Ngeri! Tubuh Manusia Bisa Mendatangkan Tungau Pengganggu Tidur, Kok Bisa? Ini Alasan dan Pencegahannya

Selasa, 14 April 2020 | 19:05
Tribunnews.com

Saat tidur tubuh manusia melepaskan kulit mati yang menjadi mengundang kutu dan tungau.

IDEAOnline-Bersih-bersih rumah jangan lupakan kamar tidur dan perangkat tidur yang menyertainya.

Cek kebersihan perangkat tidur, mulai dari seprai, bantal, hingga kasur.

Hati-hati! Jika luput merawatnya, kesehatan keluarga bisa menjadi taruhannya.

Menurut Dalai Lama, tidur merupakan bentuk meditasi terbaik yang pernah dimiliki manusia.

Ketenangan emosional bisa didapatkan, setelah kita mulai mengistirahatkan mata, lantas nyenyak terlelap.

Stres dan depresi pun bisa teratasi.

Tak hanya itu, kesehatan jasmani pun bisa dicapai hanya karena tidur.

Selain membiarkan otot-otot beristirahat, ketika tidur, tubuh manusia juga akan mengalami perbaikan dan mengeluarkan racun.

Hormon-hormon kekebalan tubuh pun dihasilkan dalam keadaan tidur.

Maka tak heran jika di saat sekarang ini imunitas tubuh sangat diperlukan dalam mencegah penyebaran virus corona, tidur yang cukup menjadi hal penting.

Tak heran juga bila ada yang mengatakan pola tidur seseorang memengaruhi kualitas hidupnya pula.

Baca Juga: Cukup Tidur Tingkatkan Kesehatan Tubuh agar Tak Mudah Tertular Covid-19, Lakukan Ini Biar Kamar Nyaman

twitter

Bahan seprai dan perangkat tidur yang tidak tepat berpotensi jadi tempat nyaman kuman dan bakteri.

Jadi Sarang Persembunyian

Coba bayangkan, berapa lamakah kamu menghabiskan waktu di tempat tidur?

Sebagai ilustrasi, waktu tidur ideal seorang manusia tidak kurang dari 8 jam setiap harinya.

Artinya, selama 8 jam tersebut, kamu langsung bersentuhan dengan perangkat tidur—mulai dari seprai, bantal, guling, dan selimut.

Pernahkah kamu berpikir, intensitas tinggi sang penghuni dengan area tidur menjadi salah satu sasaran empuk bagi kuman dan bakteri untuk bersarang?

Meskipun kamu rajin membersihkannya setiap hari dan rutin mencucinya sebulan sekali, kebersihan perangkat tidur ini belum tentu terjamin.

Ingatlah, setiap hari, kamu meninggalkan ampas metabolisme tubuh—seperti sel kulit mati, minyak, keringat, air liur, dan cairan lainnya—di perangkat-perangkat tidur tersebut.

Ditambah lagi, debu dan kotoran lain—seperti remah-remah makanan—mudah terikat oleh kain seprai.

Satu hal yang harus kamu ketahui, ampas metabolisme tubuh tersebut ternyata bisa mengundang organisme lain, seperti kutu dan tungau, untuk menghampirinya.

Contohnya adalah sel-sel kulit mati.

Normalnya, setiap hari, seorang manusia melepaskan kurang lebih satu juta sel kulit mati.

Terlebih lagi, ketika sedang tertidur lelap.

Baca Juga: Berbagi IDEA Agar Tidur Berkualitas, Tips Atasi 3 Masalah Pengudaraan di Kamar Tidur: Lembap, Suhu, Asap

Bahan 100% katun mudah menyerap cairan tubuh dan menghindarkan lembap pada perangkat tidur.

Yang menjadi masalah, keberadaan sel-sel kulit mati ini merupakan santapan favorit bagi tungau, hewan kecil bertungkai delapan, yang dapat menyebarkan penyakit bagi manusia.

Alhasil, tungau pun gemar mampir dan bersarang di balik seprai.

Jenis Bahan Juga Berperan

Saat berkunjung ke toko kain yang juga menjual bahan-bahan perangkat tidur, akan banyakditawarkan seprai, bantal, hingga selimut yang terbuat dari beragam jenis bahan, warna, serta ukuran.

Terkadang pilihan jatuh karena tergiur oleh hanrga miring dan motif yang menarik, tanpa memikirkan apa bahan dasarnya.

Beberapa ahli, termasuk Yuliab Koersen—praktisi dan pengamat tekstil—menyarankan para konsumen memilih seprai berbahan 100% katun yang mudah menyerap cairan.

Otomatis, tak hanya nyaman dan sejuk, cairan-cairan tubuh penyebab lembap—seperti keringat dan minyak—akan mudah terserap ke bawah permukaan kain seprai.

Berbeda dengan bahan polyester yang sulit menyerap cairan, lama kelamaan alas tidur kamu pun akan lembap, lengket, dan bisa mendatangkan kuman serta bakteri lebih banyak lagi.

Baca Juga: 6 Diperlukan untuk Kesehatan Tidur, Apa yang Membantu dan Mengganggu?

(*)

#BerbagiIDEA#Berbagicerita#BisadariRumah#GridNetwork

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya