IDEAonline -Walau hakikat doa utamanya dating dari hati, tak dapat dipungkiri bila suasana sekitar mendukung, maka bait-bait doa yang didaraskan menjadi lebih khusuk.
Sekilas, bangunan di sudut taman belakang ini terlihat seperti saung yang biasa dibuat bersantai oleh pemilik rumah.
Namun ketika didekati, ternyata saung ini adalah sebuah musala.
Musala yang satu ini dibangun di taman belakang karena sang pemilik ingin menghadirkan teduhnya unsur alam, agar saat-saat menghadap Tuhan terasa lebih khusuk.
Hijaunya dedaunan yang mengelilingi musala membuat ruang doa yang satu ini terasa teduh dan damai.
Privasi
Musala atau mushola adalah ruangan yang membutuhkan tingkat privasi tinggi. Karenanya musala biasa diletakkan di bagian rumah yang cukup terlindung.
Bertentangan dengan kaidah tersebut, musala ini dibangun di luar rumah, karena ingin mendekatkan unsur alam saat mendaraskan doa kepada Sang Pencipta.
Meski di luar rumah, lokasi yang dipilih adalah sudut taman belakang. Tujuannya agar privasi pemilik rumah yang akan beribadah tetap terjaga.
Masih berkenaan dengan privasi, jika diperlukan, dinding terbuka musala bisa ditutup oleh tirai yang dipasang mengelilingi bangunan musala.
Saat tidak digunakan, tirai-tirai ini diikat ke arah tiang dan menjadi aksen yang menarik untuk interior musala.
Baca Juga: Tak Hanya Stres, Begadang Juga Bisa Buat Badan Rentan Terkena Virus Corona Masuk, Ini Alasannya!
Baca Juga: Jangan Percaya 11 Mitos tentang Virus Corona Ini, Tak Sesuai Fakta!
Lebih Tinggi, Lebih Sakral
Meski tidak ada aturan pasti tentang peletakkan musala, secara umum, musala sebaiknya diletakkan di tempat yang bersih dari najis/kotoran dan tidak menghadap ke pemakaman.
Untuk memperoleh efek bersih dan sakral tersebut, musala yang satu ini dibangun dengan permainan ketinggian level lantai.
Perbedaan ketinggian menegaskan batas suci dari tempat doa dan taman. Sehinga saat menapaki anak tangga, hati pun sudah dipersiapkan untuk menghadap Tuhan.
Guna mempermudah perawatan, dipilih bahan keramik untuk lantai musala, karena mudah dibersihkan.
Selain perbedaan ketinggian level lantai, untuk menegaskan batas suci tersebut, musala ini dibangun di atas kolam.
Efek lain yang didapat, gemericik air kolam menambah kesan adem dan alami saat penghuni rumah beribadah di dalamnya.
Kayu untuk Mihrab
Untuk bagian mihrab dipilihlah unsur kayu guna menegaskan tema dekat dengan alam. Bilah-bilah kayu disusun secara horisontal membentuk sebuah bidang di bagian barat musala.
Sebagai hiasan digantunglah beberapa ornamen yang dihiasi tulisan kaligrafi.
Sebagai tempat penyimpanan, disediakan sebuah lemari kayu kecil tempat meletakkan sajadah, mukena, dan Al Quran.
Ini karena Al Quran sebaiknya diletakkan lebih tinggi dari lantai tempat kita berpijak.
Baca Juga: Garam Dapur Bisa Digunakan Antibiotik Untuk Akuarium? Bagaimana Caranya?
Baca Juga: Rumah Gerbong Karya Studio SA_E, Tips Hadirkan Rumah Konsep Resor Yang Sejuk di Dalamnya!
Elemen Taman
Sebagai penanda entrance, diletakkan dua pot berisi tanaman lotus di depan anak tangga. Tanaman air juga ditanam di kolam di sekeliling musala.
Selain menghadirkan kesan hijau dan asri, tanaman-tanaman air ini menciptakan “dinding” yang menambah privasi di dalam musala.
Di waktu malam, lampu kayu yang ada di sudut jalan masuk ke musala menjadi aksen yang menarik selain menjalankan fungsi penerangan.
Jalan setapak menuju musala, dibuat dari susunan batu koral putih. Susunan batu ini juga berguna untuk mencegah kotornya kaki oleh tanah.
Artikel ini tayang diTabloid RUMAH edisi 102
(*)