Satu Desa Harus Isolasi Mandiri Akibat Tak Tahu Jenazah di Kampungnya Positif Covid-19, Awalnya Dikira Sakit Ginjal!

Kamis, 04 Juni 2020 | 21:10
Kompas/ Garry Lotulung

Ilustrasi petugas pemakaman pasien virus corona.

IDEAonline -Saat ini, seluruh masyarakat Indonesia dikhawatirkan dengan penyebaran virus corona (Covid-19).

Oleh karenanya, masyarakat wajib mengikuti protokol kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah.

Jika melanggar atau tidak peduli,mereka bisa terinfeksi dan wajib diisolasi.

Seperti kejadian di bawah ini.

Dilansir darihealth.grid.idpada Kamis (4/6/2020), warga Bayat, Klaten digegerkan dengan pemakanan seorang jezanah seorang pasien positif virus corona.

Bagaimana tidak, hal inibuat warga harap-harapcemaskarena sebelumnya jenazahtersebut dikirameninggalbukan karena Covid-19, melainkan sakit ginjal.

Baca Juga: Miliki Kekayaan yang Engga Habis-habis, Pantas Saja Bidadari Film Ini Terungkap Milik Usaha Kuliner hingga Mukena, Rumahnya Engga Kalah Bikin Elus Dada!

Baca Juga: Miliki Kekayaan yang Engga Habis-habis, Pantas Saja Bidadari Film Ini Terungkap Milik Usaha Kuliner hingga Mukena, Rumahnya Engga Kalah Bikin Elus Dada!

Alhasil banyak warga di sana yangkhawatir akan penyebaran virus corona di kampung mereka.

Dilansir dariKompas.com, jenazahtersebut berinisial T yang sebelumnya merantau di Semarang, Jawa Tengah.

Plt Camat Bayat Kelik mengemukakan,saat berada di Semarang, T sempat dirawat di rumah sakit.

"Informasinya sakitginjal."

" Jadi pada saat dirawat di rumah sakit penanganannya biasa saja tidak di ruangan isolasi," kata Kelik, Rabu (3/6/2020).

T kemudian meninggal dunia dan dibawa ke Klaten untuk dimakamkan.

Jenazah T langsung diarahkan ke pemakaman dan tidak dibawa ke rumah duka.

Sedikitnya lima orang warga menanti kedatangan jenazah T di pemakaman.

Saat jenazah tiba, warga pun membantu menurunkan peti jenazah ke liang lahat.

Saat itu, warga tidak curiga dengan kedatangan jenazah pasien T.

Baca Juga: Menilik Kembali Fakta Dibalik Isu Rumah Sakit Manado Sogok Uang 15 Juta Rupiah, Korban Meninggal Sakit Lambung Malah Disuruh Pura-pura Jadi Pasien Corona?

Baca Juga: Sempat Kawin Cerai di Usia Muda hingga Dapat Mahar Sebesar Rp 2M, Begini Fakta Terakhir Mengenai Bella Luna dan Rumah Mewahnya Sekarang

Pihak rumah sakit hanya meminta warga menyiapkan disinfektan saat itu.

Usai pemakaman, warga baru mendapatkan informasi bahwa T dinyatakan positif Covid-19 dari hasil tes swab.

"Kita tahunya pagi tadi informasinya hasil swab jenazah pasien T positif corona."

"Pak Kepala Desa Ngerangan sudah dikonfirmasi," kata dia.

Mendengar keterangan itu, pengurus desa menghubungi warganya yang terlibat pemakaman.

"Semua yang terlibat di situ langsung disuruh mandi keramas dama baju yang dipakai untuk dicuci," terang dia.

Tracing pun segera dilakukan oleh pengurus desa bersama tim gugus tugas Covid-19 kecamatan.

Baca Juga: Sebenarnya Apa Alasan Genting Bisa Melorot? Yuk Cari Tahu Sebelum Rumah Jadi Kolam Renang  

Baca Juga: Harta Kekayaannya Tak Bisa Habis, Pantas Saja Pasangan Artis Satu Ini Rajai 6 Rajai 6 Bisnis Sekaligus Mulai dari Kuliner Hingga Properti, Intip Kediamannya yang Luas Banget!

"Setelah kita telusuri kurang lebih yang ikut membantu menurunkan peti jenazah itu ada lima orang warga."

"Kemudian, sebelum meninggal di rumah sakit, yang bersangkutan ini pada saat Lebaran pulang ke Klaten."

"Tidak lebih dari enam anggota keluarga yang berkontak dengan pasien," lanjutnya.

Kini, mereka semua harus menjalani isolasi mandiri selama 14 hari.

Rumah duka pun telah disemprot disinfektan. Kondisi warga yang berkontak dengan T akan dipantau ketat.

Rapid test pun akan digelar secepat mungkin, menyasar warga yang berinteraksi dengan pasien.

"Kita menunggu perkembangan dulu. Karena yang lebih tahu dari Puskesmas untuk rapid test," papar Kelik.

Melihat kejadian ini tak heran jika warga bayat tersebut sangat khawatir, sebab konon jenazah pasien Covid-19 rupanya masih bisa menyebarkan virus tersebut.

Hal ini diungkapkan langsung oleh Dr. dr. Budiman Bela, Sp. MK, seorang spesialis mikrobiologi klinik Rumah Sakit Indonesia pada Rabu (11/3/2020).

Baca Juga: Pahami Psikologi Kamar Anak sebelum Membuatnya, Kata Ahli: Bukan Tempat Ngendon!

Baca Juga: Trik Sembunyikan Cacat pada Dinding dan Plafon akibat Pembangunan Tak Sempurna

"Karena cairan tubuh tersebut, kalau memang mengandung virus, maka virusnya masih bisa bertahan," ujar dr. Budiman saat ditemui tim GridHEALTH.id di Kampus UI Salemba, Jakarta Pusat pada Rabu (11/3/2020).

Menurutnya, cairan tubuh yang dapat menyimpan virus dalam waktu yang cukup lama adalah protein dalam tubuh.

Oleh karena itu, Budiman menjelaskan bahwa penanganan jenazah pasien virus corona akan dilakukan dengan penanganan khusus seperti pasien dengan penyakit menular.

(Artikel ini sudah tayang di health.grid.id dengan judul "Geger Dikira Sakit Ginjal Tak Tahunya Positif Covid-19, Warga Harap-harap Cemas")

#BerbagiIDEA #Berbagicerita #BisadariRumah #GridNetwork

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Sumber : health.grid.id

Baca Lainnya