Ketindihan Membuat Tidurmu Tak Berkualitas, Cari Tahu Penyebab dan Solusinya

Minggu, 30 Agustus 2020 | 20:00
Elena Elisseeva

Ilustrasi tidur.

IDEAOnline-Kualitas tidur akan berpengaruh pada kesehatan dan produktivitas kerja esok harinya.

Ada banyak hal dapat mengganggu tidurmu, mulai dari kondisi kamar, kebiasaan buruk sebelum tidur yang membuat kamu tak merasakan kantuk meski badan letih,atau fasilitas tidur seperti kasur dan perlengkapan lainnya.

Ada satu gangguan tidur lain yang bikin tidurmu tak berkualitas, yang sering dialami banyak orang, yaitu ketindihan.

Banyak orang Indonesia percaya penyebab ketindihan adalah ulah makhluk halus.

Ketindihan adalah istilah untuk menggambarkan kondisi tidur yang tiba-tiba terbangun, tapi bagian tubuh tidak bisa digerakkan seperti ditindih.

Karena sering kali disertai dengan halusinasi aneh, termasuk muncul sosok menyeramkan, gangguan tidur ini kemudian jamak diyakini terjadi karena ditindih makhluk halus.

Padahal, secara medis, fenomena ini dapat dijelaskan sebagai sleep paralysis alias kelumpuhan tidur.

Ketindihan yang terjadi pada saat tertidur dapat disebut sebagai hipnagogik atau predormital.

Sedangkan, ketika ketindihan terjadi pada saat bangun disebut sebagai hipnopompik atau postdormital.

Baca Juga: Empat Faktor Terkait Tidur Ini Pengaruhi Kinerja Kamu di Siang Hari

Pinterest

Ilustrasi tidur.

Penyebab ketindihan

Merangkum Medical News Today, untuk memahami penyebab ketindihan, ada pembagian fase tidur yang perlu diketahui terlebih dulu.

Tidur pada dasarnya dapat dibagi dalam empat fase, yakni tahapan tidur paling ringan (setengah sadar), tidur yang lebih dalam, tidur paling dalam, dan rapid eye movement (REM).

Fase tidur inilah yang bisa menjadi dasar proses terjadinya ketindihan atau kelumpuhan tidur.

Pertama, seseorang dari keadaan sadar (saat hendak tidur) akan beralih ke fase tidur paling ringan, tapi kemudian tiba-tiba langsung melompat ke fase REM (mimpi).

Dua tahap tidur pun terlewati, yakni tidur lebih dalam dan tidur paling dalam.

Gelombang otak alhasil tidak mengikuti tahapan tidur yang seharusnya karena kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur.

Kedua, otak mendadak terbangun dari tahap REM, sedangkan tubuh masih dalam keadaan tidur paling dalam.

Seseorang bisa merasa sangat sadar, tetapi tubuh tidak bisa bergerak atau digerakkan.

Otak yang tiba-tiba sadar pun dapat mengalami halusinasi, bisa jadi berupa bayangan menyeramkan di sekitar tempat tidur.

Bayangan itu bisa juga berupa cekikan di leher, tekanan pada dada, dan sosok menyeramkan yang menduduki tubuh, sehingga sulit bernapas.

Ketiga, seseorang akan merasa panik dan ketakutan adanya halusinasi tersebut.

Akan tetapi, tubuh yang masih dalam keadaan tidur paling dalam hanya bisa mengalami kesadaran di bagian tubuh atas, yakni mata dan telinga.

Sementara, tubuh bagian bawah terasa sulit digerakan.

Otak manusia masih terjaga, namun karena anggota tubuh sedang tidur, otak hanya dapat membuat indera tertentu terjaga, seperti mata yang masih dapat melirik dan telinga dapat menderngar.

Keempat, setelah beberapa menit terjadi kombinasi proses halusinasi dan tubuh tidak bisa digerakkan, biasanya akan ada sedikit rasa dingin yang menjalar dari ujung kaki ke seluruh tubuh.

Baca Juga: Ahli Syaraf Ini Bicara Tentang Manfaat Tidur, Restoratif dan Adaptif

matresshelp.org

Ilustrasi tidur.

Perlahan, ujung kaki atau tangan bisa digerakkan kembali dan halusinasi mengerikan menghilang.

Jadi, ketindihan secara sederhana dapat terjadi karena seseorang bangun di tengah fase REM dalam tidur.

Di mana, pada kelumpuhan tidur ini, transisi tubuh ke atau dari tidur REM tidak sinkron dengan otak.

Ketika bangun, otak sudah sadar, tetapi badan belum.

Kondisi ini yang kemudian menyebabkan badan terasa lumpuh sebagian.

Ketindihan bisa terjadi pada segala usia.

Tetapi kondisi yang pertama mungkin terjadi saat saat remaja.

Terdapat sejumlah faktor yang bisa memicu kelumpuhan tidur itu terjadi, di antaranya yakni: kurang tidur, jadwal tidur yang berubah-ubah atau tidak jelas, kondisi mental seperti stres atau gangguan bipolar, posisi tidur telentang, penggunaan obat-obatan tertentu seperti untuk ADHD.

Baca Juga: Penyimpanan di Kamar Tidur yang Tidak Pernah Terpikirkan, Ini Idenya!

Cara menghindari ketindihan

Melansir WebMD, kebanyakan orang tidak memerlukan pengobatan untuk kondisi kelumpuhan tidur atau ketindihan.

Mengobati kondisi yang mendasari seperti narkolepsi dapat membantu jika kamu sering merasa cemas atau tidak dapat tidur nyenyak.

Berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa dicoba sebagai cara mencegah ketindihan.

  • Memperbaiki kebiasaan tidur, seperti memastikan kamu tidur 6-8 jam setiap malam.
  • Menggunakan obat antidepresan jika diresepkan untuk membantu mengatur siklus tidur.
  • Mengobati masalah kesehatan mental yang dapat menyebabkan ketindihan.
  • Mengobati gangguan tidur lainnya, seperti narkolepsi atau kram kaki.
  • Coba posisi tidur baru jika kamu tidur telentang
  • Olahraga rutin Konsumsi makanan bergizi
Temui dokter jika kamu mengalami ketindihan secara rutin, sehingga membuat kamu tidak bisa tidur nyenyak. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Penyebab Ketindihan dan Cara Menghindarinya

#berbagiIDEA

Editor : Maulina Kadiranti

Sumber : kompas