Salah Pilih Waterproofing, Hasil Tak Maksimal dan Boros, Ini Tipsnya!

Jumat, 26 Maret 2021 | 19:45

Ilustrasi pengaplikasian waterproofing pada dinding.

IDEAOnline-Beragam jenis waterproofing dapat ditemukan di supermarket bahan bangunan.

Ternyata, perbedaan jenis ini sesuai dengan peruntukannya dalam mengatasi bocor.

Nah, begini cara memiih waterproofing yang tepat untuk mengatasi bocor.

Bahan dasar waterproofing itu berbeda-beda, ada cement based, akrilik, dan polyurethane (PU).

Baca Juga: Dulu Miliki Karir Gemilang Sebagai Ratu Sinetron, Kini Artis Cantik Ini Harus Rela Berjualan Baju hingga Bisa Bangun Rumah Mewah untuk Sang Anak

Cement based umumnya terdiri atas dua kompenen, cairan dan bubuk yang mirip semen, sementara akrilik dan PU umumnya terdiri dari satu komponen dan bentuknya menyerupai cat.

Masing-masing waterproofing tersebut memiliki fungsi yang berbeda.

Baca Juga: Atasi Bocor dan Rembes? Ini Cara agar Waterproofing Melekat Terus

understandconstruction.com
understandconstruction.com

Ilustrasi membran waterproofing yang jadi solusi cegah bocor di area atap beton.

Karena itu, untuk menentukan waterproofing mana yang harus dipakai, pastikan dulu di mana area yang akan diatasi berada.

Baca Juga: Ikhlas Panas-panas Berjualan Telur Hingga Roti, Ternyata Raul Lemos Tak Miliki Kekayaan Secara Instan, Pantas Bisa Bangun Hunian Mewah Seharga Rp 10 Miliar

Untuk area yang digenangi air, seperti kamar mandi, kolam renang, atau kolam ikan, gunakan waterproofing cement based.

Sementara, untuk area yang terekspos matahari langsung, seperti genting, nok, dan dinding luar, gunakan waterproofing berbahan dasar akrilik.

Karena bahan dasarnya semen, waterproofing cement based sebaiknya tidak digunakan untuk area yang langsung terekspos sinar matahari seperti dak yang tidak diplester, nok, dan sebagainya.

Baca Juga: Cara Praktis Atasi Kolam Ikan Koi yang Bocor, Lakukan Langkah Ini!

damtitewaterproofing.com
damtitewaterproofing.com

Bahan waterproofing yang dipilih harus sesuai dengan kebutuhan dan berkualitas baik.

Jika memaksa menggunakannya, waterproofing tidak bisa berfungsi maksimal karena jenis ini mudah retak.

Dari segi harga, akrilik relatif lebih mahal dibanding cement based.

Di pasaran, untuk 20kg waterproofing akrilik, harganya sekitar Rp700.000, sementara, kalau cement based, untuk 25kg harganya sekitar Rp300.000.

Namun, lagi-lagi, jangan lihat harganya, namun lihat fungsinya.

Jika menggunakan waterproofing jenis cement based, dianjurkan untuk melakukan dua kali pelapisan, dan diaplikasikan secara menyilang (lapisan pertama dan kedua berbeda arah sapuan).

Sementara waterproofing akrilik, boleh diaplikasikan sekali dengan arah yang lebih bebas.

Baca Juga: Dinding Fasad Rusak karena Sinar UV dan Air? Ini Material Pelindungnya

#BerbagiIDEA

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya