Akibat Covid-19 Ada Tawaran Hemat Puluhan Juta Membeli Rumah, Mungkinkah Pembangunan Tetap Berjalan Tepat Waktu?

Rabu, 29 April 2020 | 19:29
Panangian School Of Property

Saat pandemi Covid-19 banyak pengembang menerapkan strategi membantu warga terdampak agar tetap bisa beli rumah.

IDEAOnline-Pandemi Covid-19 berdampak luas pada masyarakat dan bisnis properti.

Sebagian orang patut merasa cemas, rencana membeli rumah haruskah ditunda mengingat sebagian pengembang menyetop bisnis mereka sementara waktu.

Bagaimana dengan kesepakatan pembelian properti yang sudah dilakukan jauh sebelum pandemi ini muncul dan saat ini sedang dalam proses pembangunan apakah sudah pasti akan mengalami pemunduran jadwal penyelesaian?

Di saat pandemi memang segala hal aktivitas masyarakat dan bisnis dibatasi, otomatis pasti berpengaruh pada proses pembangunan proyek.

Namun dilansir dari kompas.com, pengembang pun melakukan berbagai strategi menghadapi masa sulit ini.

CEO Leads Property Indoensia Hendra Hartono mengakui, pandemi Covid-19 telah berdampak demikian luas pada masyarakat dan bisnis properti.

"Pasar keuangan jatuh, pembatasan berbagai kegiatan publik dan bisnis menciptakan krisis kemanusiaan dan keuangan yang telah menyebabkan kepanikan dan potensi resesi," kata Hendra kepada Kompas.com, Minggu (26/4/2020).

Banyak pebisnis properti kemudian mengadopsi pendekatan efisiensi biaya untuk bertahan, sementara sebagian lainnya menyetop bisnis mereka untuk sementara waktu.

PT Alamindo Trulynusa menerapkan sejumlah strategi untuk bertahan di tengah pandemi virus Corona, salah satunyamemangkas besaran uang muka atau down payment ( DP) hingga 90 persen yang bisa dicicil 12 kali tanpa bunga.

Baca Juga: Bisnis Properti Diramalkan Berpotensi Membaik di 2020, Ini yang Harus Dilakukan Pengembang Menyiasati Pandemi Covid-19

Sejumlah pengembang melakukan strategi memangkas besaran DP, subsidi total BPHTB, dan biaya KPR.

Kendati pandemi Covid-19 kian meluas di hampir seluruh wilayah Indonesia, tidak membuat PT Alamindo Trulynusa menghentikan aktivitas penjualan dan pembangunan proyek perumahan.

Perusahaan yang mengembangkan Panjibuwono Residence seluas 200 hektar, dan Darmawangsa Residence (100 hektar) di Bekasi, Jawa Barat, ini memilih tetap bertahan dengan menerapkan sejumlah strategi.

Di antaranya adalah memangkas besaran uang muka atau down payment (DP) hingga 90 persen yang bisa dicicil 12 kali tanpa bunga, subsidi total pajak BPHTB sebesar 100 persen, dan biaya Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebesar 100 persen.

Dengan kombinasi ketiga diskon ini memungkinkan konsumen menghemat dana hingga puluhan juta rupiah.

Manager Marketing Alamindo Trulynusa Albert Permana mengakui, di masa Pandemi Covid-19demandproperti semakin menurun, setelah mengalami perlambatan dalam tiga tahun terakhir.

Ditambah krisis Corona, pengeluaran dana konsumen bukan diprioritaskan untuk membeli rumah tetapi memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kesehatan.

Namun demikian, imbuh Albert, orang yang punya kebutuhan untuk membeli properti tetap ada.

Mereka telah merencanakan pembelian sejak tahun lalu, namun menundanya.

Baca Juga: Seperti Apa Tren Desain Kantor dan Rumah yang Bakal Booming Pasca Covid-19?

Shutterstock

Pengembang punya kewajiban dan komitmen kepada konsumen agar pembangunan proyek tepat waktu.

“Calon konsumen menunda pembelian, akan tetapi masih mencari rumah dan itu dapat dilihat dari meningkatnya jumlah konsumen yang menghubungi kami melalui dan media sosial," ungkap Albert kepada Kompas.com, Senin (27/4/2020).

Albert optimistis penjualan akan kembali meningkat setelah Pandemi Covid-19 berakhir.

Oleh karena itu, Alamindo Trulynusa tetap memasarkan klaster-klaster hunian dengan sejumlah subsidi dan pemangkasan DP tadi. Di Perumahan Darmawangsa Residence, terdapat 200 unit Kluster Singosari tahap 2.

Sedangkan perumahan Panjibuwono Residence terdapat Kluster Brawijaya (80 unit), Kluster Sriwedari (50 unit), Kluster Casablanca (70 unit), dan rumah Boulevard (30 unit).

Pengembang menawarkan piliha unit tipe satu lantai (36/60 meter persegi) seharga Rp 300 jutaan, rumah dua kamar (50/78 meter persegi) seharga Rp 500 jutaan, hingga rumah dua lantai ukuran terbesar (70/84 meter persegi) yang dibanderol Rp 700 jutaan.

Albert berharap, dengan sejumlah kelonggaran ini, pihaknya dapat meraup penjualan selama masa promosi senilai Rp 200 miliar hingga akhir 2020.

Terakhir,PT Indopasifik Indahtama secara resmi melakukan proses penutupan atap atau topping off proyek apartemen Pacific Garden di kawasan Alam Sutera, Tangerang, Banten.

Hal tersebut disebabkan penjualan Tower C Pacific Garden sudah mencapai lebih dari 85 persen dari total 1.030 unit dengan nilai penjualan Rp 637,5 miliar.

Prosesi topping off dilakukan di tengah masa Pandemi Covid-19 dengan mengacu pada kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengecualikan sektor pekerjaan konstruksi.

Direktur PT Indopasifik Indahtama Sonny Wangsa mengatakan, pengembang punya kewajiban dan komitmen untuk memenuhi janji kepada konsumen agar pembangunan proyek tepat waktu.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "[POPULER PROPERTI] Corona, Faktor X yang Bikin Sektor Properti Runtuh" dan “Bantu Warga Terdampak Covid-19 Beli Rumah, Pengembang Diskon DP 90 Persen.”

Baca Juga: Tak Perlu Menunda Beli Rumah Saat Covid-19, Ada Layanan KPR From Home dari BTN, Berapa Bunga yang Ditawarkan dan Di Mana Saja Pilihan Rumahnya?

(*)

Editor : Maulina Kadiranti