IDEAOnline-Meski selera dan kebutuhan setiap orang berbeda, namun ada beberapa hal umum yang bisa jadi panduan dalam memlih lokasi, salah satunya yang strategis (aksesnya dekat dan mudah).
Pertama, pilih lokasi rumah yang jaraknya tak terlalu jauh dengan aktivitas sehari-hari, bahkan dekat dengan tempat kerja dan sekolah anak-anak.
Baca Juga: Pantas Tak Awet, Jangan Lagi Simpan Saus Sambal di Dalam Kulkas, Ini yang Akan Terjadi!
Namun jika tempat kerja di dalam kota dan tidak memungkinkan membeli rumah di kawasan perkotaan karena harga yang melangit, maka pertimbangkan hal kedua ini.
Pilih lokasi yang mudah mengakses tempat kerja dan sekolah dengan berbagai alat transportasi.
Semakin mudah menjangkaunya dengan alat transportasi seperti KRL, angkotan kota, dan shuttle bus, semakin layak diperhitungkan.
Nah, bagaimana mengidentifikasi lokasi tersebut? Cermati berbagai media promosi (brosur, maket, peta, dll) dan pastikan itu menceminkan kondisi sebenarnya dengan melihat dan menengok kondisi sebenarnya.
Lakukan survei tidak hanya sekali.
Lihatlah situasi rumah dan perumahan dalam berbagai kondisi dan waktu.
Misalnya, di pagi, siang, sore, atau malam hari.
Ini akan memberi gambaran yang komplit tentang aktivitas perumahan.
Tambah survei di hari berbeda, misalnya di hari Minggu dan hari libur.
Hal ini untuk mengukur seberapa padat arus lalu lintas dan seberapa banyak tempat bagi warga perumahan menghabiskan waktu di hari libur.
Ini juga untuk mengukur seberapa rukun kehidupan antarwarga di perumahan itu.
Catat waktu tempuh untuk setiap tujuan sehingga jam-jam sibuk yang berpotensi terjadi kemacetan dapat diketahui dengan pasti agar dapat disesuaikan dengan aktivitas keluarga.
Baca Juga: Beli Rumah Jadi, Bangun Sendiri, atau Custom Home, Ini Untung Ruginya!
Kedua, pilih lokasi yang sehat.
Ukuran rumah yang sehat adalah kualitas air dan udara.
Ada beberapa lokasi perumahan yang tadinya berupa rawa-rawa atau sawah yang berakibat besar pada kualitas air dan kekuatan pondasi tempat rumah berdiri.
Sehat juga diukur dari kualitas bangunan.
Cari informasi sebanyak mungkin lewat teman, orang sekitar atau beberapa penduduk yang sudah menempati daerah tersebut.
Tidak cukup hanya melihat rumah contoh saja.
Lihatlah ke lokasi pembangunan dan bagaimana cara pengembang membangun rumah.
Selain sebagai referensi sebelum membeli, survei ini berguna untuk persiapan merencanakan pembenahan nantinya pada rumah yang akan dibeli.
Jangan datang hanya ketika hari panas, tapi juga saat hujan.
Pada saat hujan kamu akan diketahui sistem drainase perumahan dan kekuatan genting dan atap menahan curah hujan.
Baca Juga: Bunga Rendah Cicilan Ringan, KPR FLPP Berbeda dengan KPR Biasa
Ketiga, pilih lokasi yang aman.
Keamanan dan kebersihan rumah dan perumahan juga masuk dalam pertimbangan memilih lokasi.
Rawan pencurian dan masalah sampah sering menjadi problema yang tak terpikirkan pada awalnya.
Selain itu, tataguna lahan, adalah salah satu yang jarang dikonfirmasi ke pihak pengembang pada awal membeli.
Tanyakan pada pengembang apakah keamanan perumahan dikelola pengembang atau penduduk sekitar.
Juga cermatilah soal sampah, apakah dikelola dengan baik oleh pengembang atau justru pemulung yang berseliweran ke luar masuk kompleks.
Tanyakan ke pengembang apakah lahan memang dialokasikan untuk perumahan dan apakah mungkin berubah?
Mintalah surat resmi yang kuat secara hukum.
Nah, Idealovers jangan malas untuk melakukan ini, karena rumah yang sudah terbeli tak akan bisa dikembalikan dan akan digunakan dalam waktu yang lama, bahkan seumur hidup.
Baca Juga: 7 Pertimbangan Memilih Bank Penyalur KPR, Jangan Tergiur Promo!
#BerbagiIDEA