Ternyata Infeksi Covid 19 Dapat Sebabkan Kerontokan Rambut, Begini Fasenya

Selasa, 16 Februari 2021 | 07:30
Kompas.com

Ilustrasi keramas.

IDEAonline -Di tengah pandemi Covid-19, banyak orang merasa sering mengalami stres dan bosan. Ingin jalan-jalan susah karena takut terkena virus corona.

Meski demikian, IDEA lovers tetap harus berjuang agar tetap bahagia dalam menghadapi pandemi Covid-19. Meski memang tak mudah.

Apalagi ternyata ahli menemukan jika stres di saat pandemi dapat akibatkan hal lain seperti kerontokon rambut. Simak di sini.

Baca Juga: Gempa Kembali Guncang Jepang, Ahli Jelaskan Kekuatannya Bahkan Membuat Orang Tak Bisa Berdiri atau Merangkak

Baca Juga: Alih-alih Ingin Bersih, Ternyata Pengering Tangan Justru Dapat Tularkan Virus Covid 19!

Rambut rontok

Penyebab kerontokan rambut sendiri bermacam-macam, namun ternyata infeksi Covid-19 juga bisa jadi pemicunya.

Dilansir dari kompas.com,Aktris asal Amerika Serikat, Alyssa Milano baru-baru ini mengunggah rambut rontoknya terkait Covid-19 di akun media sosialnya.

Survei yang dilakukan Natalie Lambert, PhD. dari Indiana University School of Medicine and Survivor Corps, kelompok pendidikan akar rumput untuk penyintas Covid-19, juga menemukan seperempat orang dengan gejala virus tersebut mengalami kerontokan rambut.

Mereka kemungkinan besar mengalami kondisi rambut rontok yang disebut telogen effluvium, dan siapa pun bisa mengalami kerontokan serupa meskipun tidak menderita Covid-19.

Telogen effluvium merupakan kondisi saat rambut berhenti tumbuh dan akhirnya rontok setelah stres parah atau peristiwa traumatis.

Kompas.com
Kompas.com

Ilustrasi-Isoman atau isolasi mandiri di rumah, minimalisasi berbagi ruang.

Dokter dermatologi Christine Shaver, M.D., dari Bernstein Medical Center For Hair Restoration telah melihat jenis kerontokan rambut ini pada orang yang menderita infeksi Covid-19.

Namun, ternyata banyak juga pasien yang sebenarnya tidak terinfeksi tetapi stres akibat pandemi.

Baca Juga: Gagal Nikah, Rumah Penyanyi Ini Mendadak Sepi Bak Tak Berpenghuni

Baca Juga: Tinggal di Hunian yang Dilengkapi Dengan Lift dan Ruang Tamu nan Luas, Ternyata Sahabat Raffi Ahmad Ini Dulu Pernah Jadi Tukang Ojek Payung!

"Meskipun infeksi virus corona adalah penyebab umum telogen effluvium, rambut rontok yang semakin banyak dapat terjadi akibat stres berat seperti kehilangan pekerjaan, kematian orang yang dicintai, atau perubahan besar dalam gaya hidup, seperti diet ketat atau olahraga ekstrem," kata Shaver.

Walau begitu, semua sumber stres itu terkait dengan pandemi Covid-19 yang hingga saat ini belum bisa ditangani.

Mengapa stres atau penyakit membuat rambut rontok?

Ketika tubuh mengalami hal-hal lain untuk difokuskan, seperti mengatasi stres ekstrem atau melawan penyakit, sebagian rambut IDEA lovers

memasuki fase istirahat agar tubuh dapat fokus pada tugas yang lebih penting.

Kemudian, di saat tubuh kita siap memulai kembali pertumbuhan rambut, pertumbuhan rambut baru tersebut dapat mendorong rambut lama.

Seringkali, rambut akan rontok tiga hingga enam bulan setelah memasuki fase istirahat.

Jadi, jika IDEA lovers mengalami kejadian besar pada hidup kita di bulan Maret, bisa jadi kita baru melihat efeknya di bulan Agustus.

Kompas.com

Ilustrasi-Isolasi mandiri atau isoman di rumah, perlu ventilasi rumah yang baik.

Banyaknya jumlah helai rambut yang rontok Kondisi telogen effluvium bukan hanya mengakibatkan belasan rambut jatuh.

Jumlah rambut yang rontok jauh lebih banyak, dan bisa terlihat di kamar mandi, sisir, atau bahkan di seluruh tempat di mana IDEA lovers duduk.

Baca Juga: Tinggal di Hunian yang Dilengkapi Dengan Lift dan Ruang Tamu nan Luas, Ternyata Sahabat Raffi Ahmad Ini Dulu Pernah Jadi Tukang Ojek Payung!

Baca Juga: Rumahnya Mendadak Sepi Padahal Harusnya Rencana Lamaran, Ayu Ting-ting Kekeh Batalkan Pernikahan?

"Biasanya, sekitar 15 persen rambut kita berada dalam fase istirahat. Selama telogen effluvium, ada proporsi rambut lebih tinggi yang dapat memasuki telogen sebelum waktunya dan bisa sampai 50 persen," kata Shaver.

Jumlah rambut yang rontok berbeda untuk setiap orang, namun ia mengatakan hal itu tergantung dari tingkat keparahan akibat stres.

Apakah rambut bisa tumbuh kembali?

Bagi kebanyakan orang yang mengalami kerontokan rambut sebagai respon terhadap stres, rambut akan kembali tumbuh.

"Setelah penyebab stres teratasi, maka rambut secara perlahan akan kembali ke siklus normalnya, dan pada akhirnya tumbuh dengan sempurna," ucap Shaver.

Perlu waktu satu hingga tiga bulan agar kerontokan rambut melambat atau berhenti, dan hingga dua tahun sampai rambut benar-benar kembali seperti semula.

"Sangat penting untuk bersabar karena telogen effluvium akan sembuh sendiri. Tapi penyebab stres lebih lanjut harus coba dikelola," katanya.

Meskipun tidak ada obat atau perawatan untuk telogen effluvium, ada baiknya menemui dokter kulit jika tiba-tiba IDEA lovers mengalami peningkatan kerontokan rambut.

#Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork

(*)

Tag

Editor : Maulina Kadiranti

Sumber kompas