan bayangan di dalam rumah.
Di lantai utama terdapat ruang tamu dengan lorong kecil yang mengarah pada tempat penyimpanan dan kamar mandi.
Bivacco Gervasutti (Italia)
Bivacco Gervasutti adalah tempat menginap berbentuk kapsul yang terletak di pinggir jurang Mont Blanc, Italia.
Tempat ini cocok untuk para pendaki gunung yang ingin beristirahat sejenak dengan nyaman.
Berada di ketinggian 2. 835 meter di atas permukaan laut, Bivacco Gervasutti telah dirancang untuk bisa bertahan lama.
Baca Juga: Terungkap Penyebab Kebakaran di Rumah Makan Geprek Bensu Outlet Cirebon, Apinya Sampai Lantai 3!
Jadi, jangan takut ya iDEA Lovers! Arsitek dibalik kokohnya bangunan ini, Luca Gentilcore dan Stefano Testa juga telah merancang penginapan ini ramah lingkungan namun tetap modern.
Dilengkapi dengan interior dan perabotan minimalis, Bivacco akan memberikan kenyamanan saat beristirahat.
JikaIDEA lovers kehabisan daya baterai padagadget,juga bisa loh melakukannya karena Bivacco menggunakan unit fotovoltaik atau sejenis panel surya dengan akumulator yang canggih.
Selain nyaman, penginapan ini juga mempunyai views yang indah loh.
Berada di pegunungan, kamu akan menikmati keindahan alam berupa rerumputan hijau dan bunga-bunga jika sedang musim panas.
Meski tak terlalu besar, Bivacco mampu menampung sekitar 12 orang di dalamnya.
White Cliff House (Bandung)
Lahan yang berada di tebing jurang seringkali terlantar dan menjadi lahan kosong yang ditumbuhi tanaman liar.
Contohnya rumah yang diberi nama White Cliff House yang berada di kawasan Setiabudi, Bandung.
White Cliff House terletak di atas lahan seluas 162,5 m2 yang sangat curam dengan kemiringan 30 derajat.
Baca Juga: Hindari Furnitur Gantung Terlepas, Ini Hal Wajib Tahu Mengenai Angkur!
RDMA Architects, yang merancang desain bangunan ini, mengungkapkan bahwa kondisi tanah di rumah ini memiliki kontur yang tidak bersahabat.
Namun, hal tersebut dilihat sebagai kekuatan dari lahan ini.
“Dengan strategi terasering, lahan jurang tersebut didesain dengan bentuk tingkat atau gugusan, sehingga atapnya dapat dimanfaatkan sebagai teras balkon bagi lantai di atasnya.
Hasilnya, setiap lantai memiliki balkon pribadinya masing-masing,” kata Noerhadi, salah satu arsitek dari RDMA Architects.
Konsep desain bangunan pada hunian ini terinspirasi dari keinginan pemilik untuk mendirikan rumah sebagai tempat tinggal sekaligus tempat penginapan.
Baca Juga: Terlalu Cinta Budaya Lokal, Hunian Bergaya Resort Ini Munculkan Elemen Dekoratif Tidak Biasa!
Karena itu, Noerhadi dan tim membuat 5 lantai dengan desain vertikal yang dibagi menjadi 3 lantai bawah untuk tempat penginapan dan 2 lantai atas sebagai tempat tinggal.
“Guest house ini pastinya berbeda dengan penginapan yang sudah ada di lingkungan perumahan ini.
Karena penginapannya satu rumah dengan pemiliknya langsung, keperluan apa pun yang dibutuhkan penginap akan lebih mudah terlayani,” jelasnya.
(*)