IDEAOnline-Sejak pertengahan bulan Februari sampai dengan saat ini, Indonesia semakin dibayangi oleh wabah yang disebabkan oleh virus Corona.
Sampai Selasa (24/3/20), menurut laman Corona.jakarta.go.id sudah terdapat 686 kasus pasien terinfeksi, 849 pasien dalam pengawasan, dan 1.811 orang dalam pemantauan.
Tercatat 601 dirawat, 30 pasien sembuh, sementara 55 lainnya meninggal.
Angka kematian yang tinggi (8%) ini sangat memprihatinkan, dan berpotensi bertambah tiap harinya.
"Lonjakan jumlah kasus secara global dan spesifik di beberapa wilayah menyebabkan terbatasnya ketersediaan APD,” ujar Halik Malik, dokter ahli kesehatan masyarakat, anggota IDI (23/3/20).
Sebelumnyajuru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (20/3/2020), mengatakan, pemerintah sudah menyiapkan alat pelindung diri (APD) tambahan untuk tenaga medis yang menangani pasien virus corona atau Covid-19.
"APD juga sudah kita dapatkan sekitar 10.000 lebih kemudian masker juga lebih dari 150.000. Kemudian sarung tangan dan sebagainya,” ujarnya.
Halik menyatakan, APD (Alat Pelindung Diri) jadi kebutuhan utama dokter dan tenaga medis dalam menangani pasien infeksi Covid-19.
Penggunaan APD ini dilakukan sesuai petunjuk dan standar kesehatandunia dari WHO.
“APD untuk tenaga kesehatan terdiri dari cover all jumpsuit yang serupa baju astronaut, penutup kepala, kacamata pelindung, masker, sarung tangan, dan sepatu,” tambahnya.
Menurut Halik, dalam menangani kasus COVID-19, para tenaga medis mesti mengganti APD setiap kali menangani pasien di ruangan yang berbeda.
Risiko penyebaran virus dan tingkat kontaminasi yang tinggi membuat beberapa jenis APD hanya digunakan sekali pakai saja.
Permasalahan yang terjadi saat ini adalah APD belum cukup memadai di lapangan.
Wakil Ketua Umum I PB IDI (Ikatan Doker Indonesia) Adib Khumaidi menegaskan bahwa upaya pemenuhan APD bukan hanya untuk tenaga medis saja, melainkan juga unuk pasien.
“Berada di garda terdepan yang pertama kali berhubungan langsung dengan pasien. Jangan sampai (tenaga medis) jadi sumber penularan kepada pasien-pasien lain yang dirawatnya. Dengan demikian, tenaga medis harus terproteksi dengan baik. Tidak hanya untuk kepentingan dokter pribadi saja, kaitannya kepada pasien juga,” jelas Adib.
Melihat hal ini, PT Sharp Electronics Indonesia melalui program tanggung jawab sosialnya ‘Bakti untuk Negeri’ berperan serta membantu penyediaan masker N-95 yang sangat dibutuhkan oleh tenaga medis.
”Sharp Indonesia melakukan inisiatif untuk membantu menyediakan salah satu APD yaitu masker N-95 bagi tenaga medis sebagai salah satu pencegahan penularan virus khususnya di rumah sakit- rumah sakit wilayah DKI Jakarta sebagai salah satu daerah yang memiliki kasus Covid-19 terbanyak di Indonesia,” Andry Adi Utomo selaku National Sales Senior General Manager PT Sharp Electronics Indonesia dalam keterangan pers tertulis yang diterima IDEA (23/3/20).
Tahap awal, Sharp Indonesia mendonasikan masker N-95 sebanyak 300 unit ke RSUD Kalideres, Jakarta Barat.
”Kami sangat berterima kasih kepada Sharp Indonesia, masker N-95 memang benar-benar kami butuhkan karena ketersediaan barang ini sudah hampir tidak ada, dan ketika Sharp menghubungi kami, kami merasa sangat bersyukur, bisa tepat sekali momennya”, ucap Hendra Purnama selaku perwakilan dari RSUD Kalideres.
Soal jenis kebutuhan masker N-95 ditegaskan oleh Erlina Burhan, dokter Spesialis Paru RS. Persahabatan di salah satu acara di televisi nasional, Selasa (23/3/20).
“Masker yang dibutuhkan bukan masker bedah, tapi masker N95,” tambahnya.
Lebih lanjut Erlina menjelaskan masker N95 adalah masker yang mampu menyaring partikel yang berukuran 5 mikron.
Pada kesempatan yang sama Erlina juga menyampaikan terima kasih untuk bantuan yang terus mengalir dari berbagai pihak untuk mendukung tenaga medis dalam bekerja melayani pasien.
Baca Juga: Berbagi IDEA Gunakan Waktu Sisa Saat WFH? Yuk Beresin Lemari, Ikuti Tipsnya!
Ia pun mengatakan covid-19 adalah musuh bersama yang harus diperangi bersama.
Setiap pihak bisa berkontribusi sesuai posisinya.
Sesuai anjuran pemerintah Erlina mengatakan bahwa masyarakat saat ini tugasnya cuma satu dalam memutus penyebaran Covid-19 yaitu dengan #dirumahaja.
Sejalan dengan hal ini, selain memberikan donasi ke pihak eksternal, SEID sudah terlebih dahulu membagi-bagikan alat perlindungan diri (APD) bagi karyawannya, melakukan sosialisasi perlindungan diri di lingkungan kerja dan fasilitas umum serta memberlakukan program Work From Home.
Tidak hanya itu, memanfaatkan kanal sosial medianya, Sharp Indonesia pun memberikan himbauan kepada konsumen setianya dan membantu dalam menyosialisasikan peraturan pemerintah untuk tetap waspada menjaga kesehatan dan menghindari tempat keramaian sebagai usaha dalam memutus rantai penyebaran virus COVID-19 ini.
Melalui aksinya ini, Sharp berharap dapat membantu Indonesia dalam menurunkan penyebaran virus COVID-19.
“Sesuai dengan filosofi bisnis kami ‘Sincerity and Creativity’, Sharp secara aktif melakukan aksi nyata melalui kegiatan tanggung jawab sosialnya, berkontribusi positif terhadap masyarakat dan lingkungan serta negara,” jelas Andry.
Nah, ayo siapa lagi yang akan menyusul aksi Sharp ini?
Baca Juga: Berbagi IDEA Empat Desain Meja agar Bekerja di Rumah Tetap Produktif
(*)