3 Masalah Taman di Musim Hujan Paling Sering Terjadi, Cek Solusinya!

Selasa, 23 Maret 2021 | 13:15
tribunnews

Ilustrasi taman.

IDEAOnline-Merancang taman paling baik dilakukan di saat masa emas membuat taman, yaitu saat musim hujan.

Curah hujan dapat memperlancar proses penyiraman tanaman yang baru ditanam.

Cacing-cacing tanah juga sering muncul saat musim hujan, membuat tanah menjadi lebih gembur dan lebih baik.

Namun, musim hujan juga bisa mendatangkan masalah bagi taman, yakni ketika curah hujan sedang menapaki puncaknya seperti bulan Februari 2020 kemarin.

Nah, saat ini ketika curah hujan sudah berangsur berkurang, saatnya untuk bebenah taman.

Mengantisipasi 3 masalah utama yang sering terjadi di taman dan mengatasinya dengan solusi berikut ini.

Baca Juga: Kini Ongkang Kaki Jadi Ratu di Rumah Mewah Faisal Harris, Enggak Sangka Dulu Jennifer Dunn Sempat Tinggal di Hunian Sederhana Penuh dengan Kandang Burung

Baca Juga: Feng Shui Atur Letak Pancuran Air dan Bentuk Kolam di Taman, Cek Yuk!

Penyakit tepung yang disebabkan jamur akibatkan putih pada daun dan batang.

1. Jamur Penyebab Kebusukan Akar, Batang, dan Daun

Ketika sebuah tanaman yang biasanya bersifat lembap ditempa oleh air hujan berkali-kali, maka jamur bisa muncul di bagian-bagian tanaman tersebut.

Sifatnya yang menumpang hidup pada organisme lain, membuat jamur dapat menyebabkan tanaman tersebut layu dan mati.

Salah satunya, jamur Phytium Sp. yang dapat membuat akar tanaman membusuk.

Selain itu, ada pula jamur Fusarium oxysporium, yang ada di tangkai tanaman, sehingga mudah layu dan membusuk.

Selain pada akar dan tangkai, terdapat pula jamur Botrytis Sp. yang menyerang daun.

Muncul bercak-bercak di permukaan daun, lalu tersebar ke seluruh daun, dan akhirnya tanaman pun busuk.

Mengatasi jamur, solusinya adalah sebagai berikut.

Beri fungisida ke permukaan tanaman yang rawan terkena jamur.

Mengingat harga fungisida di pasaran cukup mahal, kamu bisa membuatnya sendiri.

Bahan-bahan yang kamu butuhkan pun cukup mudah ditemukan, antara lain bawang putih, temu ireng, temu lawak, umbi gadung, kencur, dan kunir putih.

Langkah pembuatannya pun cukup mudah.

Pertama, cuci bahan-bahan tersebut hingga bersih, lalu tumbuk halus satu per satu, hingga bisa dicampur. Rendam campuran tersebut dalam air bersih, lalu taruh dalam wadah tertutup.

Diamkan 3-4 hari, agar proses fermentasi terjadi.

Setelah itu, peras campuran tersebut, lalu saring hingga membentuk larutan.

Baca Juga: Ini yang Terjadi Saat Rendam Pisau di Dalam Minuman Bersoda, Ajaib!

Baca Juga: Focal Point Bikin Taman Makin Asyik Dinikmati, Ini Langkah Membuatnya!

Dok. Rumah

Lubang Biopori

2. Genangan dan Banjir yang Merusak Ekosistem Taman

Sistem drainase yang tidak baik dan lancar di taman menjadi penyebab utama genangan yang bisa berlanjut pada banjir jika tak segera diatasai.

Penyebab lainnya adalah, kondisi tanah yang tak mudah menyerap air merusak ekosistem taman.

Cara mengatasinya, buatlkah lubang biopori dan sumur resapan

Cara membuat biopori ini cukup mudah dan bisa kamu lakukan sendiri di rumah.

Pertama, buat lubang berbentuk silinder dengan kedalaman kurang lebih 1m, dengan jarak antar lubang sekitar 50-100 cm.

Isi lubang tersebut dengan sampah organik sebagai pupuk kompos.

Air pun akan mengalir, dan unsur hara tanah terpenuhi.

Baca Juga: Bingung Kenapa Freezer Kulkas Tidak Punya Lampu? Ini Alasannya!

Baca Juga: Percantik Carport dengan Lampu Jangan Asal Terang, Cahayai Bagian Ini!

www.imagui.eu
www.imagui.eu

Gulma mengganggu pertumbuhan tanaman, rajinlah menyiangi.

3. Tumbuhnya Gulma dan Ilalang

Turunnya hujan memang membuat tanah menjadi gembur, dan memungkinkan tanaman-tanaman di atasnya tumbuh subut.

Namun, tak hanya tanaman hias yang mendapatkan pasokan berlebih.

Gulma dan ilalang pun mendapatkan pasokan air yang serupa.

Otomatis, rumput-rumput liar tumbuh lebih pesat dari biasanya, dan bisa merusak estetika sebuah taman hunian.

Solusinya, ramput-rumput liar tersebut harus rajin disiangi. Paling tidak, seminggu sekali gulma dan ilalang tersebut harus sering dicabuti.

Setidaknya, agar taman terjaga kerapiannya.

Jika ramput tumbuh di carport, bukan di sela-sela tanaman, kamu dapat menaburkan garam agar gulma tidak tumbuh lagi.

Baca Juga: Berkebun Tanpa Limbah dengan Manfaatkan Barang Bekas, Ini Inspirasinya

#BerbagiIDEA

Editor : Maulina Kadiranti