Menghitung KPA Ideal agar Terhindar dari Jeratan Cicilan

Selasa, 04 Agustus 2020 | 14:30
Jurnal.id

Ilustrasi-Menghitung KPA ideal agar terhindar dari jeratan cicilan.

IDEAOnline-Bila keinginan memiliki apartemen sudah tak terbendung lagi, kadang kita lupa akan keterbatasan keuangan yang dimiliki.

Tak jarang, kita pun memaksakan diri untuk memilih dan membeli apartemen di luar batas kemampuan keuangan.

Akibatnya, kesulitan untuk membayar cicilan apartemen per bulan melalui KPA siap menghadang di depan mata.

Bukan malah mendapatkan apartemen yang diidam-idamkan, yang ada justru kita dijerat hutang dan apartemen idaman pun melayang.

Bagaimana memastikan KPA yang diambil tidak akan membayakan kondisi keuanganmu?

Berapa sebenarnya cicilan ideal KPA yang harus dibayar?

Untuk mengetahuinya, Rini Sutikno, perencana keuangan dari MRE Financial & Business Advisory, menyarankan 3 langkah dasar yang bisa dilakukan agar terhindar dari masalah kesulitan membayar cicilan KPA.

Baca Juga: Berbagi IDEA Tips Aman Saat Membeli Rumah Secara Oper Kredit

Ilustrasi-Menghitung dengan cermat pendapatan dan pengeluaran agar KPA aman.

1. Pahami Penghasilan Bulanan

Supaya tak habis hanya untuk menutup cicilan apartemen, sebaiknya hitung dengan seksama penghasilan per bulan kamu.

Bila sudah berkeluarga dan keduanya bekerja, maka jumlahkan penghasilan kamu berdua.

Misalnya, pendapatan suami Rp6 juta/bulan dan istri Rp4 juta/bulan, maka total pendapatan (kotor) per bulan menjadi Rp10 juta.

Untuk yang berwirausaha, pendapatan per bulan bisa dihitung dari pendapatan rata-rata dalam 1 tahun terakhir.

Perlu diingat bahwa jenis penghasilan yang dipertimbangkan oleh bank itu bervariasi.

Namun, secara umum penghasilan yang rutin dan terjamin atau sudah pernah diterima secara rutin di masa lalulah yang diperhitungkan.

Sebaliknya, penghasilan yang tidak rutin atau sesekali saja seperti uang lembur, kemungkinan besar akan diabaikan.

Bank juga akan membutuhkan bukti tertulis (slip gaji terakhir, surat keterangan lama bekerja, kemudian fotokopi dari buku tabungan kamu selama 3 bulan terakhir) yang bisa memverifikasi penghasilan kamu.

Untuk mengecek kebenarannya, biasanya pihak bank akan langsung bertanya kepada perusahaan tempat kamu bekerja.

Baca Juga: Trik agar Pengajuan KPR Disetujui Bank, Tak Sekadar Penuhi Syarat Administrasi

The Astana Times
The Astana Times

Mengalkulasi secara cermat pengeluaran untuk tentukan cicilan KPA yang tepat.

2. Hitung Pengeluaran Rutin

Setelah menghitung total penghasilan per bulan, lanjutkan dengan menghitung pengeluaran rutin bulanan dan hutang-hutang berjalan yang kamu miliki.

Pengeluaran rutin mencakup biaya untuk memenuhi kebutuhan pangan, sandang, pendidikan, dan kesehatan.

Jika kamu memiliki hutang, jumlahkan semua angsuran hutang yang sedang berjalan termasuk bunganya.

Dengan adanya kewajiban pembayaran cicilan hutang bulanan, maka otomatis bank akan memasukkan sebagai pengeluaran rutin dan mengurangi jumlah pinjaman dan besar cicilan yang bisa diberikan berdasarkan penghasilan kamu.

Hal ini disebabkan kewajiban yang berjalan tadi mengurangi kemampuanmu dalam membayar cicilan hutang bulanan selanjutnya.

Baca Juga: Fakta: Milenial Bisa Beli Rumah Meski Tak Punya Pekerjaan Tetap, Dekat Stasiun Bisa Jadi Pilihan!

Membayar cicilan bulanan KPA seharusnya tak mengganggu pengeluaran rutin lainnya.

3. Hitung Cicilan Ideal

Untuk mengetahui berapa cicilan KPA yang ideal, kamu tinggal mengurangi pendapatan total per bulan dengan biaya rutin bulanan dan hutang yang sedang berjalan.

Lalu, hasil dari pengurangan tersebut, yang merupakan penerimaan bersih, dikali dengan 70 persen.

Angka 70%, menurut Visonia Gunawan, Consumer Load Service Officer Bank BTN (Bank Tabungan Negara) Kantor Cabang Jakarta Kebon Jeruk, merupakan rasio cicilan kredit maksimal yang aman bagi debitur.

“Itu standar umum. Besarnya 70 persen dari penerimaan bersih (take home pay),” katanya.

Di BTN standar itu diterapkan untuk penyaluran KPR dan KPA bersubsidi.

Rumus yang digunakan untuk menghitung cicilan per bulan adalah:

Cicilan Ideal KPA = 70% x (Pendapatan Total per Bulan – Pengeluaran Rutin Bulanan)

Sebagai gambaran, jika pendapatan suami + istri totalnya Rp10 juta/bulan, sedangkan pengeluaran rutin dan hutang yang sedang berjalan Rp7 juta/bulan, maka cicilan KPR/KPA yang ideal adalah 70% x (Rp10 juta – Rp7 juta) = Rp2,1 juta/bulan.

Angka Rp 2,1 juta merupakan jumlah angsuran pokok + bunga.

Selanjutnya, kamu tinggal mencari apartemen yang cicilan per bulannya tidak melebihi angka tersebut.

Bila 3 langkah dasar ini kamu ikuti, maka cicilan KPA jadi ringan dan apartemen idaman pun pasti di tangan!

Baca Juga: 3 Desain Apartemen Mikro di Bawah 30 Meter Plus Layoutnya, Kamar Tidur Bisa Sampingan dengan Dapur?

Moonworks

Ilustrasi- Merencanakan biaya yang dikeluarkan untuk KPA ideal.

Bisa Pakai Kalkulator Bank

Dengan mengetahui besar cicilan KPA per bulan, kini kamu pun bisa mengetahui tenor pinjaman (lama masa kredit) dan jumlah kredit yang mungkin diperoleh.

Caranya dengan mencocokkan jumlah cicilan per bulan pada tabel simulasi perhitungan KPR/KPA yang dikeluarkan oleh bank.

Atau, bisa juga menggunakan kalkulator bank.

Setiap bank menyediakan kalkulator atau simulasi KPR/KPA di situsnya.

Kamu tinggal memasukkan data yang diminta seperti nilai kredit yang diambil, uang muka, tenor KPR dan gaji per bulan.

Kalkulator akan menampilkan berapa kekuatan mencicil, maksimal harga rumah/apartemen yang bisa dibeli, minimal penghasilan yang disyaratkan, dan maksimal kredit yang bisa didapat.

Baca Juga: Berbeda dengan Landed, Inilah Konsekuensi Jika Tingga di Apartemen

#berbagiIDEA

Editor : Maulina Kadiranti