Ada Kasus Corona Covid-19 Disertai Peradangan Otak, Apa Sebabnya?

Selasa, 11 Agustus 2020 | 14:33
tribunnews

Ilustrasi pasien Covid-19

IDEAOnline-Pemindaian otak seorang pasien Covid-19 berusia 25 tahun menunjukkan bagaimana virus corona menginvasi dan mengubah sebagian area otak untuk sementara.

Dalam laporan kasus yang terbit di jurnal JAMA Neurology, dokter memaparkan bukti pertama yang menunjukkan perubahan otak in vivo karena virus SARS-CoV-2.

Perubahan di area otak inilah yang mengakibatkan anosmia atau kehilangan bau sebagai gejala dominan dari Covid-19.

Laporan kasus itu berdasar perawatan yang diberikan pada seorang ahli radiografi Italia berjenis kelamin perempuan.

Perempuan ini mulai mulai mengalami gejala terinfeksi virus corona SARS-CoV-2 setelah bertugas di bangsal Covid-19.

Awalnya dia mengalami batuk kering terus menerus.

Lantas kemudian berkembang menjadi tidak bisa mencium bau. Namun, tes di bagian hidung dan scan dada pada perempuan itu tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan.

Dia pun tidak mengalami demam dan gejala yang dikembangkan relatif ringan.

Tim dokter kemudian melakukan pemindaian Magnetic Resonance Imaging (MRI).

Hasilnya menunjukkan adanya peradangan di struktur saraf otak yang berhubungan dengan indera penciuman.

Baca Juga: Sulit Cium Bau adalah Gejala Covid-19, Terapi Ini Bisa Bantu Pemulihan

tribunnews

Ilustrasi simulasi perawatan pasien Covid-19.

Peradangan itu tanda infeksi virus.

Karena kehilangan penciuman merupakan salah satu gejala dari Covid-19, para dokter kemudian melakukan tes swab virus corona.

Benar saja, hasil tes swab menunjukkan perempuan itu positif terinfeksi SARS-CoV-2.

Pemindaian yang dilakukan 28 hari kemudian menunjukkan peradangan di otak.

Hal ini seiring dengan sembuhnya Covid-19.

"Sepengetahuan kami, ini adalah laporan pertama terkait perubahan otak in vivo pada pasien Covid-19 yang menunjukkan perubahan sinyal yang kompatibel dengan invasi virus di otak, khususnya di wilayah kortikal yang terkait dengan penciuman," tulis ahli dalam laporannya seperti dilansir IFL Science, Senin (1/6/2020).

"Berdasarkan temuan MRI, termasuk sedikit perubahan pada area penciuman, kita dapat berspekulasi bahwa SARS-CoV-2 mungkin menyerang otak melalui jalur penciuman dan akhirnya menyebabkan disfungsi penciuman asal sonsorineural," imbuh ahli.

Namun terkait spekulasi ini, ahli menekankan perlu adanya pengujian lebih lanjut untuk mengonfirmasi.

Baca Juga: Terungkap, Kenapa Anak Balita Berpeluang Tinggi Tularkan Covid-19

Prof. John Hardy, Profesor Neuroscience UCL yang tidak terlibat dalam penelitian mengatakan, perubahan sementara di area penciuman otak adalah sesuatu yang meyakinkan.

"Kami tahu dari penelitian sebelumnya bahwa beberapa orang yang memiliki infeksi SARS-CoV-2 dapat mengembangkan gejala neurologis dan kejiwaa," katanya kepada Science Media Center.

"Yang masih harus dilihat adalah sejauh mana gejala disebabkan oleh infeksi virus di otak itu sendiri, atau efek sekunder termasuk peradangan di otak yang dipicu oleh respon sistem kekebalan terhadap virus, dan pada orang lain stroke karena darah menjadi lebih mungkin membeku," imbuh dia. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ahli Temukan Peradangan di Otak Pasien Corona Covid-19, Kok Bisa?

#berbagiCerita

#berbagiIDea

Editor : Maulina Kadiranti

Sumber : kompas