Ini Alasan Mengapa Penyebaran Virus Corona Sangat Cepat dan Menginfeksi Manusia, Bisakah Virus Menyebar dari Hewan ke Manusia?

Rabu, 22 April 2020 | 18:00
SHARP Indonesia

Belum ada penelitian yang membuktikan hewan peliharaan dapat terinfeksi virus corona, apalagi menyebarkannya ke manusia.

IDEAOnline-Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang dirilis pada Selasa sore, 21/04/2020, total jumlah kasus positif corona di Indonesia saat ini sudah sebanyak 7.135 pasien.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 5.677 pasien Covid-19 masih dalam perawatan. Sedangkan 842 pasien positif corona lainnya telah dinyatakan sembuh. Angka kesembuhan ini meningkat 92 orang dibanding sehari sebelumnya.

Data Gugus Tugas juga memperlihatkan bahwa jumlah pasien positif corona yang telah meninggal dunia bertambah 26 orang pada hari ini, sehingga totalnya menjadi 616 jiwa.

Sementara kasus baru yang terkonfirmasi positif Covid-19 dalam sehari terakhir sebanyak 375 orang.

Data ini menunjukkan lonjakan angka kasus baru kembali terjadi setelah ada penurunan drastis pada dua hari sebelumnya.Mengapa virus corona bengitu cepat menyebar dan menginfeksi lebih banyak manusia?

Baca Juga: Merespons Covid-19, Ada Kelonggaran Perpanjangan HGU dan HGB Jatuh Tempo Sampai Akhir Tahun, Siapa Saja yang Berhak?

Tangkap layar Miaopai Video

Salah satu pasien sembuh dari corona dan keluar dari ruang Isolasi.

Ditulis oleh Gloria Setyvani Putri di laman Kompas.com, alasan pertanyaan di atas adalah sebagai berikut.

Menurut hasil penelitian studi terbaru, protein yang terkandung dalam virus corona SARS-CoV-2 memiliki "daerah khusus" atauridge yanglebih padat.

Hal ini membuatnya lebih mudah menempel pada sel manusia dibanding virus corona jenis lainnya.

Saat virus mudah menempel ke sel manusia, ini memungkinkan virus corona SARS-CoV-2 memiliki kemampuan menginfeksi dengan lebih baik dan mampu menyebar lebih cepat.

Dikabarkan Live Science, Sabtu (4/4/2020), virus corona baru SARS-CoV-2 menempel pada sel manusia melalui apa yang disebut spike protein.

Ketike spike protein menempel atau terikat pada reseptor sel manusia - protein pada permukaan sel yang berfungsi sebagai pintu masuk sel -membran virus akan bergabung dengan sel manusia.

Hal ini memungkinkan genom virus untuk masuk ke dalam sel manusia. Semua jenis virus corona, termasuk yang menyebabkan penyakit SARS dan MERS, menempel pada sel manusia melalui spike protein.

Baca Juga: Cukup Tidur Tingkatkan Kesehatan Tubuh agar Tak Mudah Tertular Covid-19, Lakukan Ini Biar Kamar Nyaman

World of Buzz

Petugas medis dengan APD dalam penanganan covid-19.

Namun, setiap jenis virus corona memiliki struktur spike protein yang berbeda.

Pada bulan Februari lalu, sekelompok peneliti dari Universitas Texas di Austin dan National Institutes of Health memetakan struktur molekul speke protein pada virus corona baru SARS-CoV-2.

Dan terbaru, sekelompok peneliti lain dari University of Minnesota mengeksplorasi lebih lanjut spike protein virus corona baru dan keterikatannya dengan reseptor sel manusia menggunakan sinar-X.

Tujuan mereka adalah untuk memahami mengapa spike protein virus corona baru sangat ahli dalam menginfeksi sel manusia dibanding dengan virus corona lain, terutama virus SARS-CoV.

Baik SARS-CoV (penyebab wabah SARS pada 2003) dan SARS-CoV-2 (virus corona penyebab pandemi Covid-19 saat ini), mengikat reseptor manusia yang sama, yang dikenal sebagai ACE2.

Menurut penelitian terbaru yang dilakukan tim dari Universitas Minnesota menemukan bahwa mutasi genetik membuat spike protein pada SARS-CoV-2 mengembangkan ridge atau "daerah khusus" molekuler yang lebih rapat dibanding SARS-CoV.

Struktur yang lebih padat dan adanya beberapa perbedaan kecil memungkinkan SARS-CoV-2 menempel lebih kuat pada reseptor ACE2 manusia.

Hal ini pada akhirnya membuat virus ini dapat menginfeksi manusia dengan lebih baik dan mampu menyebar lebih cepat dibanding virus corona yang menyebabkan SARS.

Dengan mempelajari secara spesifik virus ini dan bagaimana ia melekat pada sel manusia, para peneliti juga memperoleh beberapa wawasan tentang bagaimana virus itu dapat melompat dari hewan ke manusia.

Mereka menemukan bahwa virus corona pada kelelawar juga berikatan dengan reseptor ACE2, tetapi buruk.

Beberapa mutasi bisa meningkatkan kemampuan virus kelelawar untuk menempel pada reseptor manusia, memungkinkan lompatan ke manusia, menurut pernyataan itu.

Para peneliti juga menganalisis struktur spike protein pada trenggiling, yang bisa menjadi inang antara kelelawar dan manusia, menurut laporan Live Science sebelumnya.

Mereka menemukan bahwa salah satu virus corona pada trenggiling berpotensi mengikat reseptor manusia.

Ini mendukung gagasan bahwa trenggiling adalah inang perantara virus.

"Tetapi hipotesis itu perlu diverifikasi secara eksperimental," tulis ahli dalam penelitian tersebut. Baca Juga: Tahukah Kamu Imun Terbaik Melawan Covid-19? Jalani Gaya Hidup Sehat dan Higienis Seimbangkan dengan Kesehatan Mental, Ini Caranya!

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya