IDEAOnline-Sejak kecil kita sudah sering mendengar, tertusuk benda berkarat bisa berakibat tetanus.
Kini, kita makin sadar bahwa tak hanya tertusuk paku, tapi benda-benda seperti pagar, peralatan memasak, dan benda lainnya yang mengandung unsur logam seperti besi, seng, dan aluminium, bila berkarat akan membahayakan keselamatan keluarga.
Wah, dekat sekali benda-benda itu dengan hidup kamu sehari-hari bukan?
Mewaspadai terjadinya karat adalah cara paling tepat mengantisipasi atau mencegah datangnya penyakit tetanus dan penyakit lainnya yang disebabkan karat.
Penyebab Karat
Karat atau korosi biasanya menyerang benda-benda yang mengandung unsur besi (Fe).
Proses pengaratan pada besi terjadi karena besi teroksidasi oleh air yang mengandung oksigen (O2) sehingga lambat laun akan menimbulkan karat.
Selain itu, lingkungan juga menjadi faktor penting dalam proses kerusakan besi (karat), salah satunya adalah polusi dan debu.
Nah, benda yang berkarat akan membuat unsur penyusunnya ini rusak dan lapuk, sehingga mudah rapuh dan bersifat racun.
Bahaya dari sisi konstruksi bangunanadalah masalah keamanan.
Bayangkan bila tangga kamu disusun dari material yang mudah berkarat, tentu akan cepat ambruk.
Selain itu, karat juga membuat penampilan hunian menjadi tidak indah, utamanya bila karat terjadi pada pagar yang merupakan etalase sebuah hunian.
Baca Juga: Hilangkan Karat pada Peranti Dapur dan Bangunan Besi, Pakai Lemon!
Baca Juga: Tips Bersihkan Sarang Laba-laba di Rumah, Ini Tandanya jika Berbahaya
Pembawa Kuman Tetanus
Dokter Arum Ambarsari, dokter umum, mengatakan bahaya benda berkarat yang paling utama adalah sebagai pembawa penyakit tetanus.
Benda berkarat akan mudah menjadi rumah bersarang bagi kotoran yang mengandung bakteri, sehingga berbahaya bagi kesehatan.
Salah satu bakteri yang menyerang benda berkarat adalahClostridium tetani.
“Benda berkarat akan menjadi sarang kuman dan kotoran. Khususnya kumanClostridium tetani, kuman yang banyak ditemukan pada benda berkarat,” ujar Dokter Arum.
Baca Juga: Jika Rumah Kena Pelebaran Jalan dari Pemerintah, Apa Konsekuensinya?
Mikroorganisme ini merupakan kuman berbentuk batang berspora yang dapat hidup tanpa adanya oksigen (anaerob).
Saat terluka, Clostridium tetani akan mengeluarkan racun yang akan masuk ke pembuluh darah dan menimbulkan gejala tetanus.
Penderita yang terinfeksi kuman ini awalnya akan sakit kepala, gelisah, kemudian mengalami kejang otot yang diikuti dengan kekakuan otot pada seluruh tubuh.
Penderita biasanya akan mengalami kejang dengan rahang tertutup (lockjaw) dan punggung melengkung serta sulit bernapas.
Baca Juga: Tak Semua Aman, Inilah Cara Memilih Wadah Makanan dari Bahan Plastik
Bahaya Bila Termakan
Benda berkarat tidak hanya berbahaya saat terkena luka dangkal maupun dalam, karat juga berbahaya bila secara tidak langsung kamu konsumsi.
Ya, mungkin saja kamu tidak sadar telah menggunakan peralatan makan atau memasak yang sudah berkarat.
Dokter Arum menghimbau untuk selalu waspada dan menggunakan peralatan yang steril, terlebih untuk dikonsumsi ke dalam tubuh.
Karat yang masuk ke dalam tubuh akan menyebabkan bahaya jangka panjang, karena material karat akan masuk ke dalam tubuh secara sedikit demi sedikit.
Baca Juga: Ide Ranjang Bunk Bed untuk Pemilik Rumah yang Miliki Anggota Keluarga Banyak, Engga Usah Repot Lagi!
Karat akan menumpuk dan terdeposit di organ ginjal dan usus, sehingga lambat laun akan menyebabkan kerusakan pada kedua organ tubuhtersebut.
Bila kamu menemukan ada peralatan makan yang sudah berkarat, sebaiknya segera singkirkan.
Toh, mencegah lebih baik daripada mengobati.
Baca Juga: Sering Digunakan di Dapur, Ini Fakta dan Cara Rawat Produk Antilengket
Pencegahan Tetanus
Bila terkena luka dari benda karat sebaiknya segera bawa ke pusat medis terdekat, untuk memastikan kedalaman luka.
Bila dipastikan luka tidak terlalu dalam, kamu bisa cukup membersihkan dan memberikan obat luka.
"Bila pada anak kecil, biasanya luka goresan akan lebih dalam sehingga harus segera ditindaklanjuti. Namun, mencegah tetanus akan lebih efektif bila dilakukan sejak dini, yakni dengan melakukan vaksinasi atau imuninasi secara rutin. Langkah pencegahan ini akan memberikan sistem kekebalan tubuh yang lebih baik kelak,” ujar dokter Arum.
Baca Juga: Pasca Banjir Jangan Sampai Terjangkit Leptospirosis, Ketahui Gejalanya
#BerbagiIDEA