IDEAOnline-Lamanya masa berdiam diri di rumah selama pandemi, selain memunculkan berbagai cara hidup baru yang positif, ternyata juga dapat berefek negatif.
Kondisi tak nyaman, gelisah, turunnya motivasi, mudah tersinggung, mudah putus asa, sulit konsentrasi, pola tidur tak teratur dan sulit bangun dari tidur adalah sederet kejadian yang banyak dialami di saat pandemi ini.
Dikutip dari situs www.ui.ac.id kejadian seperti ini disebut sebagai cabin fever, suatu keadaan yang menimpa seseorang yang merasa tidak nyaman di rumah (karena sebab-sebab tersebut)
Baca Juga: Ternyata Tepung Terigu Bisa Angkat Minyak Bandel di Kompor, Nyesal Baru Tahu Sekarang!
Cabin fever oleh dr. Gina Anindyajati, SpKJ, dari Departemen Psikiatri FKUI-RSCM, mengatakan, meski sudah mulai populer untuk mendefinisikan kondisi tidak nyaman yang berkaitan dengan keadaan berdiam diri di rumah untuk jangka waktu yang lama, cabin fever sebenarnya tidak ada di pedoman diagnostik gangguan jiwa.
Mneurut gina, cabin fever tidak bisa dimasukkan sebagai suatu gangguan kejiwaan.
Secara perilaku, orang dengan cabin fever bisa mengeluh sulit untuk fokus terhadap hal yang dikerjakan, restless (tidak bisa diam, mondar mandir, fidgeting).
Selain itu gejala lain adalah lemah lesu, sulit percaya pada orang di sekitar, tidak sabaran, merasa sedih dan depresi untuk waktu yang lama.
Gejala bisa beda-beda tiap orang dan hanya dokter profesional yang bisa melakukan diagnosa akurat atas keadaan mental seseorang.
Baca Juga: Isi Waktu di Rumah Saja, Ajak Anak Memasak Bersama, Lakukan Tips Aman Ini!
Bagaimana bisa kena cabin fever?
Dr Gina menjelaskan, asal muasal cabin fever sebenarnya bisa berasal dari kurang aktifnya seseorang ketika harus menjalani isolasi di rumah sehingga akhirnya merasa bosan.
Seseorang akan rentan mengalami cabin fever ketika mereka tidak melakukan apa pun di rumah.
Mungkin awalnya seseorang menganggap bekerja di rumah (working from home/WFH) semasa pandemi virus corona layaknya liburan.
Sehingga bawaannya leyeh-leyeh, santai-santai.
Padahal kalau ini dilakukan dalam jangka waktu lama, akan membuat perasaan mudah bosan dan terjebak dalam cabin fever.
Cara Mengatasi
Agar tak terjebak cabin fever, beberapa tips diberikan dr. Gina, sebagai berikut.
1. Jadwalkan rutinas sehari-hari dan patuhi.
Bekerja dari rumah bukan alasan untuk bermalas-malasan.
Buatlah rutinitas yang bisa menjaga jadwal sehari-hari.
Misalnya, tetaplah bangun atau mandi di pagi hari, supaya tubuh dan pikiran tetap terjaga.
Buatlah jadwal rutinitas meski sedang berada di rumah.
Jika kamu harus bekerja atau belajar dari rumah maka buatlah jadwal bekerja atau belajar harian.
Tentukan kapan waktu bekerja, waktu beres-beres rumah sampai waktu tidur.
Patuhilah jadwal tersebut dan anggap sedang menjalani hari biasa.
2. Ciptakan rutinitas dan hobi baru.
Jika sudah melkaukan rutinas sehari-hari tetapi kamu merasa masih punya banyak waktu luang, saatnya menciptkan rutinitas dan hobi baru yang menyenangkan.
Misalnya, membuka jendela, merangkai bunga untuk diletakkan di dalam rumah, berkebun sayur atau menenam tanaman hias, yang semuanya dapat mengobati kerinduan akan dunia luar.
Baca Juga: Kokedama, Berkebun Murah dengan Media Lumut, Lahan Sempit jadi Asri
3. Jadwalkan tataulang rumah dan bersih-bersih secara berkala.
Kamu bisa jadwalkan ini dengan menentukan bagian rumah tertentu untuk ditata pada hari-hari yang kamu tentukan sendiri.
Hal ini bisa dilakukan dengan mengubah penataan perabot, menambahkan aksesori atau dekorasi menggunakan barang-barang koleksimu yang selama ini hanya tersimpan di lemari.
Untul menambah semangat kerja atau belajar kamu, buat pojok kerja atau pojok belajar yang menarik, mengganti seprai dan sarung bantal, atau dengan mengganti warna cat dengan warna baru.
Baca Juga: Hilangkan Serangga Cukup dengan Bahan Alami yang Ada di Rumah, Gausah Semprot Obat Kimia Lagi!
Baca Juga: Hilangkan Serangga Cukup dengan Bahan Alami yang Ada di Rumah, Gausah Semprot Obat Kimia Lagi!
4. Tetap aktif.
Tetaplah aktif secara fisik dan mental.
Usahakan untuk melakukan olahraga di dalam rumah.
Pakar dari PPDS Kedokteran Olahraga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)dr Andhika Raspatimenyarankan agar memilih olah raga dengan intensitas rendah sampai sedang dengan durasi maksimal 45 menit.
Olah raga bisa sepeda, jalan cepat, jogging santai, senam zumba, dan lain sebagainya, tergantung keterlatihan dan kebiasaan kamu.
5. Tetap terhubung
Jauhkan rasa kesepian.
Lakukan kontak yang reguler dengan orang-orang terdekat , saling bertukar kabar dan cerita lewat platform digital.
Saling berbagi cerita juga menjadi cara meringankan beban satu sama lain di kondisi yang sulit seperti ini.
Baca Juga: Inpsirasi Makeover Kamar Anak dengan Tiga Pilihan Tema Warna
#BerbagiIDEA